Bab 12 - You

9.5K 134 0
                                    

Sejak kejadian kemarin, Rachel menghampiri Arkan di mansion nya yang berada di Indonesia. Untung saja Raina sedang tidak ada ditempat. Bahkan Karin juga sudah tahu bahwa anaknya bercinta dengan Rachel, mau tidak mau pernikahan ini harus segera diselenggarakan. Karena media juga mulai membicarakan nya, video mereka tersebar luas. Mereka menganggap bahwa keduanya memang sudah mempunyai hubungan dan akan rencana menikah

Rachel menggelayuti lengan Arkan dan terus menempelkan kepalanya dibahu kekar itu. Mereka terlihat seperti sepasang kekasih yang bermesraan, Arkan ingin sekali melepaskan rengkuhannya akan tetapi tidak bisa

"Arkan, ke sana yuk"
Rengek Rachel dengan manja. Ia terus menduselkan kepalanya ke dada bidang milik Arkan. beberapa orang hanya menatapi mereka dengan tatapan yang sungguh tidak mengenakan. Mereka pergi ke suatu mall dekat kampus Arkan.

Rachel langsung mengambil semua barang yang Ia inginkan dan kembali menuju kasir untuk membayar. Ia menyuruh Arkan untuk membayarkan semuanya, hal itu membuat Arkan mengambil kartu gold nya dari dalam dompet. Dengan mudah, transaksi pembayaran dapat dilakukan. Walaupun Horikoshi terlihat masih diambang tetap saja keuangan masih berjalan lancar akibat adanya orang tua Arkan yang turut serta mengisi kartu gold miliknya.

"Kau sangat tampan, dan aku suka wajahmu" Rachel tidak henti-hentinya mengusap pipi Arkan sembari mengamati bibir sexynya. Ia benar-benar bertingkah seperti Jalang. Arkan sedikit muak dengan sikapnya.

"Berhenti bersikap seperti ini di depanku" gertak Arkan, Namun wanita itu terus menerus menggelayuti tubuh Arkan.

"Kau tidak bisa menolak, atau reputasi mu akan hancur. Apapun boleh aku lakukan terhadap mu"

Arkan hanya mengangguk pasrah, Ketika mereka ingin kembali ke mobil. Beberapa paparazi dan wartawan menghampiri mereka. Sungguh berita yang mengebohkan! Seorang Arkan Alfiansyah akan menikah dengan Rachel.

"Maaf pak, apa benar kalian akan menikah?"

"Kalian melakukan hubungan intim?"

"Sejak kapan kalian jadian?"

"Ayolah ceritakan pada kami"

Sungguh, pertanyaan yang sangat banyak membuat Arkan menjadi pusing. Ia tidak ingin menanggapi wartawan sialan ini. Rachel mengambil alih pembicaraan.

"Ya, aku dan dirinya telah resmi berpacaran. Kami juga sudah melakukan hubungan intim. Jadi, silahkan kalian pergi dari sini. Membuatku muak saja"

Rachel mengusir mereka untuk menjauh, berita ini mungkin akan tersebar lewat media televisi atau koran. Selanjutnya, mereka akan mendapatkan bayaran besar karena berhasil meliput seorang artis kelas atas berhubungan dengan President Direktur Horikoshi yang tak kalah terkenalnya. Ah, Rachel tidak terlalu peduli tentang hal itu. Yang penting dirinya telah memiliki Arkan Alfiansyah. walau sebenernya Ia hanya terobsesi dengan ketampanan pria ini. Arkan kembali melajukan mobilnya menuju mansion Indahnya, Ia memulangkan Rachel terlebih dahulu.

☆☆☆

"Koran.. Koran.. "

"Koran.. "

"Koran... Koran.. "

Hap!
Ruka menangkap sebuah koran dengan tulisan yang begitu banyak. Namun, ada satu berita yang membuatnya tertarik. Seorang pria berpakaian formal menjalin hubungan kekasih dengan salah satu artis kelas atas di New York. Ia berlari-lari kecil menghampiri Raina yang tampak mencecap teh nya.

"Rainaaaaa heyy"

Jerit Ruka membuat Raina menutup telinganya erat-erat. Memang sudah berisik, jika Ruka berteriak seperti itu.

