opinion

10 0 0
                                    


Kalau kita disebut sebagai manusia sosial yang tentunya butuh bersosialisasi, bagaimana dengan mereka yang mengatakan bahwa mereka lebih suka menyendiri? Apakah benar ucapannya? Ataukah hanya pelarian karena mereka kesepian?

Lalu, bagaimana denganku. Apa hanya Tadashi sebagai temanku?

Tentu aku kesepian, tapi apa yang harus kulakukan dengan diriku yang selalu menjunjung diri sendiri. Yah.. sebut saja aku ini sombong, nyatanya memang begitu. Aku bukanlah laki-laki yang mudah bergaul. Jika mereka mau mengikutiku, maka mereka bisa jadi menjadi temanku.

Apakah tim Club VolleyBall SMA Karasuno adalah temanku? Bisakah dianggap begitu? Aku mengacaukan pertandingan mereka, aku tak memenuhi harapan mereka, aku hanya bisa memerintah Kageyama untuk memberiku bola yang mudah dipukul, dan aku menghancurkan semuanya. Dimana kebanggaanku sebagai pemain Reguler? Haruskah aku mundur seperti ini?

Iya. Mungkin itulah jawabannya. Aku harus mundur seperti ini. Menyedihkan, kesepian. Aku yang bersalah, mereka tak perlu memberiku sederet kata-kata penyemangat, aku yang menghancurkan impian mereka. Tidak, aku tak pantas untuk mendapat kata-kata semangat itu.

"Aku pulang duluan, Yamaguchi." Tak perlu menunggu jawaban Tadashi, aku segera berbalik meninggalkan temanku itu, eh, tunggu apakah dia masih bisa disebut temanku setelah aku menghancurkan kepercayaannya padanya? Ataukah hanya aku yang terlalu banyak berfikir?

"Eh?" Aku merasakan hawa bingung dari Tadashi, tapi aku menghiraukannya dan tetap berjalan. Sedangkan Tadashi telah ditarik oleh Ennoshita-san untuh masuk kegedung olehraga tempat mereka berlatih voli. Mereka, ya, mereka bukan kita.

Semua orang pasti akan menemukan hasil dari kerja keras mereka. Apa hasil yang kudapat? Tak ada. Sebabnya juga simpel, karena aku tak bekerja keras. Sialan, itu mungkin kata yang sangat tepat untuk keadaanku sekarang.

Aku terdiam didepan cermin, masih menatap tubuhku yang hanya mengenakan celana pendek diatas lutut serta kaus polos tanpa lengan bewarna abu-abu. Apa yang bisa kubanggakan dari tubuh ini? Kaki kiriku sekitar lutut masih diperban, bahu kanaku juga masih mengenakan pengaman agar rasa sakitnya tak begitu terasa. Ya, ini cidera.

Mungkin dalam olahraga, voli adalah olahraga yang kemungkinan besar cideranya bukan diakibatkan oleh lawan, tatapi kawan. Atau, bisajadi karena diri sendiri. Aku? Aku hanya mengacaukan diri sendiri, tak ada yang bagus dari itu. Bukannya membuat orang lain bangga, aku hanya membuat mereka menyesal dan hancur. Sialan. Dasar manusia tak berguna.

Aku selalu ingin mengutuk diriku sendiri. Kenapa aku tak berusaha lebih keras? Benar apa yang dkatakn Tadashi, aku tak memerlukan apapun selain kebanggaan. Seharusnya aku tak memperhatikan ucapan dan opini orang lain. Menjijikan. Tapi itu seharusnya dan aku tak bisa melakukan itu.

.


fRiENdsWhere stories live. Discover now