16 'Patient Jungkook'

1.1K 110 3
                                    

"Pokoknya jangan ikut show." Pagi ini Jungkook sudah memperingatkanku untuk tidak ikut show. Padahal kemarin saja tidak apa-apa. "Nanti Baby Jeon kenapa-kenapa."

"Kau terlalu berlebihan. Kemarin saja aku tidak kenapa-kenapa."

"Kau harus menurutiku."

"Tidak akan terjadi apa-apa. Percayalah padaku." Kataku sambil menyiapkan sarapan untukku dan untuknya. Aku kesal padanya. Padahal kan, kemarin saja aku tidak kenapa-kenapa.

hueek..huekk...
Aku melirik kearah Jungkook tadi duduk. Dia sudah tidak ada. Ternyata dia muntah-muntah lagi. Kalau terus seperti ini dia akan kehilangan banyak berat badannya. Dia aneh, aku yang hamil dia yang terus merasakan morning sickness.

"Baiklah baiklah, aku mengizinkanmu ikut. Tapi jangan terlalu energik ok. Baby Jeon sepertinya marah padaku. Jadi aku muntah lagi." Kata Jungkook sambil memelukku dari belakang dan menopangkan dagunya dibahuku. Aku mengusap halus pelan kepalanya. "Baby Jeon, jangan terus membuat appa mual. Appa harus bekerja." Lanjutnya sambil mengelus perutku.

"Sudah sudah. Sekarang kita harus makan. Kali ini tidak akan mual lagi."Kataku sambil membawa makanan yang baru ku masak ke meja makan.

"Aku tidak mau makan ini." Rengek Jungkook. Aish, dia benar-benar merepotkan. Seharusnya aku yang manja, bukan dia. Aku curiga kalau nanti Jungkook dan Baby Jeon akan terus bertengkar.

"Lalu kau mau makan apa?"

"Tidak mau makan."

"Kau harus tetap makan aaa..." Akhirnya aku memutuskan untuk menyuapinya saja. Dan dia mau makan. Tapi kali ini dia tak memuntahkan makanannya lagi. Nah, sekarang dia benar-benar Baby Jeon.

"Ok Baby Jeon. Kau sudah selesai makannya? sekarang kau harus mandi. Siang ini kita akan mempromosikan album kita lagi." Jelasku dengan nada bicara seperti kepada anak kecil. Aku kira Jungkook akan menyukainya, ternyata dia malah memasang wajah kesal. Padahal jika penggemarnya memanggil dia 'oppa' dia langsung marah. Tapi saat aku memanggilnya 'Baby' dia juga marah. Ini sebenarnya aku yang hamil atau Jungkook yang hamil?

"Ok aku akan mandi. Tapi cium dulu." Tuh kan, dia terus meminta hal yang aneh.

"Tidak." Jawabanku membuatnya mengerucutkan bibirnya kesal. Aku memanfaatkan kesempatan ini untuk menciumnya singkat. Dia langsung sumringah begitu aku melepas ciuman itu.

"Baiklah aku akan mandi sekarang. Jangan lupa kita harus ke dokter." Kata Jungkook sambil berlalu menuju kamar.

Aku langsung saja melanjutkan sarapanku yang tadi terpotong karena Jungkook tidak mau makan. Dia ada ada saja. Biasanya jika seorang istri hamil, suaminya akan terus memanjakannya. Tapi ini malah sebaliknya. Aku yang memanjakannya bukan dia yang memanjakanku.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Kau serius Tzu?" Tanya Seyeon eonni ketika aku bilang padanya kalau aku sedang hamil. "Seharusnya kau tak ikut show lagi."

"Lagipula yang harus diperingatkan itu Jungkook. Kau tau? jika aku kesal padanya, dia langsung muntah."

"Jinjja? apa kau tidak merasa mual sama sekali?"

"Tidak. Semuanya hanya dirasakan oleh Jungkook." Seyeon eonni terkekeh mendengar jawaban dariku. Memang sedikit lucu karena gejala kehamilannya justru dirasakan oleh Jungkook bukan olehku.

Jungkook baru saja kembali dari kamar mandi. Ya, dia mual-mual lagi. Makanya, setelah promosi album, kami akan langsung kerumah sakit. Karena Jungkook terus menerus mengeluh.

Kali ini giliran kami yang akan pre-recording. Kali ini aku baru merasakan pusing. Sampai aku hampir jatuh saat di stage untung saja Jungkook membantuku. Jadi kami bisa menyelesaikan stage ini sampai akhir meski aku tidak terlalu energik seperti kemarin.

"Tzuyu, kau baik-baik saja?" Tanya Jungkook saat kami sudah turun dari panggung. "Kita minta bantuan tim medis saja. Kau kelihatan pucat."

