7. Critical Situation

1.1K 99 3
                                    

Author POV


Para Kyuranger kembali ke planet Pollux. Setelah mendengar rencana Mila, kini mereka lebih yakin 1000%

Suferion menyambut kedatangan Spada, Naga, Stinger, dan Tsurugi.

"Rupanya kalian sama sekali tak belajar dari pengalaman ya? Hahahahaha!" Suferion menjulurkan lidahnya yang panjang dan melilit Naga untuk menyerap energinya.

"Sekarang!" teriak Tsurugi.

Tiba tiba dari semak semak, muncullah capit kepiting raksasa dan memotong lidah Suferion.

Suferion mengerang kesakitan. "Apa yang—"

Sebelum Suferion melanjutkan perkataanya. Ia sudah diserang oleh serangan serangan dari ledakan seiza yang berasal dari semak semak.

Mila dan ke 4 Kyuranger keluar dari semak. Dan ya, ke 4 Kyuranger tersebut adalah Naga, Spada, Tsurugi dan Stinger.

"Bagaimana bisa? Mereka ada dua??" tanya Suferion kebingungan.

Mila tersenyum bangga, "Mereka menggunakan Futago Kyutama (Gemini) untuk menduplikatkan tubuh mereka. Sehingga energi yang kau serap itu sama sekali tak merugikan bagi kami. Dan saat kau sibuk menyerap energi Naga palsu itu,  kami menggunakan Kani Kyutama (Cancer) untuk memotong lidah busukmu itu" jelas Mila sambil melempar lempar Kani Kyutama ke udara.

Tsurugi menepuk pundak Mila, "Dan ini semua tak akan terjadi tanpa rencana legendarisnya Mila" Mila tersenyum mendengar perkataan Tsurugi.

"Tidak! Ini tak mungkin terjadi! AAA!" Suferion yang tak terima mengeluarkan peluru peluru ke arah Kyuranger. Mila yang melihat hal itu refleks berlari ke depan Kyuranger dan menerima semua serangan tersebut.

"MILA!!" teriak Stinger. Ia dengan sigap menangkap tubuh Mila yang terjatuh karena menerima serangan Suferion.

Mila tersenyum di pelukan Stinger. "Aku tak apa apa, cepat habisi monster tersebut!" serunya pelan. Stinger mengangguk tanda mengerti.

Stinger berdiri tanpa takut, akhirnya mereka berempat melakukan serangan terakhirnya.

"Kekuatan bola angkasa!"

"Kekuatan phoenix!"

BOOM

Monster itu menghilang seketika. Energi Lucky kembali, yang membuat ia terbangun di Orion.

"AKU TAKKAN KALAH SEMUDAH ITU"  monster itu seketika berubah menjadi raksasa, yang membuat Mila ketakutan.

"Serahkan pada kami!" ucap Komandan dari Orion. Ia bersama Garu dan Champ lalu mengalahkan Suferion raksasa tersebut.

****

"Kerja bagus Mila! Rencanamu berhasil!" kata Hammy memberikan semangat pada Mila. Mereka berdua tos bersama.

Serangan dari Suferion tentu membuat dampak pada tubuh Mila yang tak sekuat para Kyuranger. Tangan kiri Mila mengalami keretakan dan kini harus diperban. Juga terdapat beberapa goresan di bagian tubuh lain.

Lucky lalu menghampiri "Kau mempertaruhkan nyawamu untuk melindungi kami untuk itu aku berterimakasih," ucapnya sambil tersenyum.

"Sama sama. Aku hanya ingin membalas budi karena kalian sangat baik kepadaku," balas Mila.

Rikaru tiba tiba memeluk Mila. "Kamu jahat, kenapa kau membahayakan dirimu Mila," ucapnya khawatir. Mila mengelus punggung Rikaru dengan tangan kanannya.

"Tapi aku tidak mengerti satu hal, mengapa di planet ini tidak ada Moraimaz?" tanya Spada tiba tiba.

"Kekuatan Suferion adalah penderitaan. Dia sendiri yang bilang bahwa dia menyukai bau penderitaan, oleh karena itu dia membuat robot robot itu untuk menyiksa para warga, bukannya untuk diberikan kepada Don Armage. Dengan begitu dia pasti menjadi lebih kuat," jelas Mila.

"Berarti bisa dibilang dia pengkhianat juga, iya kan Naga?" kata Balance sambil menoel Naga dengan pelan, Naga hanya mengangguk menanggapi Balance.

"Yang penting itu kita masih bisa tetap bersama!" seru Tsurugi sambil melingkarkan tangannya ke leher Mila. Mila hanya memutar bola matanya kesal.

****

Mila POV

Aku berjalan mengelilingi Orion, sudah sekitar 3 jam dari kejadian di planet Pollux tadi. Aku yang merasa bosan akhirnya memutuskan untuk jalan jalan kecil.

Saat berjalan, aku berpapasan dengan Stinger. Ia hanya menatapku sebentar lalu pergi. Tapi sebelum dia pergi, aku memegang tangannya sehingga ia berhenti.

"Ada apa Stinger?" tanyaku pelan. Dia berusaha tak memedulikan perkataanku tapi aku terus mendesaknya.

"Apa kau marah?" tanyaku lagi. Tiba tiba ia melihat ke arahku dengan mata melotot.

"Aku marah? Ya aku marah! Sudah aku larang kamu untuk ikut tapi kau tetap ikut. Dan apa tadi? Kau berusaha menerima serangan dari Suferion seorang diri?! Apa kau ingin bersikap heroik? Apa kau tak tahu betapa aku mengkhawatirkanmu?!"
kata Stinger dengan marah.

"Lalu? Apa aku tak berhak marah? Kau meninggalkan aku selama 4 tahun dan selama itu juga aku berusaha mati matian mencarimu! Dan saat aku bertemu denganmu, bukannya memyambutku dengan gembira, kau malah pura pura tak mengenaliku! APA AKU TAK PANTAS MARAH?!" teriakku tak kalah kencang. Aku meluapkan segala emosiku, mataku kini berkaca kaca karena hal itu.

"Kau tak mengerti, aku melakukan itu bukan tanpa sebab, aku-"

"Apa yang tak aku mengerti?! APA?!" teriakku memotong pembicaraan Stinger. Kini air mata sudah mengalir deras di pipiku. Aku tak kuasa menahannya lagi.

Aku menyender ke dinding, melihat ke arah langit langit kapal Orion, beerusaha menghentikan tangisku. Aku benci terlihat lemah, aku ingin berhenti menangis, namun itu sulit.

Tiba tiba, Stinger memelukku. Ia menaruh kepalaku dipundaknya. Bodoh! Aku membencinya! Dia membuatku tidak bisa berhenti menangis!

"Aku tahu aku salah, tapi perbuatanmu itu juga tidak benar," katanya tepat di telingaku.

Aku melepaskan pelukannya dan menghapus air mataku. Aku melihat matanya yang terlihat khawatir.

Dia mulai tersenyum, yang ajaibnya juga membuatku tersenyum. That's damn smile. Bisa bisanya dia tersenyum.

Dia mengacak acak rambutku, "Bukankah aku sudah minta maaf? Kenapa kau bisa marah seperti tadi, hahahaha," sungguh kenapa dia bisa tertawa akan hal ini.

"Shut up" kataku singkat. Ia berhenti tertawa dan memelukku lagi untuk terakhirnya.

"I miss your voices," kata dia pelan. Aku tersenyum kecil disaat seperti ini.

Mungkin kita memang baikan, tapi aku tetap membencinya.

****


[KnLS : 1] Mila's AdventureDonde viven las historias. Descúbrelo ahora