Penyerupa Akhir

10 0 0
                                    

Suara riuh orang-orang semakin terdengar ketika aku dan Henry atau biasa kupanggil Iry yang merupakan sahabatku ini semakin dekat dengan panggung. Orang-orang yang tadinya riuh perlahan diam ketika kami naik ke atas panggung. Rasa gugup yang menyerbu bersamaan dengan derasnya keringat yang membasahi tanganku seketika itu hilang dikala dia menggegam tanganku mengisyaratkan untuk memulai acara.

"Assalammualaikum wr.wb" salam yang kami ucapkan dengan lantang dijawab dengan suka cita oleh orang-orang. Kamipun melanjutkan dengan membacakan urutan acara pada selembar kertas yang kami pegang dan acarapun dimulai.

Aku bersama Henry menjadi pembawa acara pada hari kelulusanku. Setelah acara berakhir entah mengapa tiba-tiba air mataku menetes, seketika itu juga temanku ini menyeka air mataku dengan selembar tisu yang ia ambil dari saku jasnya.

"Kamu kenapa? Takut pisah sama aku?" Tanya Henry kepaku yang hanya kudiamkan tanpa kujawab.

"kok diam aja?, tenang aja kita pasti satu sekolah lagi kok" nada bicaranya mencoba menenangkanku dengan memegang pundakku.

"Maaf iry, aku tak berfikir akan seperti itu, karena aku ingin bersekolah di Bojonegoro" seketika dia hanya diam tanpa mengatakan apapun dan tatapannya yang seakan tak percaya tentang apa yang didengarnya .

Setelah itupun kami berpisah dengan tetap saling menghubungi satu sama lain. Namun siapa yang mengira bahwa kami akan bertemu lagi suatu saat nanti dengan keadaan yang berbeda. 

The Old MeNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