chapter 1

565 64 9
                                    

"Appa! Kapan kita bisa makan ayam? Haenam mau makan ayam. Bosan makan telur ceplok dan nasi terus!"

Anak itu tidur berbalik memunggungi laki-laki yang lebih tua. Sambil menutup diri menggunakan selimut, mata Jinwoo berkaca-kaca. Hampir saja menangis kalau sang Ayah tidak menjawab ocehannya.

"Besok, ya? Janji besok Appa belikan."

Justru bukannya nangis, Jinwoo malah murka. "Maunya sekarang! Appa nggak lihat Haenam lagi demam? Harusnya Appa belikan ayam goreng supaya Haenam lebih semangat lawan penyakitnya."

Jinhyuk menghela napas pasrah. Pasalnya, lukisan yang dibuat tidak terlalu laku hari ini. Belum lagi keuangannya sedang merosot parah --Jinwoo tidak tahu dan tak mengerti masalah tersebut.

Apalagi, di luar sedang hujan deras. Jalanan pasti sangat licin.

Tapi apalah daya jika anak tercintanya merengek minta ayam goreng seperti ini. Terkadang Jinhyuk merasa tidak tega, tapi di sisi lain demi mengatasi penyusutan keuangannya.

Namun bagaimana pun caranya, Jinwoo lebih berharga dibanding uang-uangnya itu.

"Yasudah. Appa belikan dulu ayam gorengnya. Haenam istirahat dulu, ya? Jangan ke mana-mana. Di luar sedang hujan deras."

Tidak mendapat jawaban dari anaknya, Jinhyuk lekas mengecup kening Jinwoo sebelum meninggalkan rumahnya.

Bersama derasnya hujan, Jinhyuk rela mengayuh sepeda demi keinginan harta satu-satunya. Siapa lagi kalau bukan Haenam alias Lee Jinwoo.




Dan dari sini, perasaan Jinwoo mulai tidak enak.








++

To be continued.

Jujur, aku baru banget ngetik chapter ini wkwk. Begitu selesai, langsung publish saking gatelnya:v

Please vote and comment, kawan💕

See ya😇

Jinhyuk With Haenam || PDX101 ✔️Where stories live. Discover now