CHAPTER V Purple Line

125 26 18
                                    

Tours Le Jours, Guro-gu ~ seoul, South Korea.

"Changmin-ah, apa kau sudah gila? Kenapa kau tersenyum-senyum sendiri sejak tadi?".

Suara Kyuhyun menyadarkan aku dari ingatan akan kejadian beberapa hari lalu bersama Hyungdeul-ku di rumah Junsu.

Cho Kyuhyun, kesepianku sedikit berkurang sejak dekat dengannya. Aku dan dia sama magnae dan kami juga sama-sama kurang ajar.  Bedanya, dia masih bisa menggoda banyak hyungnya di Super Junior, sedangkan aku tidak.

Selama empat tahun terkahir hanya Yunho hyung yang menjadi hyungku, sementara aku tidak tega jika terus menjahilinya. Tidak apa, aku sudah menemukan kembali ketiga hyungku yang lain meski harus seperti menemui buronan polisi ketika menemui mereka, diam-diam dan waspada.

"Aniya, aku masih waras".

Sanggahku.

"Lalu kenapa sejak tadi kau hanya diam tapi tidak berhenti tersenyum seperti itu? ".

Desak Kyuhyun, mungkin dia ingin mendengar jawabanku.

Sifatku dan sifatnya itu hampir sama, jadi dia juga ingin tau segalanya sepertiku. Awalnya kami tidak terlalu dekat, tapi sejak insiden kepergian tiga member dahulu, aku dan dia menjadi akrab.

Dia sedang mentraktirku sekarang di Tours Le Jours, cafe milik Eunhyuk hyung. Ahhh... Eunhyuk hyung mengingatkanku aku pada si bebek Junsu. Mereka bersahabat sejak kecil, bahkan sebelum menjadi trainee di agency.
Maka itulah persahabatan mereka yang sangat kuat dan tidak terpengaruh sedikitpun dengan gugatan hukum JYJ pada agency.

"Kau mau kuberi tahu sebuah rahasia?".

Bisikku pada Kyuhyun.

"Mwo? Marhaebwa, palli! ".

"Apa kau bisa menjaga rahasia?".

"YAKK!! Aku memang bermulut pedas tapi aku tidak bermulut besar. Aku yang terpandai menjaga rahasia di Super Junior. Jangan samakan aku dengan Leeteuk hyung ataupun Eunhyuk".

"Eunhyuk hyung itu lebih tua darimu dua tahun darimu, babo!".

"Jangan menceramahiku, kau sendiri tidak mau memanggil,, eunggg aniyo, teruskan saja ceritamu".

Aku tau Kyuhyun hendak menyebut tentang Junsu, tapi dia merasa tidak enak dan mengehentikan ucapannya.

"Maksudmu aku tidak mau memanggil Hyung pada Junsu, geuchi? Dia masih saja kekanakan sampai sekarang, bagaimana aku tau memanggilnya hyung? Itu melukai harga diriku". Tegasku.

Kyuhyun tampak mengerutkan kening.

"Chankamman, kau bilang sampai sekarang dia masih kekanakan, jangan-jangan,, apa mungkin kau baru saja bertemu dia?".

"Ne".

Aku mengangguk senang.

"Kemarin kami berlima akhirnya bisa berkumpul lagi".

"JEONGMALYO? ".

aku menjitak kepala Kyuhyun karena pekikannya itu bisa membuat orang menoleh pada kami. Untung saja aku dan dia ada di salah satu sudut yang sepi, keuntungan lain mengenal pemilik cafe, mendapat tempat yang cukup aman dari pengunjung lain.

"Pelankan suaramu babo! Ini rahasia, bukan sesuatu yang bisa dibicarakan secara terbuka"

"Mianhe, aku terlalu terkejut. Aku sama sekali tidak menyangka pertemuan itu bisa terjadi juga. Kukira kalian baru akan bertemu di ulang tahun debut kesepuluh tahun kalian seperti yang ramai di ceritakan".

"Mereka saja belum menerima undangan resmi dari agency kita sampai hari ini. Mengharapkan pertemuan di depan publik itu sedikit mustahil bagi kami", keluhku.

Rising Gods Of The East [ DBSK/TVXQ ] ENDWhere stories live. Discover now