chapter 1

14 0 0
                                    

"Apa kau sudah gila?!"
Suara yang tampak seperti teriakan itu menyambar beberapa telinga para murid yang berlalu lalang, alhasil membuatnya tertarik pada situasi heboh saat ini.

Mata bulat Geby semakin membulat, mencoba menahan keterkejutannya saat Kirana meneriakinya.

Tangannya mengepal kuat setelah melempar sebuah proposal tebal berjilid ke gadis dengan tampilan badgirl itu.

Cewek ber-name tag Kirana S. Mellani itu menyunggingkan senyumnya ke arah cewek ber-name tag Geby Soniara Galuh.

Kirana mendekatkan tubuhnya ke Geby, "Barusan.. kau melempariku? Atas dasar apa? Mengapa? Aku punya salah padamu? Kenapa aku harus menerima lemparan itu darimu?!" Suara cewek yang kerap dipanggil Kirana meninggi.

Geby menanggapi Kirana dengan satu helaan nafas, kemudian memincingkan matanya.
"To the point. Kau tak berguna dalam kelompok. Kau  hampir tak pernah ikut pertemuan, dan kalau pun ikut, kau tak ada gunanya sama sekali. Bukankah sudah jelas kenapa aku tak harus menulis namamu disitu?"

Kirana menarik kerah seragam Geby, yang membuat situasi semakin heboh. Tidak ada yang berani membela, mengapa? Semua tahu bagaimana watak Kirana. Dan ini bukan saatnya ikut dalam permainan yang telah Kirana buat.

"Kau benar-benar sudah gila, ya? Sudahlah, aku sedang malas berdebat. Aku tak mau tahu, tulis namaku disitu, sekarang." dan Kirana sedikit menekan kata-katanya.

Beberapa orang mungkin akan tunduk begitu Kirana memberi perintah yang baginya mutlak, tapi untuk Geby..

"Tak mau, Sinting." dan setelah menepis kasar tangan Kirana dari kerahnya, Geby mengambil proposal itu dan membalas tatapan terkejut Kirana dengan seulas senyum sarkas, "Aku bukan seseorang yang bisa dengan mudahnya kau suruh-suruh seperti itu."

Kemudian, Geby menepuk bahu Kirana dengan proposal yang ia genggam sambil menatap lurus Kirana, "Urus sendiri masalahmu, hm?" setelahnya, Geby berlalu dengan senyum merekah di bibirnya.

Kemudian, ia bisa melihat Chris, Esa, dan Clara yang mengintipnya dari arah kiri menuju tangga dan Geby masih menunjukkan senyum bangganya sembari menunjukkan gestur 'oke' ke mereka.

Kemudian, Chris, Esa, dan Clara mengikuti kemana berjalannya Geby sambil sesekali melirik ke belakang, dimana Kirana mulai meneriaki orang-orang yang menatapnya.

Chris bergidik ngeri, badannya sedikit menempel dengan Geby, "Kurasa dia yang sudah gila. Lihatlah bagaimana dia meneriaki semua orang disana.."

Clara yang berada di samping Chris membenarkan ucapan kakaknya itu sambil mengangguk, "Itu sedikit.. menyeramkan.."

"Menyeramkan? Dari sisi mana? Dia memang sudah gila." Chris menimpali sambil menoleh ke Clara.

Esa menghela pelan sambil menatap Geby yang berkutat dengan proposal itu, "Jadi bagaimana?"

Geby menoleh ke Esa, "Hm? Oh itu? Apanya yang bagaimana? Kan kita sudah sepakat, tak usah tulis namanya di kelompok. Itu karena ulah dia sendiri, kan?"

Esa mengangguk mengerti, "Bagaimana jika dia membalas dendam? Kau tahu sendiri dia.."

"Benar. Bagaimana jika dia diam-diam melakukan sesuatu untuk membalas dendam? Hell, dia memang gila dan aku takut kegilaannya itu bisa membuat kita ikut gila." Chris kembali bergidik ngeri.

Geby menghentikan langkahnya, menoleh ke belakang sekilas untuk kembali melihat Kirana yang akhirnya menendang segala apapun yang ada di sekitarnya.

"Memangnya aku takut? Dia hanya masalah sepele. Oh ayolah, aku Geby. Kenapa aku harus takut padanya? Toh dia juga manusia, kan? Bukan monster." tutur Geby sambil menatap Chris, Esa, dan Clara bergiliran.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 31, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

First Love : A Promise.Where stories live. Discover now