Bab - 22

18.9K 590 47
                                    

"Widih enak banget punya cowok kaya." Celetuk Kak Ghea di sudut kamarku. Sudah dua hari kerjaan dia menepati setiap sudut kamarku. Nggak tahu kenapa ini anak betah banget.

"Enak dong, minta gunung juga pasti dibeliin." Aku masih fokus sama layar HP di ranjang. "Cari pacar kaya dong biar nonton konser oppak dibayarin." Sindirku tanpa menoleh pada Kak Ghea.

"Sorry ya, aku udah kaya nggak usah cari pacar kaya juga." Kak Ghea sudah ada aja di sebelahku. Kapan dia jalan kesini.

"Ckck, sombong banget."

"Eh, beda umur kalian berapa tahun sih?  Lupa nih." Tanya Kak Ghea.

"Aku tujuh belas dan om Kent tiga empat, itung sendiri aja." Jawabku santai.

"Tujuh belas tahun." Teriak Kak Ghea. Lebay deh, dulu aku pernah cerita deh soal ini. "Coba bayangin dua puluh tahun kemudian.. Umur Kent enam puluh tahun."

Tiba-tiba aku tertarik dengan obrolan ini. Dua puluh tahun lagi.. Kent nggak sebugar sekarang, Kent bongkok, Kent makin keriput, Kent..

"Na, masih cinta nggak?"

Kok aku ragu nih. Gimana ini? Apa rasa sukaku nggak bakal tahan lama sama Kent? Dih kok jadi gini.

"Udah ah jangan bahas, masih panjang ceritaku ke dua puluh tahun lagi." Elakku karena aku memang nggak tahu jawaban dari Kak Ghea.

"Iya kalau situ panjang umur." Kak Ghea sudah ada disebelahku.

"Do'ain panjang umur dong, Kak, biar bareng terus. Kak, kabar Kak Alana gimana?" Sudah agak lama sih aku nggak  kontekan sama Kak Alana. Takut aja sama suaminya. Haha

Kak Ghea menarik napas. "Kata Ibu sih Alana baik, minggu depan mau ke Bandung."

"Ke Bandung yuk? Sekalian ngumpul-ngumpul sama Kak Alana." Kebetulan banget ini, aku lagi libur juga  nunggu pengumuman Snmptn.

"Nggak tahu ah, aku masih takut ketemu Alana, nggak tega gitu. Tau kan maksudnya.. " Ucap Kak Ghea pelan. Bener sih, kita keluarga besar tahu bagaimana keadaan Kak Alana yang sebenarnya. Tapi kita nggak berani buat ikut campur.

"Udah jangan sedih, do'ain aja Kak Alana baik-baik aja." Tepuk-tepuk tanganku pada punggung Kak Ghea.

"Wiihhh, tumben amat jadi bijak begini. Apa sudah di bobol Kent?"

"Kak Ghea!!!!!!!!"

-

"Om, minggu depan aku mau ke Bandung." Sore ini aku mampir ke apartemen Kent setelah dua hari nggak ketemu. Untunglah orang rumah sudah kasih izin dengan syarat jam sepuluh malam udah harus dirumah.

"Acara apa, Yang?" Tangan Kent kiri Kent sudah berpindah jalur, dari yang mengelus-ngelus kulit leher ku sekarang makin turun dan masuk kedalam kaosku.

Aku yang tiduran sambil menikmati acara di televisi dengan kepala bertahtakan paha besar Kent, sedikit terganggu saat jari-jari Kent masuk dalam bh.

"Liburan doang sekalian ketemu, Kak Alana." Jawabku masih berusaha fokus pada layar tv. Gosh, merangsang gilaaa.

"Aku boleh ikut nggak?" Tanya Kent dengan jarinya semakin liar di dadaku.

Mata Kent masih fokus ke layar TV. Apa dia nggak nyadar ya?

"Om.. " Rengekku.

"Apa sayangku?" Tanyanya kembali. "Bilang mau apa?" Jempolnya menekan titik sensitifku sekarang.

"Om.. " Kedua kakiku sudah ku rapatkan untuk mencegah sesuatu yang keluar. Tapi ini nggak bisa di tahan lagi, Bener-bner merangsang gilaaa.

"Iya apa, love?" Wajah Kent menghadap kearahku yang sudah memerah.

"Puasinaku!" Kataku cepat

"Siap, sayang." Kent membawaku ke kamarnya dan dengan cepat melepas celana pendekku.

Sore ini berakhir diranjang seperti biasanya tapi tenang masih aman kok. Masih disegel.

----

Tiba-tiba muncul seperti ini, daripada nggak di tunda berabad-abad mending di upload wlau super pendek. Makasih 😘

Kentara DimasWhere stories live. Discover now