✨ P r o l o g ✨

36.4K 4K 483
                                    

"Permisi, apa kau tahu dimana letak Hotel Del Luna?" Tanya lelaki yang mengenakan setelan jas berwarna abu.

"Disana," sosok yang ditanyai nya menunjuk sebuah gang tak jauh dari halte pemberhentian bus distrik empat Cheongdam. "Ada urusan apa kau di tempat itu?" Tanyanya pada lelaki yang lebih tua.

Tersenyum tipis, sang penanya memakerkan lekuk pada pipinya lalu berkata. "Aku bekerja disana," sedangkan lelaki yang mengenakan seragam sekolah dihadapannya refleks menjatuhkan rahang tanpa berkata-kata.

"Terima kasih, ya." Ucapnya sebelum kembali berjalan ke arah gang yang ditunjukkan oleh siswa sekolah menengah atas tadi.

Derap langkah si lelaki berlesung pipi lantas terhenti ketika ia sampai dihadapan sebuah gedung menjulang. "Hotel Del Luna," gumamnya saat membaca tulisan besar diatas pintu menuju lobby tempat itu. Ia mendesis sembari memiringkan kepala. "Apa aku salah tempat?" Monolognya.

Dalam hati ia telah mengumpati sang atasan dari hotel tempatnya bekerja semula. Hanya karena kasus kecil sekaligus kesalahpahaman padanya, ia justru harus rela terlempar ditempat yang lebih mirip dengan gedung tak berpenghuni ini. Gelarnya sebagai asisten manager termuda yang pernah ada di Korea pun nyaris tercoreng.

Entah hal ini adalah sebuah anugerah atau justru kutukan. Ia merasa beruntung sebab pekerjaannya tidak hilang. Namun, dengan melihat keadaan hotel dihadapannya saja sudah membuat pikirannya awut-awutan.

Bagaimana pimpinannya bisa memberi gaji jika hotelnya sepi seperti ini? Pikirnya.

Membuang pikiran negatifnya jauh-jauh, lelaki berlesung pipi itu kembali melanjutkan langkahnya menuju meja resepsionis. Lekukan pada keningnya semakin dalam saat tak mendapati siapa-siapa disana.

"Ini... Gila," Ia bergumam. "Apa si tua bangka itu mengirimku ke hotel tak berpenghuni?!"

"Annyeonghaseyo!"

"Hoaaaa!" Lelaki berlesung pipi itu berteriak ketakutan lantas memundurkan langkah ketika seseorang tiba-tiba muncul dan menyapa dari belakang meja dihadapannya.

"Apa aku mengangetkan mu?" Lelaki berseragam formal putih polos dengan sentuhan warna merah pada kerah juga lengannya tersenyum sumringah. "Maaf tadi aku tidur," ucapnya sembari menunjuk kasur tipis dibawah meja resepsionis.

"A-ah, tidak."

"Eoh, tunggu sebentar. Apa kau Jung Jaehyun? Asisten manager baru disini?" Karyawan hotel itu melebarkan mulutnya. "Woah! Selamat datang!"

"Iya, aku Jung Jaehyun." Si lelaki berlesung pipi menunduk sopan. "Bisakah kau menunjukkan jalan menuju ruangan CEO?"

"Tentu, mari ikut denganku."

Jaehyun hanya menurut, mengikuti langkah kaki sosok dihadapannya sambil sesekali menoleh ke kanan dan kekiri. Tiba-tiba ia bergidik ngeri, bangunan ini sudah nampak tua dan seakan tak lagi dihuni.

"Disini, Jaehyun-ssi." Lelaki dihadapan Jaehyun menunduk sopan. "Kalau begitu aku permisi," ucapnya sebelum meninggalkan asisten manager baru itu sendiri.

Menghela nafas pelan, Jaehyun mengetuk pintu dua kali sebelum memotar kenop. Ia menyembulkan kepalanya hingga mendapati seorang lelaki berahang tegas, iris legam dan rambut hitam yang terlihat sebaya dengannya tengah duduk sembari menyilangkan kaki pada sofa.

"Annyeonghaseyo," sapanya sebelum melangkah pelan, mendekati sosok dengan sorot mata tajam yang masih menatapnya lekat-lekat.

"Siapa yang menyuruhmu untuk duduk?"

Baru saja Jaehyun ingin mendaratkan bokong diatas sofa namun suara tegas nan dingin dari sosok itu membuatnya kembali berdiri tegak. "A-ah, maaf."

"Siapa namamu?"

"Jung Jaehyun," jawabnya. "Akuㅡ"

"Apa kau yakin bisa bekerja disini?" Belum sempat Jaehyun memperkenalkan dirinya lebih jauh namun sosok itu kembali menginterupsi.

"Tentu, asalkan kau bisa membayar gajiku." Jaehyun menipiskan bibir. "Tapi... Sepertinya hotelmu ini sangat sepi, apa penghasilannya memadai?" Tanyanya.

"Hotel ini memiliki banyak tamu," lelaki berahang tegas yang tengah duduk di sofa kemudian beranjak dari posisinya. "Sangat sangat banyak," ia berjalan mendekati Jaehyun.

Jaehyun meneguk ludah kasar saat calon pimpinan barunya itu mendekatinya. Bukan hanya hotel ini yang seram, tapi raut wajah pemiliknya pun tak jauh beda, pikirnya.

"Apa kau baru saja mengataiku seram?!" Kedua mata Jaehyun melebar mendengar pekikan nyaring namun tetap menguarkan aura dingin dari sosok dihadapannya.

"Ti-tidak," bagaimana bisa dia membaca pikiran orang lain.

"Berapa gaji yang diberikan pimpinan mu dulu?"

"Li-lima juta won," Jaehyun telah kehilangan image pria tampan, cool dan berkepala dingin hanya karena memandangi wajah lelaki dihadapannya.

"Aku akan membayarmu tiga kali lipat," sosok yang sedikit lebih pendek dari Jaehyun mendongak sembari mendekatkan wajahnya. "Asal kau bisa memberi pelayanan yang baik kepada tamu-tamuku." Ucapnya dengan nada rendah.

Jaehyun tersenyum simpul. "Tentu, aku ini asisten manager termuda dan terbaik di kotaㅡ"

"Tamuku bukan lah manusia sepertimu," potong sang pemilik hotel.

"Tapi hantu," sambungnya.

"Apa?!"

•••

M a i n  C a s t

M a i n  C a s t

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

Lee Taeyong

Jung Jaehyun

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

Jung Jaehyun

•••

Check the trailer here

S O O N

•••

Tuesday, July 27

©jaesweats

Hotel Del Luna | Jaeyong ✓حيث تعيش القصص. اكتشف الآن