🕊17. Bismillah Aku Menerimamu

5.3K 379 8
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

⚠️ Ambil baiknya, buang buruknya⚠️

⚠️ Jangan menjudge cerita sebelum membaca seluruhnya⚠️

📖 Selamat membaca 📖

Kita tampak baik di mata manusia karena Allah menutup aib-aib kita.

~Solawat Cinta~

🕊🕊🕊

"Gimana dek?"

"Belum bunda," jawabnya sedih.

"Loh kenapa? Mereka menolak khitbah kamu?"

"Eh bukan bunda. Aku belum mengatakanya,"

"Kok bisa dek? Kamu sih buru-buru banget. Kamu gugup ya pasti."

"Bukan bunda, semalam terjadi kesalah pahaman. Makanya aku nunda dulu khitbahanya."

"Ow begitu, yasudah kamu hati-hati ya disana. Jaga kesehatan,"

"Pasti bunda, bunda juga."

"Siyap, udah dulu ya. Sepertinya ayah manja kamu manggil tuh. Assalamualaikum,"

"Waalaikumussalam,"

Panggilan telfon itu pun terputus, Rafa kembali menatap halaman belakang rumah dari balik jendela besar yang ada di kamar ini. Ia kembali teringat percakapanya dengan Maya semalam.

"Nak," panggilan itu mengangetkan Rafa yang masih setia tersenyum.

"Astagfirullah," gumamnya.

"Eh, ibu mengangetkan kamu ya?" Tanya Maya sembari duduk di samping Rafa.

"Nggak kok bu, refleks aja tadi." Jawabnya sambil tersenyum, yang di balas senyum juga oleh Maya.

"Apa boleh menanyakan sesuatu?" Pertanyaan Maya kini berubah serius.

"Tentu,"

"Apa yang kamu suka dari Fika? Dia bukan wanita sholeha sedangkan kamu, sepertinya anak baik-baik."

"Allah hanya sedang menutupi aib saya bu, makanya saya terlihat baik. Kalau ibu menanyakan mengapa saya bisa menyukai bahkan langsung mengkhitbahnya tanpa proses pacaran mungkin?" Tanyanya memancing, tapi tanpa di duga Maya mengangguk. "Karena saya tak ingin membawa dia ke kubangan dosa, saya ingin mengangkat derajatnya, saya ingin menjadikanya bidadari surga saya." Lanjutnya tenang.

"Bukanya kalian hanya beberapa bulan mengenalnya? Bahkan sepertinya kalian tak pernah berkomunikasi selama dua tahun ini,"

"Benar bu, saya juga tak tau mengapa hati saya menginginkan Fika. Padahal selama ini hubungan kami tak dekat bahkan saya dan Fika itu tak pernah sependapat bahkan sering beradu argumen, tapi seperti yang saya katakan tadi bahwa hati yang memilih dan insya Allah dia jawaban solat istikharah saya," Rafa benar-benar serius dengan perkataanya. Tak ada kebohongan ia hanya mengutarakan apa yang ada di dalam hatinya.

Solawat Cinta ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang