fRieNds #3

4 0 0
                                    

EXTRA

#dirumahaja

Alunan musik terdengar tepat menyentuh gendang telinga pria berambut pirang dengan sedikit ikal. Wajahnya terlihat serius dan acuh terhadap sekitarnya. Ia tak mau membuang-buang tenaganya hanya untuk memikirkan apa yang telah terjadi. Pancaran sinar matahari yang mengenai sedikit bagian wajahnya membuatnya makin terlihat tampan dan tegas.

Jam istirahat siang yang biasa digunakan untuk mengistirahatkan pikiran serta mengisi perut yang kosong tidak digunakan semestinya oleh laki-laki bermarga Tskishima itu. Bukannya mengistirahatkan pikirannya, ia malah membebani pikirannya dengan apa yang harus ia lakukan setelah ini. Perutnya yang telah kosong sejak pagi juga ia abaikan. Lagipula, pria jakung ini memang tak menyukai kegiatan bernama makan.

Tangan besar sang Blocker Karasuno itu memainkan pensil yang diputar-putar diatas meja, sedangkan pandangannya mentap lurus, terpaku pada satu objek dihalaman sekolah. Seorang gadis? Tantu bukan, laki-laki bermarga Tsukishima ini tak akan menghabiskan waktunya hanya untuk menatapi seorang gadis. Yang ia perhatikan adalah gedung olahraga yang ia tinggalkan sekitar dua bulan terakhir ini.

"Tsukki, apa kau ikut Camp pelatihan bersama kami?" Tadashi tanpa ragu membuka percakapan. Ia tak peduli bagaimana reaksi sahabat serta para anggota klub yang lainnya. Yap, mereka sedang berada diatap dengan seluruh anggota klu voli. Menegangkan bukan? Kei yang ingin menjawab terlihat sedikit ragu.

"Hm, aku belum tahu. Cideraku--" Belum selesai ucapan Kei, sang kapten sudah lebih dulu menyela,

"Kau bisa hanya memperhatikan latihan-latihan kami. Mungkin ada baiknya jika kau memperhatikan dengan menjadi pemain cadangan." Entah apakah yang Dikatakan Daichi benar atau salah, tapi sepertinya itulah yang terbaik untuk saat ini. Daichi hanya ingin mengurangi tekanan pada Tsukishima.

"O-oh. Baiklah. Akan kupikirkan, Daichi-san." Kei mengangguk tanpa menyetujui usulan Daichi. Ia tak begitu yakin dengan kondisinya yang sekarang. Bukan, bukan kondisi fisiknya yang ia khawatirkan, melainkan kondisi mental dan emosinya.

"Oh, ya. Jangan lupa kalian tidak boleh gagal ujian agar bisa ikut Camp pelatihan.." Sugawara mengingatkan dengan nada santai, sedangkan yang lain hanya menjawab dengan malas. Kei hanya terdiam dan sedikit mengangguk. Lain halnya dengan 4orang bodoh ditim, mereka terdiam pura-pura tidak mendengarkan Sugawara. Daichi yang melihat itu mencoba memperjelas keadaan.

"Tanaka, Nishinoya, Hinata, Kageyama, ucapan Suga tadi benar-benar serius lho.. kemarin kita juga telah membahasnya bukan?" Rangkaian kalimat dengan nada menusuk itu membuat empat orang bodoh itu mengangguk pasrah. Bisa apalagi mereka? Gagal tetaplah gagal. Tak ada toleransi. Pura-pura tidak mendengarpun konsekuensina tetaplah sama.

"Tenanglah, Nishinoya, Tanaka, kami bertiga akan mengajar kalian, kok. Tapi kalian harus serius.." Ennoshita berusaha menenangkan dua teman bodohnya itu.

"Kalau begitu aku kembali dulu, ada yang harus kukerjakan. Permisi." Tsukishima bangkit dari duduknya lalu sedikit membungkuk kemudian pergi. Yang lainnya hanya bisa terdiam mengiyakan.

"Yamaguchi, kau tak ikut dengan Tsukishima?" Asahi bertanya bingung. Biasanya, Yamaguchi memang selalu membuntuti Tsukishima kemanapun laki-laki berkacamata itu pergi.

"Ah, tidak. Tsukki bilang ia akan menemui wakil kepala sekolah untuk menutupi nilainya yang merah." Yamaguchi menjelaskan dengan sedikit ragu. Pasalnya, ia belum bertanya pada Tsukishima apakah boleh ia memberitahu yang lain atau tidak. walaupun, biasanya ia juga hanya asal bicara.

"Hah? Nilai merah? Bukannya dia bagus dalam semua mata pelajaran?" Suga bertanya bingung.

"Oh, nilai merah yang didapat Tsukki bukan dilai akademik. Itu nilai perilaku." Yamaguchi mencoba lebih memperjelas keadaan. Ia tak mau Tsukishima mendapat image yang jelek karena dirinya. "Karena ia lama tidak masuk karena cideranya, serta mungkin karena sikapnya kepada murid lain." Stelah mendengar penjelasan Yamaguchi, yang lain hanya mengangguk mengerti. Tak tahu ingin merespon apa. Yap, lagi-lagi Tsukishima mendapat masalah karena tim volinya sendiri. Cidera itu bukan karena kesalahan Tsukishima, karena mereka.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 26, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

fRiENdsWhere stories live. Discover now