Part 26 ~Ingin Tahu~

212 22 7
                                    

I enjoy when I wrote this story & I hope you'll like it too ~❤~

~❤❤❤~

Aku berhasil membawa Yocel keluar dari aula sebelum ada yang menyadari insiden kami dengan Brian. Syukurnya walau aula cukup ramai, aku dan Yocel berada di sudut ruangan yang cukup jauh dari orang lain yang berada di aula.

Aku membawa Yocel ke kelas kami dan mendudukannya pada kursinya sebelum aku duduk pada kursiku. Untung saja kelas dalam kondisi kosong.

"Apa kau sudah merasa lebih baik?" tanyaku setelah beberapa lama kami hanya duduk berdiam diri. Air mata Yocel telah berhenti dan ia nampak lebih tenang.

Yocel mengangguk perlahan.

"Maafkan aku, Yocel. Tapi apa yang dimaksud oleh Brian?"

Aku merutuki diriku dalam hati saat melihat mata Yocel kembali berkaca-kaca.

"Maaf, Mion. Tapi aku sudah berjanji pada Kak Brian untk tidak membicarakan kejadian tujuh tahun yang lalu." kata Yocel dengan suara bergetar.

Aku merasa sangat bersalah, hal ini terjadi karena aku bertanya pada Yocel tentang kejadian itu.

"Maafkan aku, seandainya aku tidak bertanya, hal ini tidak akan terjadi." kataku setelah kami hanya diam untuk beberapa saat.

Yocel menghapus setetes air mata yang mengalir di pipinya dan berusaha memberikan senyuman padaku.

"It's Ok, Mion. Bukan salahmu. Dari awal, seharusnya aku tidak menyebarkan rumor itu." kata Yocel dengan suara pelan.

"Sedang apa kalian?" Tanya Raihan yang muncul diambang pintu.

Saat ia melihat Yocel dengan wajah yang jelas habis menangis dalam sekejab ia menghampiri Yocel.

"Ada apa, Yoc?" tanya Raihan dengan lembut sambil berlutut di samping tempat duduk Yocel.

Ia mengelus pipi Yocel untuk menghapus sisa air mata di pipi Yocel.

Aku marasa sedikit canggung berada di sini, seakan aku sedang mengintip mereka berdua yang sedang bermesraan.

Aku merasa dadaku sedikit sesak melihat mereka berdua.

Yocel melirikku sebelum kambali menatap Raihan. "Tidak ada apa-apa." kata Yocel sambil menggeleng.

"Kalau tidak ada apa-apa, kenapa kamu sampai menangis?" tanya Raihan dengan suara yang sangat lembut. Tangannya masih setia dipipi Yocel.

Yocel tersenyum, "Aku hanya sedikit kelelahan dan kurang enak badan." Kata Yocel sambil menggenggam tangan Raihan dipipinya.

Entah kenapa aku merasakan dorongan untuk menyingkirkan diriku dari sini. Sejauh mungkin dari mereka berdua yang nampaknya tidak menyadari keberadaanku.

Aku berdeham.
"Aku akan kembali ke aula, masih banyak yang harus ku kerjakan." kataku menarik perhatian mereka berdua.

Aku tidak tahu, apa hanya perasaanku saja, atau Raihan nampak merasa bersalah padaku. Kenapa?

"Istrahatlah, Yocel." Kataku pada Yocel. "Sebaiknya kau menemaninya." Aku manatap Raihan.

Aku tak menunggu respon mereka dan segera keluar dari kelas kami.

Aku merasa diriku sangat aneh saat ini, aku bingung dengan apa yang saat ini kurasakan. Dadaku terasa sesak seakan ada sesuatu yang mengikatku.

Kakiku melangkah tanpa kusadari dan sialnya karena aku yang berjalan dengan kepala merunduk aku menabrak sesuatu.

Memory of The Love Melody {Completed}Donde viven las historias. Descúbrelo ahora