part thriteen of siblings

3.8K 389 17
                                    

Jungkook bangun terlambat hari ini karena efek obat yang baru saja perawat berikan pada jam 5 pagi sebagai antinyeri untuknya. Dalam tidurnya itu dia tidak menyadari kalau Yoongi sudah rampung untuk membersihkan tubuhnya sesaat setelah dia terlelap kembali, bahkan Yoongi sudah menyiapkan sarapan pagi untuk bayi kecilnya itu.

Yoongi akan meninggalkan pekerjaan dan kuliah musiknya untuk merawat Jungkook, ya setidaknya sampai dokter mengatakan kemajuan kalau adiknya tidak perlu bedrest lagi.

Wajah imut yang selalu Yoongi idolakan itu masih terlelap meski jarum jam sudah di angka jam 9 tepat itu berarti sudah 5 jam Jungkook tertidur. Obat itu memang luar biasa, pikirnya.

Dengkuran halus itu masih bisa Yoongi dengar dengan telinganya yang tajam di tengah kesunyian ruangan Jungkook. Sebenarnya tidak banyak yang dia lakukan, Yoongi bahkan juga bisa tidur ketika Jungkook sedang terlelap, tapi itu bukan Yoongi namanya. Kakak dari pemuda yang memiliki gigi kelinci itu lebih memilih untuk duduk tenang dan selalu bersiap jika sang adik memerlukan sesuatu.

Yoongi masih mengusap lembut punggung tangan Jungkook dengan sayang sampai dering dari ponsel Yoongi menginterupsinya.

"Ada apa Hopie?"

"Aku dengar dari Taehyung kalau Jungkook masuk rumah sakit, benar?"

"Jatuh dari tangga"

"Taehyung dan aku akan segera kesana, masih jam besuk kan?"

"Hm"

Sambungan ponsel itu diputus sepihak oleh Yoongi tanpa mengucapkan apapun pada teman karipnya itu. Setelahnya ketukan pintu yang pelan kembali menyapa gendang telinganya dan membuat dirinya memutar kepalanya untuk melihat siapa yang akan datang.

Mama.

"Istirahatlah", ibu dua anak itu mengusap bahu kanan Yoongi dengan lembut. Hatinya sedikit tercubit karena dia yakin kalau putra pertamanya itu pasti sudah sangat lelah dan itu sangat terlihat dari kantung matanya yang menghitam. "Kamu bisa sakit, Yoongi"

"Tidak ma, mama tidak perlu mencemaskan aku"

Nyonya Min kini hanya bisa menarik nafas yang entah karena kesal atau terlampau mengerti dengan karakter dari sulungnya. Kemudian tanpa menunggu waktu lagi dia mendekat pada putra keduanya yang masih terbuai dalam mimpi lalu mengecup kening Jungkook cukup lama. Ibu dua anak itu sedang merindukan kekehan putranya yang kini tengah lelap disertai dua gigi kelincinya yang terlihat.

"Apa Jungkook selalu semanis ini Ma jika dia tidur?"

Pertanyaaan dari Yoongi itu membuat Nyonya Min memainkan bola matanya sembari mengingat kebiasaan Jungkook yang Yoongi pertanyakan itu.

"Jungkook tidak akan senyaman ini ketika tidur dirumah sakit, dia bisa tidur nyenyak seperti sekarang karena kamu disampingnya. Mungkin begitu, Nak"

Sadar atau tidak justru jawaban itu membuat hati Yoongi makin merasa menyesal. Yoongi dapat mengambil kesimpulan bahwa Jungkook bukan hanya satu dua kali menjadi tahanan rumah sakit. Yoongi tidak suka.

"Apa mama juga ikut setuju Jungkook berbohong soal kondisinya padaku?"

Nyonya Min hanya bisa terdiam karena merasa tertohok dengan pertanyaan dari putranya sendiri. Dia tidak bisa menjawab karena rasa bersalahnya, terlampau paham dengan pembelaan apapun yang salah akan tetap salah dimata putra sulungnya itu. Yoongi adalah orang yang mutlak tanpa bisa digoyahkan prinsipnya.

"Aku kakaknya, Ma. Aku juga punya hak untuk tau kondisinya. Aku berada dijauh saat itu, tidak bersamanya, lalu aku juga harus tidak tau apa-apa tentangnya"

Siblings (YoonKook Story) || CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang