Chapter 3

7.9K 826 37
                                    

Bis yang dinaiki oleh Lisa merapat kesalah satu halte yang berada tepat di depan rumah sakit ternama di Seoul. Lisa melangkahkan kakinya keluar bis, lalu berjalan memasuki perkarangan rumah sakit yang luas.

Ketika masuk ke dalamnya, Lisa langsung disambut dengan aroma khas rumah sakit. Bau antiseptik dan obat-obatan. Hal ini sudah menjadi makanan sehari-hari bagi Lisa.

"Anyeong, Lalisa-ssi!" Sapa salah satu perawat yang bertugas di bagian resepsionis.

"Anyeong!!" Sapa Lisa dengan semangat.

"Ingin menemui dokter Song?" Tebak perawat itu.

Lisa menganggukan kepalanya dengan semangat, membuat perawat itu tertawa.

"Chankaman, aku akan memeriksa jadwalnya terlebih dahulu." Ucap perawat itu, mengetikkan sesuatu ke komputer yang ada dihadapannya.

Lisa mengangguk lagi. Sambil menunggu perawat itu memeriksa jadwal dokter yang hendak ditemuinya, Lisa mengedarkan pandangannya kesekitar lobby rumah sakit yang tampak ramai.

Perawat berlalu-lalang membawa troli yang penuh dengan obat-obatan. Beberapa pasien terlihat duduk mengantri menunggu giliran untuk diperiksa.

"Andwe... i-itu tidak mungkin..."

Terdengar suara tangisan seorang wanita yang membuat perhatian Lisa teralihkan. Tidak jauh dari tempat Lisa berdiri, terlihat sepasang suami-istri yang sedang berbicara dengan seorang dokter.

"Tapi, memang itu kenyataannya. Anak anda mengidap penyakit leukimia stadium akhir dan hidupnya tidak lama lagi..." ucap dokter tersebut prihatin.

Wanita itu langsung jatuh terduduk begitu saja dan menangis tersedu-sedu, sedangkan suaminya mencoba untuk tetap tegar dan memeluk istrinya memberikan kekuatan untuk menerima semuanya dengan sabar.

Melihat pemandangan itu membuat Lisa kembali mengingat kejadian dua tahun yang lalu, saat dia masih kelas lima sekolah dasar.

Lisa memejamkan matanya kuat-kuat dan menggelengkan kepalanya, mengusir kenangan itu jauh-jauh. Lisa sudah bertekad, apapun yang terjadi dia akan menjalani sisa hidupnya dengan bahagia.

"Lisa-ssi." Panggil perawat itu membuyarkan lamunan Lisa.

"Nde?" Lisa langsung menolehkan kepalanya ke arah perawat itu.

"Dokter Song Hye Kyo sedang tidak ada jadwal dan kau bisa menemuinya sekarang. Seperti biasa, dokter Song ada di ruangannya." Jelas perawat itu.

"Nde, kamsahamnida." Lisa membungkuk dan kembali melangkahkan kakinya.

Lisa menelusuri lorong-lorong rumah sakit yang dicat serba putih tersebut. Sesekali dia menyapa dan membalas sapaan dari para perawat atau pasien yang berpapasan dengannya.

"Lama-lama aku bosan melihat pemandangan di sini..." Lisa tertawa pelan dengan ucapannya sendiri.

Kaki panjang Lisa berhenti tepat di salah satu pintu sebuah ruangan yang terletak diujung lorong. Tanpa mengetuk, Lisa langsung membuka pintu tersebut dengan pelan, lalu dia menjulurkan kepalanya duluan.

Dari balik pintu terlihat seorang wanita yang mengenakan jas putih dokter dan sedang memeriksa kertas laporan, posisinya membelakangi pintu.

Lisa masuk dengan cara mengendap-endap. Dia berencana ingin mengagetkan dokter yang sudah dia temui sejak lama. Belum genap Lisa sampai dibelakangnya, dokter itu sudah mengetahui keberadaan Lisa.

"Ada apa?" Ucap dokter itu tanpa menoleh kebelakang sedikitpun.

"Aish... lagi-lagi rencanaku gagal." Lisa menghembuskan napasnya kesal.

Liar ✔Where stories live. Discover now