"Ini berita tentang pak Arkan"

"Aku tidak percaya, tapi.. "

"Kau harus melihat ini"

Ruka melempar koran tersebut kepada Raina, tangannya gemetar hebat setelah mengetahui Arkan akan menikah dengan artis kelas atas itu. Ia kembali mentikkan butiran halus yang keluar dari kelopak matanya.

"Ada apa ??? Kenapa menangis seperti ini setelah melihat berita itu?? Atau kau menyukainya?"

Rentetan pertanyaan keluar begitu saja dari bibir Ruka, Ia hanya heran saja bukannya Raina tidak pernah menyukai pak Arkan. Raina terus menangis dan seperti terisak.Ruka tidak tega mengganggunya. Ia segera mengambil beberapa tisu dan memberikannya kepada Raina.

"Keluarkan dulu air mata mu, ceritakan lah padaku" ucap Ruka

"Aku mulai menyukai nya"
"Sejak berhubungan untuk kedua kalinya" balas Raina

"Apa? Kan udah gue bilang. Pesona pak Arkan gak ada yang nolak" jawabnya.

"Kau tidak hamil kan?" Lanjutnya

Dasar bodoh! Mana mungkin Raina langsung hamil hanya tiga kali bercinta dengan Arkan. Rahimnya masih belum menunjukkan tanda bahwa Ia akan memiliki seorang anak. Lagi pula, itu sudah kejadian lama dan merupakan kesalahan besarnya untuk menuruti hasrat.

"Jangan mengkhawatirkan ku seperti itu, Ruka. Aku tidak apa-apa"

Hanya hatinya yang teriris, bagai ditusuk sebilah bambu dengan sangat tajam sehingga ujung bambu tersebut menancap ke dalam. Sangat perih. Raina tidak bisa melakukan apapun, sepertinya Pernikahan kontrak mereka juga akan dibatalkan. Karena Arkan harus menikahi Rachel, bukan dirinya yang duduk diatas pelaminan.

"Ikut gue ke pantai, untuk menjernihkan otakmu. Melihat sunset, sungguh nikmat bukan?"

Raina setuju dengan tawaran Ruka, mereka bergegas menuju pantai berpasir putih. Tawa canda menghampiri mereka, seperti inilah cara mereka menghilangkan suatu masalah. Raina segera duduk dibibir pantai sembari bercerita kepada Ruka. Mereka tersenyum.

_________________

Arkan menghempaskan bokongnya disofa yang empuk, Ia tidak melihat keberadaan teman-temannya. Mungkin mereka sedang berlibur bersama tanpa dirinya. Arkan hanya menonton televisi untuk mengisi kegiatan, sungguh Ia merindukan Horikoshi dan ingin segera kembali.

Beberapa menit Ia menonton, Arkan tampak bosan dan berusaha bangkit dari sofa. Lupakan terlebih dahulu soal kampus, Ia merupakan orang kaya yang kapan pun bisa menaiki pesawat pribadi. Kali ini Ia kembali ke New York untuk mengunjungi pantai dengan pasir yang putih. Arkan mencoba mandiri, hanya ditemani oleh pilot tanpa pengawal sedikit pun. Namun, terasa ada yang mengganjal. Bau parfum wanita seperti mengikuti dirinya. Ia menepis perasaan buruk dan mencoba untuk lebih rileks.

Sesampainya Ia di New York, Arkan segera melajukan mobil sport Ferrari LaFerrari nya menuju pantai berpasir putih. Padahal pantai di Jepang lebih Indah dibadingkan pantai disini, perasaan hatinya hanya untuk mampir ke tempat ini. Berbagai macam pengunjung bercanda tawa dengan seksama. Ada yang berbeda, Ia memperhatikan seorang wanita berambut lurus dan hitam tengah memandangi sunset.

Tangan kekarnya mengeratkan pelukan Raina, membuat wanita itu melihat ke belakang dan menatap mata biru nya.

"Hai sweetie, sudah lama tidak bertemu kembali. Seperti biasa, Saya merindukanmu" Ujarnya
______________________

Balik lagi dengan author nih semangat terus buat kalian, jangan lupa vote dan komen ya

My President DirekturOnde histórias criam vida. Descubra agora