CHAPTER IV Humanoids

96 22 0
                                    

Junsu's Home, Gyeonggi-do ~ Seoul, South Korea.

Tuhan, jika ini mimpi, jangan pernah membangunkan aku lagi. Aku sekarang ada di rumahku bersama Jaejoong hyung dan Yoochun-ie. Itu memang sudah sering terjadi, tapi kemunculan dua orang lain membuatnya menjadi luar biasa. Yunho hyung dan si tinggi Changmin, aku tidak pernah membayangkan berkumpulnya kami berlima terjadi di rumahku. Kalau bisa, besok aku akan menjadikan rumahku sendiri sebagai museum yang bersejarah.

"Yoochun-ah, tampar aku agar aku tau ini mimpi atau sungguhan".

Aku berbisik pafa Yoochun yang duduk tepat di sampingku.

Kami berlima duduk memutari meja ruang keluarga di rumahku yang berbentuk bundar itu. Jaejoong hyung yang memberikan ide untuk kita semua duduk di bawah dan bukan di sofa. Posisinya diatur sedemikian rupa hingga Yunho hyung dan Changmin mendapat tempat yang menghadap ke arahku, Jaejoong hyung dan juga Yoochun.

Awalnya kami bertemu di cafe milik Yoochun, kemudian memutuskan kemari karena rumahku bukan berada di lingkungan selebritis, jadi cenderung lebih aman.

Yunho hyung tidak datang menggunakan mobilnya, mungkin sebagai antisipasi supaya tidak dikenali.

Changmin menumpang mobilnya kemari, sedangkan Yoochun bersama Jaejoong hyung dan aku mengemudi seorang diri.

Plakkk

"Aww".

Erangku karena Yoochun menamparku keras-keras. Ketiga member yang lain menatap bingung padaku dan Yoochun.

"Kenapa kau menamparku keras sekali?".

Protesku pada Yoochun.

"Kau sendiri yang minta di tampar".

Sahut Yoochun santai.

"Aku memang minta di tampar, tapi juga tidak perlu sekeras tadi!".

"Kalian berdua ini kenapa, huh? Bisakah kalian diam sekarang? ".

Tegur Jaejoong hyung padaku dan Yoochun.

Terpaksa aku dan Yoochun bungkam karena raut muka Jaejoong hyung terlihat sangat serius, nada bicaranya juga penuh dengan penekanan. Dia memang sering melucu, tapi jika sudah marah dia sangat mengerikan.

"Bagaimana kabar kalian berdua?".

Tanya Jaejoong hyung pada Yunho hyung dan juga Changmin.

Kukira setelah percakapan dengan Jaejoong hyung dan Yunho hyung di telpon pertemuan kami tidak akan setegang ini, rupanya aku salah besar. Kami berlima terlihat kikuk, meski mimik muka Changmin terlihat paling rileks. Mungkin dia sedang berakting cool atau memang dia sudah mempersiapkan mental untuk pertemuan ini, aku tidak tau pasti.

"Kami baik-baik saja, bagaimana dengan kalian bertiga?". Sahut Yunho hyung.

Ige mwoya? Kenapa mereka berdua sekaku itu? Aku jadi merasa sedang ada di ruang sidang melihat cara bicara mereka berdua.

Yunho hyung itu layaknya jaksa penuntut sedangkan Jaejoong hyung seperti pengacara terdakwa.

"Hyung, kalian berdua seperti investigator dan tersangka di ruang penyidikan kepolisian saja!  Jangan seperti itu, lagi pula kita dan Jaejoong hyung sudah sempat berbincang di telpon".

Siapa lagi yang bisa mengeluarkan perkataan seperti itu selain Changmin! Sepertinya dia juga tidak sabar karena prolog Jaejoong hyung dan Yunho hyung.

"DIAM!!".

Jaejoong hyung dan Yunho hyung kompak meneriaki Changmin.

Si magnae itu masih merasa tidak bersalah, dia mengusap-ngusap telinganya dengan gaya polos.

Rising Gods Of The East [ DBSK/TVXQ ] ENDWo Geschichten leben. Entdecke jetzt