27. Imagination

21.7K 1.9K 369
                                    

Vote sebelum baca!!

Sebelum itu yuk follow ig mereka dan ikutin kegiatannya!!!

Captainalka_
Pickaellaa
Jamessssssssss88
Ayeshawhendana
Bimatranean
Odieeeeeena
Ibellanestka
Reandraaaa
Aninscarllate

**

Ujian semester dimulai. Menjadi waktu yang paling menyebalkan bagi Picka yang tidak suka belajar ataupun membaca buku. Apapun nilainya nanti, semua itu adalah hasil usaha dan kerja kerasnya. Ia bukan gadis pintar, Picka mengakui itu. Semua orang tidak ada yang sempurna, setiap kekurangan pasti ada kelebihan, tapi sepertinya hidup Picka hanya ada kekurangan.

Selama seminggu proses ujian berlangsung, Picka mengalami fase dimana ia harus LDR bersama Capta. Picka memperhatikan dari dulu, setiap kali ujian Capta selalu di antar jemput oleh orang tuanya. Saat Picka bertanya pada Nean, Nean berkata bahwa keluarga Capta memang seperti itu. Selain mengantar jemput, semua yang bisa mengganggu konsentrasi belajar akan disita sehingga Capta hanya fokus belajar. Padahal kata Nean, Capta itu tidak pernah membaca buku pelajaran. Emang udah pintar dari lahir, tidak belajar pun Capta tetap pintar. Capta mengoleksi semua jenis novel fiksi, jurnal dan segala sesuatu yang berbau inspiratif.

Disekolah juga Capta hanya menepuk kepala Picka jika keduanya berpapasan, tidak ada kata yang terlontar. Kenapa ujian harus seserius itu? Picka saja masih bisa tertawa, meloncat sana-sini dan melakukan hal seperti biasa. Kadang manusia itu aneh. Tidak, sepertinya Picka yang aneh. Picka tidak suka sesuatu yang terlalu serius.

Sampai akhirnya penderitaan Picka berakhir, ujian selesai. Saat Picka bersemangat melihat ruang kelas Capta, lelaki itu sudah tidak ada. Picka berlari ke bawah, dari tengah lapangan Picka melihat Capta sudah di jemput oleh Mamanya.

Picka tersenyum kecil, menendang batu kerikil di bawah kakinya. Andai saja Picka bisa merasakan semua itu, di jemput oleh orang tuanya. Mustahil.

"Hhhhh," Picka menghembuskan nafasnya, berjalan ke parkiran mengambil sepeda. Lalu mulai mengayun di pinggir jalan.

"Kita ke apartemen lo ya!" Picka hampir saja masuk ke dalam got mendengar teriakan tiba-tiba di sebelahnya. Ia mengumpat kesal menatap orang itu. "Sory," Kekan tersenyum lebar.

Picka mendengus, mengayun sepedanya lagi. Ia menoleh ke belakang sekilas, melihat Gail dan Rean mengekorinya menggunakan motor. "Ngapain? Bawa makanan nggak? Etika bertamu lo pelajarin dulu coba,"

"Mau berkata kasar tapi nggak tega, mau cubit pipinya takut sama pemiliknya. Jadi gue harus gimana doang?" Tanya Kekan melemah, Picka tertawa. "Nanti gue traktir, lo mau apa beli aja!"

"Serius?"

"Iya!"

"Sebenernya gue nggak suka di traktir, biasanya kan traktir orang. Tapi kalau lo maksa, ya udah deh," Picka mengulum senyum.

"Gue tampol juga lo lama-lama," Kekan menepuk pundak Nean yang tertawa geli, memberikan kode untuk berhenti. "Sini gue yang bawa sepeda lo,"

Picka memberikan sepedanya pada Kekan, ia meloncat naik duduk di boncengan Nean. Setelah itu deruan suara motor meninggalkan Kekan seorang diri. Picka tertawa keras sambil melambaikan tangan.

"Anjing! Woy!" Pekik Kekan merasa terkhianati.

Apartemen itu berubah menjadi bascame mendadak, ke-empat lelaki yang ada disana merasa apartemennya sendiri. Picka tidak mempermasalahkan semua itu. Usai mengganti bajunya dengan kaos biasa dan celana pendek, Picka menghampiri mereka yang sedang duduk di tengah ruangan.

CAPTAIN PICKA  [END] SUDAH TERBIT CERITA MASIH LENGKAPWhere stories live. Discover now