"Sebaiknya tidak. Kita harus merahasiakannya kan? jika diperiksa tim medis nanti akan ketahuan." Ya, selama Baby Jeon belum lahir, aku tidak ingin orang lain tau tentang kehamilanku.

"Atau kita ke rumah sakit saja. Aku mengkhawatirkanmu." Akhirnya kami langsung menuju rumah sakit. Aku bisa melihat Jungkook yang terus khawatir. Apalagi kali ini macet.

"Tidak ada jalan lain?" Tanya Jungkook.

"Kau harus sabar." Kata Juhyuk oppa yang memegang kemudi mobil ini. Bahkan Seyeon eonni juga terlihat panik dengan mencari jalan alternatif tercepat.

"Kau masih bisa berjalan?" Tanya Jungkook padaku saat kami sampai dirumah sakit. Belum juga aku menjawab, dia sudah menggendongku. Untung saja rumah sakit ini hanya dikunjungi oleh idol-idol. Jadi tidak akan ada media yang meliput.

"Dia tidak kenapa-kenapa. Ini normal dirasakan oleh wanita hamil." Kata dokter itu.

"Apa ini pertama kalinya?" Tanya Dokter itu lagi. "Kau harus menjaganya dengan baik."

"Aku yang seharusnya dijaga. Karena aku yang terus menerus merasakan yang orang hamil rasakan." Jawaban Jungkook ini benar-benar membuat dokternya tertawa. Bagaimana tidak, dia menyampaikan keluhannya dengan cara yang lucu.

"Itu juga normal. Oh iya, aku akan merahasiakan hal ini. Kalian pasti ingin aku merahasiakannya. Sudah banyak pasangan idol yang belum menikah datang kesini."

"Kami sudah menikah."

"Jinjja?" Dokter itu benar-benar terkejut dengan jawaban Jungkook. Aku merasa senang dia mengakuiku meski hanya pada dokter ini. Tapi yang terpenting adalah dia mengakuiku.

"Aku menyembunyikannya.hehe."

"Kalau begitu, kami pamit dulu. Oh iya, kau harus tutup mulut ok." Kata Jungkook sambil memberikan kode pada dokter itu. Sehingga dokter itu membuat gerakan mengunci mulutnya. Mereka benar-benar lucu.

Akhirnya setelah ini, kami pulang kerumah. Sebenarnya Juhyuk oppa belum mengetahuinya. Karena aku takut jika dia menyuruhku mengakhiri kontrakku dengan agensi. Dia sebenarnya sama berlebihannya dengan Jungkook. Karena aku adik perempuan satu-satunya untuknya. Jadi dia sangat menjagaku.

"Aku ingin bertemu Jimin hyung." Kata Jungkook secara tiba-tiba. Sebenarnya Jimin sedang ada di luar Korea. Bagaimana aku bisa membuatnya bertemu dengan Jimin oppa?

"Dia sedang diluar Korea. Kenapa kau tiba-tiba ingin bertemu dengannya?"

"Ayolah, aku ingin bertemu hyung. Mana ponselmu. Biasanya jika kau yang menelpon dia langsung mengangkatnya." Dia selalu mengidam hal-hal aneh. Bisa dipastikan kalau dia orang hamilnya bukan aku.

Akhirnya aku menelpon Jimin oppa. Untung saja dia tidak sedang sibuk. Jadi bisa mengangkat telpon dariku.

"Hyung." Panggil Jungkook ketika dia sudah tersambung Video call dengan Jimin oppa.

"Ada apa? kenapa kau yang menelponku?"

"Aku merindukanmu."

"Tiba-tiba? aku sedang liburan jadi jangan menggangguku."

"Kau ada dimana?"

"Aku sedang liburan."

"Yasudah, tutup telponnya." Jungkook langsung memutuskan sambungannya. Dia memberikan ponselnya lagi padaku.

"Sudah ya. Sekarang aku yang ngidam. Jangan kau terus." Omelku.

"Bukan keinginanku. Baby Jeon yang menginginkannya."

"Yasudah, sekarang aku ingin tidur tapi dipangkuanmu. Jangan memindahkanku." Kataku.

"Nanti leherku bisa pegal kalau tidur sambil duduk." Keluh Jungkook.

"Tidak ada tapi-tapian. Kau mau Baby Jeon sedih?" Tanyaku dan membuat Jungkook menutup mulutnya dengan tangan sambil menggelengkan kepalanya. Ya, dia tak ingin muntah-muntah lagi.

"Baiklah, kau bisa tidur dipangkuanku."

TBC

Pokoknya harus vote sama comment

[Book#2] Hate Manager 2✔Where stories live. Discover now