6 ☘

180 19 7
                                    

🍁🍁🍁

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

🍁🍁🍁

"Semangat Xenna, semoga saja keputusan yang kuambil sudah tepat" ujar Xenna saat sudah berada didepan pintu ruangan Nicholas.

Tok...tok...tok...
Xenna mengetuk pintu ruangan Nicholas, lalu ia mendorong pintu besar itu.

"Selamat so..." ucapan Xenna terhenti, karena pandangan pertama yang ia lihat ketika masuk ruangan Nicholas adalah penghuninya sedang menahan sesak nafas sambil memegangi bagian dadanya tepatnya dibagian dada area jantung.

Xenna pun segera menghampiri CEO nya itu. "Pak Nicholas kenapa ?" Xenna jelas merasa khawatir dan tentu saja panik, ini baru pertama kali ia melihat kejadian seperti ini.

Nicholas yang masih mendengar suara Xenna, bahkan ia mendengar Xenna mengetuk dan membuka pintu. Tapi apa daya ia tidak sanggup menyahut karena kondisinya tidak memungkinkan.

Nicholas meraih tangan Xenna, ia menggenggam erat tangan itu. "To...long" ucapnya dengan terbata.

"Tolong apa Pak ?" Tanya Xenna, ia panik dan bingung harus berbuat apa.

"Obat ... didalam ... tas" ucap Nicholas masih dengan terbata bata. Nicholas sangat berusaha mengeluarkan suaranya, sungguh ia sangat tak sanggup dengan sakit yang dirasakannya.

Xenna yang mendengar ucapan Nicholas langsung segera membuka tas yang ada dimeja, tas itu yang tadi ditunjuk oleh Nicholas.

Setelah menemukan beberapa obat, Xenna segera memberinya pada Nicholas. Karena ia tidak tahu obat yang mana.

"Buka" ujar Nicholas pelan.

Xenna pun mengikuti intruksi, setelah membukanya ia menyerahkan kembali obat itu, lalu membantu mengambil air putih yang memang selalu tersedia diatas meja kerja Nicholas. Xenna membantu Nicholas untuk meminun obat itu.

"Sudah tidak sakit lagi ?" Tanya Xenna pelan, dan masih bisa didengar oleh Nicholas.

Nicholas hanya mengangguk memberi jawaban, karena ia kini sedang menetralkan nafasnya.

Beberapa menit berlalu, Nicholas sudah tidak merasakan sakit lagi pada jantungnya, dan nafas nya pun sudah beraturan.

Bagaimana dengan Xenna, tentunya perempuan itu hanya diam, masih dengan posisi berdiri didekat tempat duduk Nicholas. Jujur saja ia sangat panik dan juga khawatir takut Bos nya itu akan kesakitan lagi, karena setelah tadi selesai meminum obatnya, Nicholas langsung bersandar pada kursi kerjanya dengan mata terpejam.

Nicholas menghela nafas sebentar sebelum membuka matanya, lalu ia menatap Xenna yang masih berdiri disamping dekatnya.

"Kamu bisa duduk disana" ujar Nicholas menatap pada Xenna, ia menunjuk kursi yang ada disebrang mejanya.

Xenna yang menunggu Nicholas, langsung mengiyakan ucapan Nicholas.

"Bagaimana keputusan kamu ?" Tanya Nicholas, ia jelas sudah tahu maksud dari kedatangan Xenna, si anak magang itu.

 [Change story ] XENNICHDonde viven las historias. Descúbrelo ahora