7. Seni Pahatan

60 0 0
                                    

💙💚

Dua kardus berukuran tidak terlalu besar sekitar 25cm x 25cm baru saja di letakkan dengan sangat hati-hati di atas meja kayu rendah yang memiliki desain pahatan yang tampak sangat jelas. Pahatan-pahatan kecil yang detail di keempat ujung sisinya sangat cocok dengan pahatan bunga yang cukup besar yang menyerupai bunga Peony mempercantik tampilan.

Tidak hanya meja namun ada banyak hasil benda dengan hiasan pahatan dan ukiran disini seperti pajangan dinding dengan berbagai bentuk dan tipe, kotak perhiasan dari yang berukuran kecil hingga besar, almari yang besar, cermin dengan bingkai yang unik adapun meja serta cermin untuk berias diri dan tidak lupa juga kursi untuk pelengkap. Semua benda yang ada di sini terbuat dari kayu, kayu super adalah bahan unggulan disini.

Satu-satunya toko yang masih berdiri disaat toko yang lain sudah beralih ke bidang yang lain maupun menutup toko. Bunda Ayna nama pemilik toko yang sudah ada sejak sekitar 15 tahun yang lalu. Ia mendirikan toko bersama mendiang suaminya, dan hanya memiliki satu anak perempuan yang kini tengah berusia 19 tahun bernama Zhuna

"Bun, saya pamit. Nanti malam saya kesini lagi bawa barang yang lain sekalian mau ajak keluar Zhuna." sembari menyalami tangan bunda Ayna "Permisi bun" dengan perlahan menyalahkan motor matic yang tengah ia tumpangi.

"Iya nak, hati-hati."

•••

"Permisi, maaf apa benar ini jalan merpati blok i ? Tanya ku pada segerembolan laki-laki yang berada di depan pos satpam dekat pintu masuk blok. "Iya benar, mau cari siapa mbak? Jawab seorang laki-laki berbaju hitam dan celana selututnya.

"Mau nyari rumahnya tante Linda"

"Oh Buk Lin, ayo aku antar" bergegas ia berdiri menghampiriku. "Makasih mas, tapi bentar mau ambil barang dulu di mobil" ku berjalan ke arah mobil yang tengah aku parkir di ujung post satpam, sebenarnya mobil bisa masuk ke namun sepertinya ada satu hajatan yang akhirnya membuat pintu masuk ke blok i di tutup untuk sementara.

"Iya biar saya bantu sekalian"

Pagi ini dengan sangat terpaksa aku yang harus mengantar pesanan kue untuk tante Linda, biasanya ibu akan mengantar pesanan kuenya sendiri di antar oleh ayah, namun pagi ini ibu dan ayahku sedang pergi karena ada keperluan mendesak.

Aku berjalan bersebelahan dengan laki-laki itu yang juga bersedia membawakan keranjang kue yang berisi beraneka macam kue pesanan. Tidak terlalu jauh, hanya butuh waktu kurang lebih hanya sekitar dua menit akhirnya laki-laki itu berhenti tepat di depan rumah berpagar besi berwarna hijau tua dengan bangunan rumah yang sangat sederhana warna coklat muda mendominasi keseluruhan dinding luar rumah, dan juga tidak ada lantai bertingkat. Ada pula teras yang cukup luas yang ditumbuhi bermacam-macam tumbuhan yang berada di halaman depan rumah.

"Buk Lin, ada tamuuu....." teriaknya dari luar pagar yang sedikit terbuka.

Aku menoleh ,

Aku tercengang ,

Memperhatikan cara ia memanggil,
Sepertinya dia sudah cukup akrab jika memanggil dengan cara seperti tadi, meskipun bagiku itu kurang sopan tapi sudahlah setiap orang memiliki cara tersendiri kepada orang terdekatnya.

"Sebentar mbak, aku panggil dulu" dengan langkah kaki yang telah memasuki pagar.

Aku mengganguk,

Aku terpaku,

Namun belum sempat dia masuk ke dalam rumah, laki-laki itu seketika terhenti saat mendapati seorang keluar dari balik pintu.

Dengan sedikit terkejut "Buk ada tamu" ia mulai memberi tahu. "Iya suruh masuk tamunya" seru seorang ibu yang kini tengah menantapku dari jauh dan diriku kini yang tengah mengingat suatu hal.

Laki-laki itu menoleh kebelakang ke arahku "Ayo, mbak silahkan masuk"

Aku mengganguk dan berjalan menghampiri dengan mataku yang terarah melihat ibu yang tengah ada di depanku.

