Friends #1

4 0 0
                                    


"Yamaguchi, bagaimana dengan Tsukishima? Apa sudah baikan?" Sugawara Koushi, sang setter cadangan Karasuno menghampiri laki-laki kelas 1-4 bernama Yamaguchi Tadashi. Bukan hanya sekedar pertanyaan yang meramaikan suasana, itu adalah pertanyaan yang sangat penting bagi Club Voli Karasuno.

"Tsukki akhir-akhir ini selalu melakukan chek-up sendiri. Aku tak begitu tahu, Sugawara-san." Tadashi terlihat sedikit kecewa akan dirinya sendiri, Koushi hanya terdiam, begitupun yang lainnya. "Tapi, sejak erakhir kali aku ikut, seharusnya Tsukki sudah baik-baik saja bila ikut latihan. Setahuku, atu pekan belakangan ini Tsukki selalu ikut ke-Gymnasum umum bersama Tsukishima Akiteru-san, kakak laki-laki Tsukki." Kalimat terakhir Tadashi membuat seluruh anggota serta pelatih Klub Voli Karasuno terdiam. Mereka tahu persis bagaimana keadaan Kei. Cedera yang didapatkannya itu bukan salahnya. Bisa dikatakan, secara tidak langsung, seluruh anggota klub Voli Karasuno-lah pelakunya.

"Bagaimana jika minggu depan kita bicara dengannya?" Sawamura Daichi, sang Kapten mulai mengangkat suara ketika melihat anggotanya terdiam.

"Ah, aku juga setuju. Tsukishima pasti sangat terpuruk saat ini. Belum lagi, ketika ia mendapat cedera bahu dan lututnya, kita tak mengatakan apapun. Bahkan, malah terkesan menyalahkannya atas kekalahan kita." Ace Karasuno menyetujui usulan kaptennya disertai wajah bersalahnya.

"Tapi bukankah itu terlalu mencolok, Asahi, Daichi. Bukannya apa-apa, tapi saat itu kita sedang melakukan camp pelatihan musim panas dengan Shiratorizawa, Aoba Joushai, Nekoma dan Fukuroudani bukan?" Sugawara bersuara lagi, ia tak ingin memperjelek nama Karasuno setelah kalah pada pertandingan terakhir mereka, pertandingan pada musim panas.

"Jika terus menundanya, aku takut kita tak akan bisa memperbaiki suasana ini, Suga." Daichi memberi alasan sambil menundukkan kepalanya. Kali ini suasana menjadi semain sulit, entah bagaimana, tapi semua orang pasti merasakannya.

"Ah, baiklah.. Kalau begitu aku setuju. Bagaimana dengan yang lain?" Sugawara akhirnya mengangguk setuju. Begitupun yang lainnya.

2-0 untuk latihan hari ini. Dua point untuk Tim Asosiasi lingkungan, dan kosong untuk tim Karasuno. Hembusan nafas berat terus terdengar beradu. Keringat yang berjatuhan dengan cepat dilap oleh pemain cadangan yang lain. Ini bukan 2 set pertama mereka, ini sudah 6 set. Tapi tak ada satupun yang dimenangkan oleh Tim Karasuno. Menyedihkan..

"Ada apa dengan kalian? Apa kalian masih memikirkan Tsukishima? Bagaimana dengan cideranya? Bukankah dia baik-baik saja?" Deretan pertanyaan sang pelatih yang kecewa hanya dijawab dengan tundukan lemas. "Kemarin aku sempat bertemu dengan Akiteru-san, kakak Tsukishima, dia bilang Tsukisima baik-baik saja. Hari ini bahkan bisa berlatih." Pelatih mereka, Ukai Keishin mencoba mencairkan suasana. Teman-temannya yang berasal dari Tim asosiasi lingkungan juga mengangguk meyakinkan.

"EH? Benarkah?" Para anggota Tim Voli Karasuno terkejut bukan main.

"Iya, kok. Jadi kalian jangan lemas begini." Sekali lagi, Ukai berusaha meyakinkan.

"Tapi kenapa ia tak ikut latihan?" Hinata Shoyo, sang sorotan Karasuno bertanya pelan. Baginya, Tsukishima adalah saingan yang paling menyebalkan. Tapi ada saatnya Tsukishima yang menyebalkan itu sangat baik baginya. Walau caranya juga tetap menyebalkan.

"Ah, kalau itu aku tidak tahu. Kemarin--" krieet!! Suara pintu besi tergeser memalingkan perhatian seisi ruangan. Pria bertubuh tinggi dengan rambut pirang gelap berdiri tegap, ia mengedarkan pandangannya seakan mengabsen satu per satu anggota club yang hadir.

"Ada apa Akiteru?" Shimada menghampiri Akiteru yang terlihat bingung.

"Ah, Shimada-san. Aku mencari Kei. Dia bilang akan ikut latihan denganku digym umum Karasuno. Jadi kupikir dia akan berlatih disini terlebih dahulu, apa dia sedang istirahat?" Akiteru menjelaskan sembil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal untuk menutupi rasa malunya.

"Kei? Tsukishima?" lagak bodoh Hinata terlihat. Ia bingung karena nama 'Kei' yang memang tak pernah dipakai oleh siapapun untuk memanggil sang pria berkacamata yang sangat sombong itu.

"Dia tidak ikut latihan bersama kami, Akiteru. Tadashi bilang dia langsung pulang." Shimada menjelaskan dengan sedikit bingung. Seharusnya, Kei memberitahu kakaknya ini jika tidak ikut latihan dengan Karasuno.

"Oh, baiklah. Kalau begitu aku pergi dulu. Terimakasih." Akiteru membungkuk dalam-dalam lalu berlari terburu-buru seakan teringat sesuatu. Sedangkan yang lainnya hanya bisa bengong dan mengiyakan.

.

.


fRiENdsWhere stories live. Discover now