Chapter 3

616 37 21
                                    

itu yang di mulmed ada abang Maxime yang super duper ganteng yaaa...hehehe.....

Normal POV

Sebuah mobil memasuki kawasan pengisian bahan bakar minyak. Pom itu tampak sepi dengan beberapa bangkai mobil yang berserakan. Mobil itu berhenti tepat di sebelah pengisian minyak. Maxime keluar dari mobil, dia memeriksa selang yang terhubung dengan banker pengisian minyak itu. Dia sedikit mengeluarkan isinya dan tersenyum puas ketika dilihatnya masih ada minyak yang keluar. Maxime segera memasukkan selang itu ke badan mobilnya untuk mengisi bahan bakarnya. Tak berapa lama pengisian selesai dan Maxime mengembalikan lagi selang itu ke tempatnya. Saat menutup badan mobilnya yang terbuka, Maxime dikagetkan dengan sebuah mobil besar yang baru datang di belakang mobilnya.

Mobil itu tampak mengerikan sekaligus terlihat hebat dan kuat. Seluruh kacanya dilapisi kawat yang membentuk jaring. Bemper depan mobil itu dilapisi susunan besi-besi runcing yang terdiri dari besi besar dan juga besi kecil. Tidak lupa ada sepasang semacam teleskop di dekat kedua lampu depan mobil itu. Seseorang keluar dari mobil itu memperlihatkan siapa sosok pengemudi mobil ini. Maxime telah bersiaga.

Seorang pria bertubuh tinggi dan kekar keluar dari mobil. Rambut hitamnya yang terlihat berantakan beserta kaos hitamnya yang membungkus tubuhnya tak mampu menyembunyikan otot-otot di dalam tubuhnya. Pria itu berjalan menghampiri Maxime.

"who are you?" Tanya orang itu.

"Maxime... dan ini Nick" jawab Maxime setelah melihat Nick turun dari mobil dan berlari ke arahnya.

"apa kalian hanya berdua?" Tanya pria itu lagi.

"yah... dan siapa kau ini?" Tanya Maxime melihat pria itu penasaran.

"well namaku Hans. Aku hanya sendiri di sini, seperti yang kau lihat, semua telah menjadi mayat" jawab pria bernama Hans itu.

"dan ini?" Tanya Maxime melihat mobil yang dikendarai Hans.

"yaa dan ini, aku menamainya the Monster. Hahaha... bukankah ini keren?" ujar Hans menatap dan merentangkan tangannya menghadap mobilnya.

Maxime melihatnya terpana. Sedangkan Nick sudah mengelilingi mobil itu sambil berdecak kagum.

"woaah... that's cool... ini terlihat sangat hebaat" puji Nick menyentuh semua bagian mobil itu.

"yah... seperti yang kita lihat, ada banyak sekali rintangan yang harus dihadapi saat kita berkendara, aku beberapa kali kehilangan mobil karena tidak cukup kuat menahan serangan para mayat itu. Aku jadi berpikir untuk membuat sesuatu yang bisa tetap berjalan sekalipun diserang mayat itu" jelas Hans tersenyum bangga.

"jadi kau membuat ini sendiri?" Tanya Maxime.

"tentu saja, sebuah big truck dengan berbagai peralatan tempurnya, serta luasnya bagian dalam, cukup untuk membawaku bersama seluruh kebutuhanku, dan masih muat jika menampung beberapa spesies manusia lagi" ujar Hans tersenyum.

"tawaranmu terdengar menarik, tapi apa orang sepertimu bisa dipercaya?" Tanya Maxime menilai.

"hei bung, bukan hanya kau yang menilai, aku juga begitu, apa kalian bisa dipercaya?" balas Hans. Nick yang mendengarnya terdiam masih berada di depan spion mobil.

"kalian bisa bertahan selama ini sudah cukup bagus. Apa aku harus mengambil resiko jika ternyata kalian sudah terinfeksi" lanjut Hans lagi.

"lalu bagaimana dengan dirimu? Kau hanya sendirian, dengan pengalaman rusaknya mobil karena serangan zombie, bukankah seharusnya kau yang mempunyai paling tinggi kemungkinan terinfeksi virus itu" kini giliran Maxime yang memojokkan Hans.

Affection In The Midst Of DeathWhere stories live. Discover now