Dan kini hanya berjarak satu meter.

"Tante?"

"Anak mall?"

Kini yang terjadi, Laki-laki itu , seseorang ibu dan diriku menoleh ke arah lawan lain dan terkejut.

"Jadi kamu, ayo masuk kalau begitu" ajak tante Linda.

Belum sempat aku menjawab ajakan tante Linda, laki-laki itu sudah menyelaku ..

"Yaudah buk, aku ke anak-anak dulu, duluan ya mbak"

"Iya makasih mas sudah mau mengantar" ku anggukan kepala.

"Eh tunggu bawa sekalian ini" menunjuk keranjang berisi kue milikku yang terletak di atas meja luar rumah ini.

Tanpa membantah laki-laki itu membawa keranjang kue begitu saja, tapi baru beberapa langkah keluar dari pagar.

"Reska jangan lupa nanti kesini lagi" aku menoleh pada laki-laki itu, oh ternyata namanya Reska, baiklah. "Iya buk" jawabannya singkat.

"Jadi berdiri disini, ayo masuk nak"

"Disini aja tante, maaf saya juga tidak bisa lama-lama"

"Kamu buru-buru yasudah , tapi sebelumnya nama kamu siapa nak" senyum itu, senyum yang merekah aku bisa merasakan betapa hangat senyum itu "Nama saya Ruby,
Tante masih ingat saya?" Senyum ku mengembang entah apa yang terjadi padaku.

"Tentu nak, Tante ingat sekali sama kamu" beliau memandangi wajahku "Terimakasih untuk yang waktu itu ya nak Ruby"

Aku mengangguk "Sama-sama Tante"

"Yaudah salam ke ibu ya"

"Iya tante, nanti saya sampaikan" ku berdiri berjalan meninggalkan rumah itu.

••

Tadi setelah aku mengantar pesanan kue, aku langsung pergi ke restoran seperti biasa. Hari ini restoranku cukup ramai seperti biasanya jika hari Minggu pengunjung restoran meningkat sekitar 20 persen. Kebanyakan pengunjung restoran milikku pada hari Minggu adalah para pelajar dari yang menengah pertama hingga menentukan atas adapun juga beberapa anak kuliahan.

Jam tutup restoran ku pukul sepuluh malam, namun dikarenakan ada kegiatan lagi jadi aku meninggalkan restoran dua jam sebelumnya.

"Mau kemana Lo?" Suara itu dengannya lantang terdengar. "Rahasia, terserah gue mau kemana" jawab ku tanpa melihatnya. "Aku antar Ruby" ia menawari kursi kiri yang kosong dalam mobilnya. "Aku bawa mobil" lagi-lagi ku tidak melihatnya.

"Kenapa Lo gak ngelihat gue"

"Berisik, gue mau pergi dulu" dengan cepat ku melewatinya dan menuju pintu keluar. "Gue kesini bawa hadiah jangankan menerima Lo lihat aja enggak" cercanya. "Hadiah?" Ku balik badan menghampiri Yogi "Mana hadiahnya mana?" Dengan kondisi diriku yang antusias. "Noh .. " ia menunjuk kardus yang berada di atas meja ujung di dalam ruang pribadiku.

Seketika ku langsung mengambil dan membuka kardus hadiah itu "Apa ini?" Hanya itu yang bisa ku ucap. "Ini panjangan dan Lo masih tanya" jawab ketus Yogi. "Aku tau, maksud ku yang ini" ku menunjuk ukiran yang menyebar di atas pahatan lebih tetapnya di ujung kiri bawah dan ujung kanan atas. "Bunga" Yogi juga jadi bingung dengan pertanyaan ku. "Sakura" ku menoleh dan menyakinkan.

Menghela napas kasar "Korea terus hidup Lo"

Aku kembali menatap pahatan itu "Mending daripada Lo cewek mulu yang Lo tau" dengan sadar ku menoleh ke arahnya dan menjulurkan lidahku.

Aku akan berusaha update nya lebih sering lagi jadi mohon di tunggu ya AcTiV . Aku gak tau cerita ini kena gak ke kalian, tapi aku berharap cerita ini bisa di terima . Terimakasih untuk yang sudah membacanya sejauh ini ..

Lov sekali sama kalian. 😘😘

Thank you for reading, aku akan segera kembali .....

#saranghaeoppa
#salamsepakbola

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 30, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

DIFFERENT ( Kpop dan Sepak Bola )Where stories live. Discover now