12. Perjalanan

3.1K 202 1
                                    

"Huh capekk"

Kei duduk di bawah pohon rindang yang ada di hutan itu. Mereka sudah berjalan selama tiga jam namun tak menemukan apa yang mereka cari. "Masih jauh kah?"

Kei menoleh, menatap Aurora yang memijat kakinya pelan. Di tatapinya mereka satu persatu kemudian beralih menatap jajaran pohon yang ada. Ia mengarahkan sorot senter memutari sekeliling

"Seharusnya kita sudah sampai dari tadi" gumam Kei yang masih memandang sekeliling

"Memang rumahnya di mana Kei?" tanya Jennie "hari sudah semakin pagi"

"Benar Kei, kita bisa di skors kalau ketahuan tidak ada di asrama semalaman" sahut Aurora

"Kalian kembalilah" titah Kei tanpa menoleh "aku akan mencarinya sendiri" lanjutnya dan berdiri

"Kau gila?!" sentak Jennie "kita sudah sejauh ini dan kau menyuruh kami pulang. Aku tidak akan meninggalkanmu sendiri"

Kei memandang Jennie kemudian beralih pada Aurora dan Mery "baiklah, ayo kita jalan lagi kalau begitu" ucap Kei dan memimpin perjalanan kembali

Sesekali ia melirik kanan kiri, sejak tadi ia mendengar suara ketukan sebenarnya. Namun ia memilih diam dan tak memberi tahu sahabatnya, tak ingin mereka panik.

"Kau merasakannya Kei?" Kei menoleh dan memandang Jennie dengan kening mengernyit "seperti ada yang mengawasi kita"

"Kau juga merasakannya?" tanya Kei tak percaya dan Jennie pun mengangguk membenarkan

"Siapa mereka Jen?"

Jennie memandang Mery, ia tahu bahwa gadis itu merasakannya dan juga membaca fikirannya. Terlebih kekuatan gadis itu semakin tinggi. Ia bisa membaca aura yang ada di sekitarnya "entahlah"

"Auranya gelap, mencekam" lanjut Mery pelan yang tak dapat di dengar oleh teman-temannya

"Mereka hanya mengawasi" ucap Kei membuka suara. Ia kembali memandang tiga sahabatnya "kita hanya perlu mengikuti permainan mereka dan akan baik-baik saja"

"Apa kau yakin?" tanya Aurora dan di balas anggukan olehnya "baiklah, tuntun kami kalau begitu"

Mengangguk, ketiganya pun berjalan di tuntun oleh Kei di depannya. "Sepertinya kita sudah melewati tempat ini"

Celetukan itu mampu membuat Kei berhenti, ia memandang sekeliling. Dan benar saja, mereka kini telah kembali ke tempat mereka beristirahat tadi "sebenarnya aku mendengar suara ketukan dari tadi" Kei berucap pelan, masih mengawasi sekeliling "tapi aku tak mengikuti suara itu"

"Kenapa, mungkin suara itu bisa menuntun kita ke rumah Clou" sahut Aurora yang diangguki oleh Mery

"Aku tak mendengar suara ketukan Kei" ucap Jennie "tapi, aku merada bahwa kita sejak tadi di awasi"

"Aku juga merasakannya sejak terakhir kali kita berhenti" ucap Mery "auranya sangat gelap dan pekat"

"sepertinya hanya aku yang tak merasakan apa pun" ucap Aurora yang mengundang tatapan ketiganya "hanya saja, aku merasakan aura teleportasi di sini"

"Bagaimana kalau kau ikuti saja suara ketukan itu Kei, siapa tahu kita bisa menemukan rumah Clou" saran Mery

"Baiklah, mari kita coba" jawab Kei dan kembali ia menuntun perjalanan. Tak butuh waktu lama, tiga puluh menit mereka berjalan dan akhirnya mereka pun berhenti di depan sebuah rumah sederhana

"Ini rumahnya?" tanya Mery dan diangguki oleh Kei "lebih baik kita masuk, sebentar lagi fajar"

