Dear, Salman.

1. Loh, Salman?

Salma kelimpungan.

Hari ini hari pertama masuk SMA dan Salma malah bangun kesiangan.

Mana lagi kemarin Salma nggak nyiapin keperluan sekolahnya dengan alasan:

"Halah, besok bangun pagi masih ada waktu nyiapin."

Bangun pagi ndasmu.

"Mamaaaaah! Topi aku mana yaaaaa?!" Salma berteriak dari lantai dua, memanggil mamahnya yang sibuk didapur.

"Ya Allah Salmaaaaaa! Kamu dibilangin nyiapin barang dari hari sebelumnya! Kebiasaan emang dari SMP!"

Salma menghela nafas. Percuma saja Ia bertanya pada mamahnya, yang ada dia malah diomeli.

Akhirnya, karena jam sudah menunjukkan pukul 7 kurang 15 menit, Salma turun tanpa mempedulikan topinya yang hilang.

"Udah ketemu topinya?" Tanya mamahnya saat melihat anak perempuannya dimeja makan.

"Udah ma," bohong Salma, mengambil sepotong roti dan selai lalu meneguk segelas air.

"Mamah! Salma berangkat ya!" Pamit Salma sambil berlari menuju pintu gerbang dimana abangnya sudah menunggu.

"Lama banget sih, dek?" Keluh Hasan, kakak laki-laki Salma.

Salma menyebikkan bibirnya. "Yaudah sih, ayo berangkat."

Hasan hanya menggelengkan kepalanya sebelum melajukan motor vario putihnya.

~>▪<~

"Aduuuuh gimana ini?"

Salma udah nyampe sekolah dengan aman. Namun, sepertinya dia gak aman di sekolah.

Dengan modal kenekatan, Salma menghampiri satu persatu murid baru yang berbaris dilapangan itu.

Tujuannya hanya satu: nyari pinjeman topi.

"Maaf permisi, kamu ada topi dua gak?" Tanya Salma pada seorang perempuan berambut sebahu.

Perempuan itu menggeleng. "Maaf ya aku gak punya. Coba tanya yang disitu, kayaknya aku liat ada yang bawa dua topi."

Wajah Salma langsung berbinar. "Beneran? Makasih banget ya!"

Dengan langkah seribu, Salma menerobos kerumunan untuk menghampiri orang yang ditunjuk si perempuan berambut sebahu.

Setelah celingak-celinguk sedikit akhirnya Ia menemukan orang tadi.

Tapi... cowok?

Duh tanya gak ya?

Salma ini bukan orang yang gampang bersosialisasi, apalagi sama lawan jenis.