chapter 4 [END]

438 61 18
                                    

Jinwoo masih melihat sekeliling kamar. Tidak ada yang berubah satu pun.

Pintu kamar terbuka, menampilkan sosok manusia sangat familiar di matanya. "Haenam sayang, Appa pulang."

Jinwoo menganga, menepuk kedua pipinya sendiri. Sakit, seperti bukan mimpi.

"A-Appa masih hidup?"

Jinhyuk menghentikan langkahnya. Melihat bingung, lalu tersenyum kembali. Direntangkan kedua tangan untuk memamerkan kondisi tubuhnya. "Appa masih hidup, kok. Masih sehat pula."

Yang mendapat penjelasan lekas berdiri, menangis berlari memeluk Ayah tercintanya. Jinhyuk membalas pelukan, bahkan menggendong Jinwoo yang sudah mulai remaja.

"Haenam barusan lihat Appa meninggal di rumah sakit karena tenggelam waktu pulang habis beli ayam goreng. Appa terpeleset karena mengayuh sepeda di tempat yang licin. Haenam takut ...."

Jinhyuk mengusap cairan bening milik anak semata wayangnya dalam gendongan. Mengelus surainya berkali-kali untuk menenangkan hati kecil Jinwoo. "Kayaknya Haenam habis mimpi buruk. Memang seperti apa ceritanya?"

Pemuda marga Lee menjelaskan secara detail mimpi buruknya (Saat Jinwoo merengek, Jinhyuk terpeleset, tenggelam, lalu ditemukan oleh masyarakat esok paginya). Jinhyuk tertawa, mengusap punggung lelaki yang cerita sambil terisak. Sesekali mengecup pipi Jinwoo saking gemasnya.

"Kenapa Appa malah tertawa?! Haenam nggak bercanda!"

Masih diselingi tawa kecil, Jinhyuk menjawab. "Oke, oke. Appa berhenti tertawa, nih. Ngomong-ngomong, Haenam mau ayam goreng, nggak?"

Jinwoo menggeleng lemah. "Nggak mau. Haenam mau makan nasi pakai telur ceplok saja. Bukankah keuangan Appa sedang menipis? Haenam nggak mau merepotkan Appa lagi."

Laki-laki umur kepala tiga terkekeh pelan. Merogoh saku celana sebelum menunjukkan hasilnya pada sang anak. "Siapa bilang? Justru hari ini banyak yang beli lukisan Appa. Lihat! Appa mendapatkan hasil lumayan besar hari ini."

Jinhyuk kembali memasukkan uang ke dalam saku, lalu membawa buah hatinya menuju ruang makan. Didudukkan Jinwoo ke atas bangku, dan Jinhyuk duduk di bangku sebelahnya.

Lelaki itu yang menyiapkan makanan untuk Jinwoo hari ini. Satu paket ayam goreng akhirnya tersajikan di atas meja makan. Yang lebih muda terlihat berbinar, cepat-cepat mengambil satu potong paha ayam dan melahapnya.

Jinhyuk hanya memandang sembari tersenyum lega. Tentu senang melihat anaknya bahagia karena sesuatu yang sederhana.

Bapak dari satu anak itu terkejut kala Jinwoo duduk di atas pahanya. Menyandarkan kepalanya pada dada Jinhyuk sambil makan ayam goreng. Ternyata benar kata orang, anak kecil kalau sedang demam memang suka manja.

"Haenam nggak mau jauh dari Appa lagi. Terus-terus ada di sebelah Haenam, ya? Haenam sayang Appa." Ia tersenyum sebelum kembali melahap hidangannya.

Jinhyuk mengecup kening Jinwoo sebentar, lalu membalas perkataan. "Appa juga sayang Haenam."




END.















++
Yey tamat:v

Terima kasih sudah mengunjungi short story absurd ini😄😄

Aku lagi ada rencana buat short story lagi nih wkwk, tapi bingung mau genre apa. Pengennya sih yang berbau angst:vvv

Intinya,

Thank you💕💕 aku cinta kalian😊

Kuy cek work aku yang lain hahaha:v maaf promosi😁

Salam hangat dari:

🧒Lee Jinwoo (as Jinhyuk's son)🧒

👦Lee Jinhyuk (as Jinwoo's dad)👦

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

👦Lee Jinhyuk (as Jinwoo's dad)👦



Dan Authornya:v

Jinhyuk With Haenam || PDX101 ✔️Where stories live. Discover now