"Aku rasa tidak akan baik jika kita masuk" ucap Kei pelan namun masih dapat di dengar oleh ketiganya

"Besok kita harus sekolah, lebih baik kita beristirahat di sini saja dulu" ucap Mery "baiklah, ayo masuk"

Kei memimpin di depan. Ia pun menunjukkan kamar tempat ia pernah menginap di rumah itu. "Istirahatlah di sini" ucapnya dan berlalu keluar

"Aku rasa di sini tak aman" ucap Aurora mengeluarkan pendapatnya "apa kalian tidak lihat pintu utama tadi, seperti habis di dobrak?"

Jennie dan Mery saling pandang kemudian mengangguk kecil. "Tapi tenaga kita sudah habis untuk kembali ke asrama"

"Ada baiknya kitq istirahat sekarang, agar tenaga kita cepat pulih" ucap  Jennie dan keduanya mengangguk. Mereka pun merebahkan diri mereka di kasur sedangkan Jennie ia masih duduk di sofa kamar itu. Ia memandangi pintu kamar, mencari keberadaan Kei di sana "Kei kemana ya?"

Beranjak, Jennie pun berjalan menuju pintu kamar. Saat ia membuka pintu yang ia temukan adalah Kei yang ada di depannya dengan senyum kecil "hai kak Jen"

"Astaga Kei kau mengagetkanku!" pekik Jennie pelan dan Kei hanya terkekeh. Ia pun menghela Jennie masuk ke dalam kamar dan menguncinya. Jennie yang melihat itu pun hanya bisa menatap heran "ada apa Kei?"

Tok... Tok... Tok...

Jennie menoleh ke arah pintu. Itu tadi ia tak salah dengar bukan? Ada suara ketukan di sana "si_"

"Cepat bangunkan Mery dan Aurora kak" potong Kei dan Jennie memilih menurut. Ia pun beralih pada kedua sahabatnya dan membangunkan mereka "ada apa?"

Tok... Tok... Tok...

Suara ketukan itu membuat keduanya saling pandang dan langsung berdiri tegak. Kei menghela nafas lega, setidaknya mereka cepat membaa situasi yang ada. Ia pun beranjak mendekati ketiganya "kalian, cepat kembali ke asrama"

"Tapi bagaimana caranya?" tanya Jennie dan diangguki oleh Mery. Kei menatap Aurora intens "kau bisa bukan?"

"T-tapi, tidak mampu untuk tiga orang" jawab Aurora pelan. Tenaganya tak akan mampun memindahkan aau lebih tepatnya mem-teleposlrtasi mereka bertiga, ralat berempat.

"Bawa Mery dan kak Jen. Aku akan di sini" ucap Kei dengan senyum

"Tidak, aku tidak akan meninggalkanmu!" sentak Jennie

Duk... Duk... Duk...

Ketiganya sontak menoleh ke arah pintu. Ketukan lembut itu kini telah berubah menjadi ketukan kasar. "Aku akan menyusul nanti kak"

"Tidak. Aku akan di sini bersama mu" tolak Jennie "cepat lakukan Aurora, pintu itu tak akan bertahan lama"

Aurora mengangguk, Jennie meronta karena Mery memegangi nya "Berhati-hatilah"

Aurora dan Mery mengangguk. Kei menghantarkan mereka dengan senyuman. Ia pun mengangkat tangan kanannya, kabut mengisi seluruh ruangan kemudian menjadi lebih lebat di arah ketiga temannya "lakukan sekarang Aurora!"

Aurora mengangguk. Jennie terus meronta-ronta tak terima. "Kei, tidak aku ingin dengan Kei!"

Kei tersenyum kecil, ia meniup kabut yang menyelimuti ketiga temannya. "Selamat tinggal kak Jen, jaga Maya baik-baik"

"Kei, tidak!" racau Jennie, namun terlambat. Tubuhnya seakan di tarik paksa dan seketika semuanya gelap.

Tbc....

Diamond Edge Where stories live. Discover now