17. Tomodachi - Erena dan Dullander

46 5 1
                                    

Griffin Dullander.

Sejak pertama kali Erena melihatnya, gadis itu dapat merasakan jika aura Dullander selalu suram entah apa penyebabnya.

Sama seperti dirinya.

Sebenarnya Erena ingin menjadikan Dullander sebagai temannya, tapi mungkin agak sulit.

Dullander memiliki aura yang gelap, seakan dia sedang depresi.

Sebenarnya apa yang selalu dia pikirkan?



~~~



"Selamat pagi!" sapa Monight pada Starlight saat mereka bertemu dalam perjalanan menuju ke sekolah.

Kemudian Dullander, Sundest, dan Galaxy ikut bersama mereka berdua. Sudah hampir setiap hari kelima sahabat itu berangkat ke sekolah bersama.

Topik pembicaraan mereka biasa saja, mereka hanya membicarakan tentang cuaca atau materi yang terakhir mereka pelajari.

Tanpa sengaja, mereka melihat sosok gadis yang sangat mereka kenali sedang berjalan bersama seorang pemuda yang memakai seragam sekolah yang berbeda.

"Eh, bukannya itu Erena-chan?" tukas Monight.

Mereka jadi agak memperhatikan mereka. Ternyata benar, itu memang Erena.

"Tapi siapa cowok yang bareng sama Erena-chan?" tanya Starlight.


"Sampai jumpa nanti, Fyodor." kata Erena sebelum pemuda Rusia itu meninggalkannya.

Erena dibuat kaget saat tiba-tiba Starlight muncul dari belakang punggungnya.

"Pagi Erena-chan!" sapa Starlight dengan ceria seperti biasa.

"Pagi, Starlight-chan." Erena balas menyapa.


Tanpa basa-basi, Monight langsung saja menanyakan siapa pria yang berjalan bersamanya tadi.

"Jangan-jangan cowok yang mukanya pucat tadi itu pacarnya Erena-chan?!" tanya Monight heboh.

"Jangan asal bicara! Erena-chan kan udah sama Isogai-san!" Starlight menanggapi pernyataan Monight yang tiba-tiba.

Erena sweatdrop. Susah ya, jadi gadis populer yang sering mendapat pernyataan cinta dari murid laki-laki.

"Bukan, yang tadi itu tetanggaku." kata Erena. Dan dia mulai menceritakan tentang tetangga barunya yang berasal dari Rusia, Fyodor Dostoyevsky.




~~~




Erena tidak dapat berpikir jernih. Sosok Dullander terus berada di pikirannya.

'Kalau aku mengajaknya berteman, apa dia mau menjadi temanku?' batin Erena.

Suara bel istirahat langsung membuyarkan lamunan Erena.



Gadis bermarga Asaka itu sudah berjanji dengan Starlight dan para sahabatnya untuk makan bersama di kantin. Pada saat itu Dullander sedang tidak ada karena sedang ke toilet.

"Minna-san, ada yang mau kutanyakan selagi Griffin-kun tidak ada."

Mereka berempat langsung memperhatikan Erena.

"Bisakah kalian ceritakan tentang Griffin-kun?"

Mereka berpandangan selama beberapa saat. Kemudian Starlight mulai angkat bicara.

"Sundest, ceritakanlah. Kamu yang paling tahu soal itu."

Sundest mengangguk, lalu mulai menceritakan tentang Dullander.


"Dullander itu orang yang baik, tapi masa lalunya tidak bisa dia lupakan. Dia juga selalu menyembunyikan masalahnya." Sundest mulai bercerita.

"Lalu, apa dia pernah dibully dulu?" tanya Erena tiba-tiba.

"Dulu iya, dia dibully oleh teman dekatnya sendiri." sahut Sundest.

Erena kaget, sampai-sampai sumpit yang dipegangnya hampir jatuh.

"Kedua orangtua Dullander sudah tiada, dan dia tidak punya saudara kandung sama sekali." Sundest melanjutkan ceritanya.

Erena terdiam sejenak. Kalau sudah begini, bagaimana caranya menjadikan Dullander sebagai temannya juga?



~~~



Erena pulang sendiri waktu itu. Tapi saat akan pulang, Monight menghampirinya.

"Erena-chan! Katanya Dullander mau jadi temanmu."

Yang dikatakan Starlight barusan berhasil membuat Erena terkejut. Akhirnya Erena mendapatkan teman baru lagi.

Mendapatkan teman baru memang menyenangkan bagi Erena, tapi hal itu juga merupakan tanda bahaya bagi dirinya dan teman-teman barunya.






Bersambung

Musician [TAMAT]Where stories live. Discover now