four 💉

150K 26.9K 6.8K
                                    

Bisakah bertahan sedikit lebih lama?

⊱ ━━━━.⋅ εïз ⋅.━━━━ ⊰

Rintik hujan menemani langkah Jaemin untuk pulang sore hari ini, ia berjalan sendiri tanpa ditemani kedua sahabatnya. Tadi pagi ia mendapat telepon dari Yixing bahwa semalam Renjun kambuh dan tidak dapat mengikuti pelajaran hari ini.

Sedangkan Jeno, ia masih setia berdiam di rumah sakit setelah kejadian satu setengah minggu lalu, bahkan intensitas cuci darah Jeno pun semakin sering, Jeno juga memerlukan donor dengan segera. Ginjalnya sudah benar-benar rusak.

Jaemin memutar arah, ketimbang menuju rumah, ia lebih memilih mengunjungi Sungan Han terlebih dahulu dan membiarkan tubuhnya terkena tangisan langit.

Jaemin terus melangkah sembari bersenandung kecil.

“Jika bersama kalian mungkin tidak akan sesepi ini,” gumam Jaemin tiba-tiba, ia jadi teringat dengan dua sahabatnya yang kini sedang sakit.

Binar indahnya menutup sementara, menikmati hembusan angin yang mengencang. Sungai Han tampak begitu indah meskipun cuaca tidak mendukung.

Jaemin mengedarkan pandangnya hingga pusatnya jatuh pada seorang wanita yang mencoba untuk melompat dari pembatas. Jaemin lari dan berusaha menghentikan si gadis.

“Lepas!” Gadis itu memberontak ketika tangannya dicengkram erat oleh Jaemin.

“Tidak,”

“Lepas! Biarkan aku mati!” Teriakan si gadis tidak Jaemin dengarkan, ia tetap menarik lengan itu hingga mereka menjauhi jembatan.

Cengkraman itu terlepas, Jaemin menatap si gadis dengan lamat, “Siapa namamu?”

“Apa urusanmu?”

“Aku tidak suka melihat orang yang menyia-nyiakan hidupnya,” jawab Jaemin dengan enteng.

Gadis itu menatap Jaemin dengan tajam, “Kau tidak tau apa-apa,”

“Aku memang tidak tau,” Gadis itu tak berkomentar apapun terhadap jawaban Jaemin, ia terlampau malas. Kesal pun mendominasi karena Jaemin menggagalkan niatnya.

“Omong-omong, kenapa kau sampai ingin bunuh diri?”

“Apa pedulimu?” Jaemin hanya menghela napas mendengar nada sinis dari gadis di sampingnya.

“Aku tidak mengerti kenapa Tuhan mempertahankan nyawa orang yang jelas-jelas mudah menyerah seperti dirimu,” Gadis itu menatap kosong, “Kau tidak tau apa-apa, jadi berhentilah seolah kau mengetahui apa yang terjadi padaku,”

Jaemin menggeleng, “Aku hanya ingin bercerita,”

“Tentang?”

“Temanku,”

“Kenapa?”

“Kedua temanku sakit, mereka berada di ambang batas. Tapi mereka mempunyai mimpi dan keinginan yang kuat setidaknya untuk bertahan hidup, setiap malam mereka berdoa agar dapat membuka esoknya. Mereka kuat ketika melawan sakit yang terus mendera, mereka hebat bertahan sejauh ini, mereka tidak kenal kata menyerah.” tanpa sadar Jaemin menitikan air matanya.

Tacenda, Norenmin. [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang