Flower Crown 2/2

1.8K 85 12
                                    

Taman Kota, tempat di mana hampir semua insan di Pulau Rintis menjejakkan kaki untuk beristirahat. Baik yang masih berada di gendongan maupun dituntun berjalan. Banyak hal yang dilakukan oleh mereka di sana. Salah satunya yaitu bermain bola, seperti yang dilakukan oleh sekumpulan anak kecil.

"Gopal, Iwan, Kita harus menang hari ini, jangan kalah sama mereka!" Teriak salah satu dari anak kecil itu dengan penuh semangat.

"Deyh Taufan, bukannya Kita kalah kemarin karena kamu?" Seorang anak bertubuh gempal dan berkebangsaan India menjawab teriakan anak bernama Taufan itu.

"Iya, terserah, pokoknya hari ini harus menang supaya Kak Hali ngasih aku ujian," Dengan mata berbinar Taufan menggenggam erat tangannya.

"Deyh, pujian lah bukan ujian," Gopal menyilangkan tangannya. Iwan, anak yang daritadi hanya diam kini menggigil ketakutan melihat kelakuan kedua temannya yang ajaib ini. Taufan hanya menggaruk pipinya yang tidak gatal.

Di seberang tempat Taufan, Gopal dan Iwan berada, ada dua orang anak perempuan yang berusaha merangkai bunga.

"Ying, begini kan caranya? Kok gak jadi-jadi sih?" Seorang gadis kecil berpakaian serba pink dan sebuah syal disampirkan di lehernya. Ia menekuk kedua ujung bibirnya ke bawah. Bunga-bunga di tangannya terkumpul tanpa bentuk yang jelas.

"Haiyaa, macam mana boleh tak jadi maa, Saya rasa semua sudah seperti Nenek Saya ajar woo," Ying, Ia berbicara lebih cepat dibandingkan anak berpakaian pink tadi. Mereka gusar karena sudah hampir satu jam mereka mencoba merangkai bunga tanpa hasil yang jelas.

"Begini," Seorang anak yang mirip dengan Taufan menghampiri mereka berdua. Ia mempraktekkan cara merangkai bunga dan langsung berhasil. Ia menatap mereka dan bertanya, "Gimana? udah ngerti belum?"

"Udah! Makasih Halilintar!" Ucap mereka bersama. Tak disangka, kegiatan mereka malah dibantu oleh seorang anak laki-laki.

"Hmm," Hanya sedikit gumaman diberikan oleh Halilintar. Ia kembali menatap anak berpakaian pink. "Cantik," Ia menggumamkan kata itu sambil tersenyum tipis.

Baru saja kedua anak perempuan itu akan menyelesaikan rangkaian bunga milik mereka, sebuah bola sudah melambung dan jatuh tepat mengenai bunga milik Si anak berpakaian pink. Terlihat matanya sudah berkaca-kaca.

"Hwaa, maaf ya, ga sengaja, salahkan Gopal yang suruh nendang," Taufan, pelaku penendang bola tersebut cepat-cepat mengambil bola dan berlari menuju teman-temannya kembali. "Deyh, bukan salahku lah, Kau yang nendang," Gopal memberikan pembelaan atas dirinya yang disalahkan oleh Taufan.

"Kamu ga papa?"

"Iya, gapapa kok Ying, kan bisa bikin lagi," Anak tersebut mengusap wajahnya, menghilangkan air mata yang sudah menetes dua tiga titik.

"Dasar, tunggu di rumah, Taufan,"

"Hali tadi bicara apa?" Anak tersebut merasa mendengar sesuatu. Namun, Halilintar hanya menggeleng lalu memasangkan hasil rangkaian bunga miliknya kepada anak tersebut. Setelah melakukan hal tidak terduga itu, Halilintar berlari menuju kembarannya yang terakhir yang sedang duduk kursi sambil membaca buku.

✿✿✿

Dan, Anak berpakaian pink itu adalah Kamu, Yaya. Halilintar kembali mengusap lembut kepala Yaya. Masa lalu yang 'indah' sudah selesai diputar di kepala Halilintar. Mungkin, jika ada yang merekam, Halilintar akan menamai file itu 'My Story With Yaya: Flower Crown'. Apa yang Halilintar pikirkan? Wah, cinta memang membuat diri ini gila.

It's All About Us ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang