1 » sorrow night

1.6K 254 9
                                    

Malam ini Jimin pergi.

Tidak, tidak. Dia benar-benar pergi. Maksudku, dia tidak akan kembali lagi; selamanya.

Padahal aku masih ingat dengan jelas bagaimana matanya yang menyipit bagai bulan sabit tatkala berhasil memenangkan permainan petak umpet saat senja tadi. Kening yang berpeluh kami sapu dengan punggung tangan, pula dahaga yang menggerogoti kerongkongan kami basuh dengan seteguk air selokan. Ya, di tengah kemiskinan yang melanda, paling tidak aku masih memiliki seseorang yang berharga—setidaknya begitu pikirku sebelum pemuda belum genap tujuh belas tahun itu memutus rantai usianya dengan menelan getah tumbuhan beracun.

Aku tidak habis pikir, maksudku, dia selalu terlihat ceria (giginya bahkan tak pernah terlihat kering kendati ia selalu tertawa lebar), tidak pernah mengeluh, dan selalu bekerja keras mengumpulkan pundi-pundi uang dengan berjualan barang rongsok ke pengepul di pinggiran kota agar mampu membeli setidaknya satu bungkus nasi untuk dibagi bersama.

Akan tetapi, raut tetaplah raut, dan rasa tetaplah rasa. Apa yang selama ini Jimin tunjukkan hanyalah secuil dari perasaannya yang tidak ingin dianggap lemah, sebab ketika aku menemukan secarik kertas terselip di saku celananya yang lusuh, aku sadar bahwa sekuat apa pun seseorang tersebut terlihat, ia pasti memiliki sisi yang berlawanan. Dan dengan satu kalimat telak yang tertoreh oleh arang, tangisku nyaris pecah—siap menghajar malam hingga fajar datang.

Aku lelah, Hyung. Jadi, biarkan aku beristirahat dengan tenang ya. []

Eat My Friend | ✔Where stories live. Discover now