4 ☘

176 19 1
                                    

🍁🍁🍁

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

🍁🍁🍁

"Huh" Xenna menghela nafas dan entah sudah ke berapa kalinya.

Sedari tadi mulai kerja Xenna tak hentinya mondar mandir, karena Edrea terus saja menyuruhnya ini dan itu. Mulai dari mengambil berkas, mengantarkan berkas, hingga membelikannya kopi, dan itu semua lokasinya harus naik dan turun lantai tempat ia bekerja. Xenna bahkan menaiki atau menuruni tangga darurat kalau lift penuh atau jika Edrea memintanya buru buru.

Hari pertama kerja kenapa terasa sekali lelahnya, bahkan sekarang baru jam istirahat belum sehari kerja, dan aku belum mendapat materi kerja sama sekali, sedari tadi hanya disuruh ini dan itu. Xenna berucap dalam hati sambil menumpukan kepalanya pada kedua lengan tangannya.

"Xenna" panggil seorang lelaki, ia adalah salah satu karyawan disini.

Xenna pun mengankat kepalanya. "Iya" jawab Xenna.

"Kamu dipanggil Mbak Fabrica" ucap lelaki itu.

"Oh baiklah, terima kasih" ujar Xenna.

Lelaki itupun hanya mengangguk, lalu pergi dari meja kerja Xenna.

Karena semua karyawan kebanyakan sudah ke kantin di jam istirahat ini, jadinya Xenna tidak berpamitan pada Edrea, perempuan itu juga sudah tidak ada.

Xenna pun keluar dari ruangan lalu menuju lantai atas tempat dimana Fabrica berada.

Dan setibanya di lantai atas tempat Fabrica berada, Xenna langsung mencari keberadaan Fabrica, ia memasuki ruangan yang memang tempat Fabrica berada.

"Selamat siang Mbak Fabrica" sapa Xenna ketika sudah berada di ruangan Fabrica.

"Kamu panggil Mbak Ica saja jika kepanjangan" ujar Fabrica.

"Tahu saja Mbak, kenapa Mbak Ica panggil saya" ucap Xenna.

"Kenapa baru datang kesini ?" Tanya Fabrica.

"Xenna baru dipanggil Mbak" jawab Xenna.

"Edrea benar benar" gumam Fabrica, "lalu tadi yang panggil kamu kesini siapa ?" Tanya Fabrica.

"Tadi karyawan laki laki, Xenna gak tanya namanya" jawab Xenna.

Terlihat Fabrica menghela nafas.

"Kenapa memangnya Mbak ?" Tanya Xenna.

"Tidak apa apa, ini ada beberapa berkas dari Pak Nicholas, yang ini ini ini kamu pelajari, dan yang ini ini ini dan ini tolong kamu analisa lalu antarkan langsung ke ruangan Pak Nicholas" jelas Fabrica dengan tangan menunjuk ke arah berkas berkas.

 [Change story ] XENNICHDove le storie prendono vita. Scoprilo ora