33. Cintailah Allaah [2]

1.4K 161 0
                                    

Assalamu'alaikum teman-teman, saran dan kritiknya sangat aku tunggu!.

Perhatian! Baca ceritanya dengan tenang yak, Insya Allah bermanfaat.

😍


بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

"Saat kamu bilang cinta itu anugerah dan saat kamu bilang cinta itu menyakitkan, padahal sebenarnya Allah sedang menguji perasaanmu kepada-Nya."

🍁🍁🍁


"Annisa Ramadhan?."

Fatih mengernyitkan dahinya, ia sangat heran atas perubahan wajah Umam, seakan-akan ia sudah salah bicara.

"Memangnya kenapa?," Tanya Fatih tersenyum lucu karena melihat wajah Umam yang sangat berlebihan hingga sangat lucu menurut Fatih.

"Annisa Ramadhan muridnya Umi kamu?."

Fatih mengangguk mengiyakan pertanyaan Umam dengan senyum yang hampir membuatnya tertawa melihat wajah Umam.

Sisi lain, Annisa hampir saja seperti orang yang tak bernyawa. Berdiam diri didalam Mushola dengan perasaan berkecamuk, ia masih mendengar percakapan mereka yang terus saja menyebut namanya.

Sungguh, sebenarnya ia hampir menangis karena perasaan bingungnya ini.

Ia tidak menyukai posisi seperti ini yang mengharuskan dirinya menguping pembicaraan yang seharusnya dan ia tidak mau dengar.

'Ya Allah.'

Hanya itu yang bisa Annisa lakukan sedaritadi.

"Sebenarnya kamu ini kenapa?," Fatih akhirnya bertanya karena benar-benar ingin mengakhiri obrolan ini, ia sudah ingin bertahajjud.

"Apa benar kamu ingin menikah dengannya?."

"Ya."

'Dia ingin menikah denganku? Hoho...tapi akunya nggak mau bahkan nggak akan pernah mau,' Gerutu Annisa dengan berdecak kesal.

"Bukankah Zaky sudah melamarnya? Bagaimana bisa kamu menikah dengan orang yang sudah dilamar?."

Senyuman Fatih mati.

Tubuh Fatih langsung membeku.

Matanya membulat, nafasnya pun terdengar memburu, sungguh ia sangat terkejut.

'Bagaimana Kang Umam tau kalo kang Zaky sudah melamarku?.'

Annisa terus bertanya-tanya, dan ada sedikit kelegaan dihatinya, Fatih mengetahui hal tersebut setidaknya ia tahu diri bahwa dirinya memang tidak ingin menikah dengan Fatih.

Umam sepertinya salah bicara, namun kalau tidak ia beritahu keadaannya mungkin akan lebih rumit.

Ia menghela nafas.

Ia mengetahui semua itu karena tadi saat menunggu ayahnya dan Fatih, ia sempat berbincang dengan anak IRMAS. Awal perbincangan itu, semuanya ikut bicara, tapi lama-kelamaan semuanya lebih suka berbincang masing-masing. Dan Zaky mengajaknya mengobrol hingga akhirnya ia menceritakan bahwa ia telah melamar seorang gadis dan sedang menunggu jawabannya.

MAHABBAH [SELESAI]Where stories live. Discover now