27. Keluarga

2.4K 144 1
                                    

Double up nya nih...
Hehe...

Keempat nya diam di sebuah meja makan yang telah terisi penuh dengan berbagai menu.

Seorang wanita paruh baya menatap gadis di depannya dengan senyum. Sedangkan yang di tatap hanya menunduk.

Sedangkan pria paruh baya itu menatap pria muda di depannya dengan teliti. Sedangkan yang di tatap melirik ke sana kemari denan takut-takut. Entah kenapa wibawanya sebagai pengeran menghilang begitu saja setelah berada di sini.

"Ayo Kei, makan makanan mu. Nanti keburu dingin gak enak loh" ucap wanita paruh baya pada sang gadis.

Gadis itu mendongak dan mengangguk. Ia pun memakan makanannya perlahan.

"Jadi Izal, dari keluarga mana kau?" tanya pria paruh baya itu intens

"Sebelumnya perkenalkan, saya Aizal Claros Dersantana. Putra tunggal dari kerajaan Golden" ucap Izal sopan

"Jadi kau putra mahkota kerajaan Golden?" tanya Bunda Kei memastikan

"Benar sekali yang mulia" jawabnya

"Bunda, ayah... " tegur Kei "biarkan Kak Izal makan dulu, kami seharian terkurung di gue itu"

Keduanya mengalah dan memilih diam. Mereka pun memakan makanan mereka masing-masing.

.
.
.
.
.

"Kita akan kembali ke Academy?" tanya Izal menurunkan buku yang ia baca

Kini keduanya ada di perpustakaan. Meskipun yang di tempati mereka adalah di dalam gua, namun fasilitas di sana sangat lengkap. Bahkan tadi keduanya di buat takjub akan kamar yang akan mereka tempati. Masing-masing kamar memiliki taman mini, meskipun tak ada sinar matahari di sana.

"Ya, tapi aku akan ke deda seberang untuk menjemput Maya terlebih dahulu" sahut Kei menutup bukunya dan kini keduanya pun saling tatap

"Baiklah, untung saja aku tinggal menunggu ijazah dari Academy keluar jadi_"

"Aku tak mengatakan kau untuk ikut" potong Kei membuat ucapan Izal berhenti

"Aku akan ke sana sendiri" ucapnya dan bangkit untuk mengembalikan buku yang ia baca "dan membawa Maya kemari" lanjutnya sebelum Izal menyahuti.

"Melewati hutan terlarang?" tebak Izal dan lagi-lagi Kei mengangguk "kau bisa kembali ke masa depan"

"Justru itu tujuanku" sahutnya dan kembali duduk "aku akan bertemu Heli, dan menanyakan beberapa hal"

"Bukankah kau bisa membaca di buku yang ia berikan waktu itu?" ucap Izal membuat Kei teringat bahwa buku bersampul coklat itu ada di kamar asramanya.

"Kita harus segera kembali ke Academy!" seru Kei dan berjalan keluar

Izal yang bingung hanya mengikuti. Entah apa yang ada di fikiran gadis itu, bahkan Izal tak tahu.

"Ayah, aku ingin kembali ke Academy" ucap Kei saat Izal berhasil menyusulnya

Entah apa yang sudah keduanya bicarakan, ia tak tahu. Tadi ia tak sengaja menabrak seorang pelayan dan harus mengantarnya ke tempat tabib.

"Kenapa, bukankah di sini kau lebih aman?" tanya sang Raja melirik Izal sekilas

Kei yang melihat lirikan itu pun beralih menatap Izal, mengisyaratkan agar pria itu membantunya. "Ayah, aku tak bisa meninggalkan tugas di asrama begitu saja"

"Aku dan kak Izal wakil asrama di sana. Ini sudah cukup lama kami pergi" sambungnya memandang Izal agar pria itu membenarkan

"Benar itu?" tanya Raja beralih pada Izal yang masih diam

"Benar yang mulia" jawab Izal sopan "kami semalam sudah meninggalkan tugas itu karena kami di desa seberang, menemui Maya"

"Kau kenal Maya?" sahut Ratu cepat "dia masih hidup Kei?" tanyanya

"Iya bunda, Maya masih hidup. Dan aku berencana membawanya kemari" jawab Kei "bolehkah?" tanyanya ragu

"Tentu saja!" jawab Ratu antusias. Ia pun beralih menatap suaminya "biarkan mereka kembali, mereka harus menyelesaikam tugas mereka di asrama"

Menghela nafas, Raja pun pasrah. Ia mengangguk pelan dan refleks Kei langsung memeluknya "terimakasih Ayah!"

"Baiklah" ucap Raja setelah berpelukan dengan Kei "kalian akan menggunakan apa ke sana?"

Lagi-lagi keduanya saling pandang dalam diam, membuat Raja mengambil keputusan. "Baaimana dengan teleportasi?"

"Bisa?" tanya Kei pelan dan Raja pun mengangguk "ayo, sebentar lagi malam. Kalian harus cepat kembali"

Ke empatnya berjalan menuju sebuah ruangan. Ruangan itu sangat megah dan mewah, di ujung rungan terdapat sebuah perapian dengan sebuah sofa di depan nya. Dinding-dindingnya di penuhi dengan buku dan beberapa lukisan.

Membuka sebuah tirai, terlihat sebuah ruangan kecil di sana. Cukup untuk dua orang. Raja pun menyuruh keduanya masuk dan mereka menurut.

"bunda akan menunggumu Kei" ucap Ratu memandang anaknya sendu

"Aku akan kembali" jawab Kei "aku janji!"

"Kalian siap?" tanya Raja dan keduanya mengangguk

Raja pun menutup tirai. Keadaan di dalam berubah gelap gulita. Bagaikan sebuah lift, tempat itu sedikit bergetar. Izal memegang tangan Kei untuk menenangkannya.

Tak berapa lama, getaran berhenti dan tirai itu berubah menjadi sebuah pintu coklat. Saling pandang, Izal memutuskan untuk membuka pintu itu perlahan.

"Perpustakaan?" gumam Kei bingung

Kini mereka berdua ada di perpustakaan, dan ternyata mereka keluar dari pintu toilet yang rusak?

Bagaimana bisa ayah dan ibunya tahu kalau pintu itu bisa di gunakan untuk teleportasi?

Jangan memikirkan yang lain Kei, fokus dengan tujuanmu

Kaget, Kei memandang sekitar. Ia sangat yakin kalau itu suara Ayahnya

Ayah ada di hatimu. Berhati-hatilah, semoga tuhan memberkati

Kini Kei tahu, bahwa baru saja Ayahnya melakukan telepati dengannya.

"Kei, ayo kembali" ajak Izal dan gadis itu hanya mengangguk.

Senyum tak pudar dari wajahnya. Ia sangat senang karena dapat berteku dengan kedua orang tuanya.

Meskipun begitu, rasa sedih juga menghinggapi hatinya. Ia masih ingat tentang apa yang dikatakan oleh Heli di menara itu.

Maya nya, akan pergi. Tidak!
Dia tidak boleh membiarkan hal itu terjadi. Ia pun bertekat untuk secepatnya kembali ke desa seberang dan menjemput Maya. Mempertemukan Maya dengan Ratunya.

Tentang Clou, ia bahkan tak tahu Clou itu ilusi atau nyata. Menurut cerita Heli Clou sudah meninggal sejak melewati hutan terlarang dengan Maya. Tapi jasadnya tak di temukan, sedangkan ia sering menemui Clou di hutan itu.

Apakah Clou memang masih hidup, dan benar-benar tinggal di sana?
Tapi bagaimana caranya dia bisa berada di masa depan? Bukankah hanya keluarga kerajaan yang secara otomatis bisa ke sana jika melewati hutan itu?

Tiba-tiba saja Kei memegangi kepalanya. Telinganya berdengung, beberapa kali ia mendengar Izal memanggilnya. Namun bibirnya tak mampu bergerak. Seakan semua pergerakannya terkunci. Bahkan pandangannya gelap.

Tuhan, apa lagi ini....

Kei hanya diam, ia berdo'a semoga ia baik-baik saja. Akhirnya ia memilih untuk tak melawan, tubuhnya ia rileks kan dan perlahan ia membuka mata.

Namun, bukan asrama yang ia lihat. Melainkan sebuah pemandangan padang rumput.

"Ini....?"

Ya, dia kembali ke masa depan...

Tbc...

Diamond Edge Where stories live. Discover now