14. I am The Target

967 79 10
                                    

Mila POV

Aku mengernyitkan dahi. Sekarang aku membenci orang yang menemukan permainan ini. Maksudku, ini benar-benar tak masuk akal.

Aku benar benar kehilangan ide apa yang harus aku lakukan. Aku hanya bisa sempat berpikir selama beberapa detik hingga membacakan pada mereka.

Entahlah, aku tak menyukai siapa siapa disini. Naksir? Tidak juga. Semua orang sangat sangat baik disini. Memilih salah satu diantara mereka menurutku akan sangat membuat yang lainnya kecewa.

"Apa yang kau lakukan? Cepatlah baca!" kata Hammy yang sedari tadi melihatku hanya membaca kartu itu dalam hati tanpa berkata apa apa.

Ayolah berpikir cepat! Batinku. Aku harus mencari cara keluar dari rasa bersalah ini. Aku harus mengganti pertanyaan ini dengan sesuatu, tapi apa?!

"Lama, biar aku yang baca!" tiba tiba Hammy merebut kartu yang aku pegang dan membacanya dalam hati. Untung dia tak gegabah langsung membacakannya.

Dia lalu melihatku sebentar, lalu tersenyum. "Jujur. Apa impian terbesarmu? Ya ampun Mila, lama banget mikir buat ginian,ooo9" kata dia seolah olah membaca isi kartu tersebut meski tulisannya bukan itu.

Dia mengedipkan matanya padaku. Aku menatapnya seolah berkata "Hammy, kau penyelamatku," dan semoga dia bisa mengetahuinya.

Aku tersenyum kikuk sambil mengambil kartu dari tangan Hammy, "Impian terbesarku? Aku ingin kembali ke duniaku. Dimana alam semesta damai tanpa ada campur tangan Jark Matter. Dan, aku mau membawa semua orang ke duniaku. Agak gila sih memang, tapi tak ada salahnya akan untuk bermimpi?" jelasku yang tampaknya membuat semua orang yang mendengarnya memandangku kagum.

"Mantap! Semoga tercapai ya!" kata Spada yang aku balas dengan tertawa kecil. Aku lalu memutar balok tersebut untuk melanjutkan permainan. Setelah berputar cukup lama, akhirnya balok itu berhenti mengarah pada Stinger.

Stinger memutar bola matanya, "Aku pilih Jujur" ia lalu mengambil kartu biru dan langsung membaca apa yang ada di dalamnya.

"Jujur. Katakan apa yang paling kamu benci dari orang diseberangmu" Stinger lalu melihat aku, yang berada tepat di seberangnya.

Entah ini nasib, takdir, kutukan, karma dari Rutin atau apapun namanya. Aku sangat membenci kenapa aku berada di permainan ini.

Aku membalas Stinger berusaha di lebarkan. Stinger memiringkan kepala sambil berpikir apa hal aneh dariku.

"Mila ya. Dia suka ngorok waktu kecil. Aku gak bisa tidur dengan tenang" kata Stinger yang sukses membuat seisi ruangan menertawaiku.

Kulepas sepatuku, dan melemparnya ke Stinger hingga kena wajahnya. "Dari sekian banyak hal, kenapa kau harus menceritakan yang itu sih?!" kataku sambil marah.

Stinger mengusap wajahnya, "Oh maksudmu aku harus menceritakan kalau kamu selalu menjilat piring setiap selesai makan dan suka ngupil diam diam saat sedang berpikir?" katanya yang sekali lagi membuat seisi ruangan tertawa.

Aku menghampirinya dan berusaha menyumpalkan sepatuku di mulutnya. Dia memegang lingkar tanganku berusaha untuk menahanku. Saat ini aku benar benar seperti singa betina yang terbangun dari tidurnya. "Di kartunya kau harus mengatakan yang kau benci, bukan membongkar aib orang tersebut!" kataku sambil menggoyangkan badannya karena kesal sekaligus marah.

"But i hate that!" kata Stinger membela dirinya. Aku menggerutu kesal sambil kembali ke tempat dudukku.

"Apa itu benar? Kau suka ngupil?" tanya Hammy setengah tertawa. "Itu waktu aku masih keciiill. Sekarang udah kagak yah" kataku sambil tersenyum malu.

[KnLS : 1] Mila's AdventureWhere stories live. Discover now