42

2.8K 191 2
                                    

Rian POV

gue langsung tiduran di kamar

"bah napa lo jom?" tanya fajar yang baru keluar dari kamar mandi

gue sama fajar lagi sekamar

"gue ngerasa bodoh jar, gue baru tau kalau shinta manfaatin gue" gue bilang

"yaudah lah masa lalu jom!" kata fajar

"gue bodoh banget jar!" gue bilang

drrt drrt...

gue ngecek hp gue tapi enggak ad apa apa

"hp gue jom" kata fajar sambil mengambil hpnya

"eh eh renata!" kata fajar

"gue loadspeaker ya?" tanya fajar

gue hanya mengangguk

"hallo jar? kenapa elo telpon gue sepuluh kali?" gue denger suara renata yang agak bindeng

dia pasti baru nangis

"hehehe, gini ren gue salah nempatin kaki gue pas nyemash jadinya agak bengkak" kata fajar

"loh, shinta enggak ngobatin?" tanya renata

"udah, tapi ya..." fajar bilang

"udah, udah elo ambil sesuatu yang dingin terus kompres dulu, terus setelah 15 menit coba elo suruh siapa gitu ke kamar mbak wid ambil tas obat gue, ketinggalan soalnya, ambil salep disitu terus elo oles di bagian yang bengkak" kata renata

"makasih ren" fajar bilang

"iya jar, ada lagi?" tanya renata

gue cuman ngeliat fajar

kayaknya fajar ngerti supaya tanya kabarnya renata

"elo gimana ren?" tanya fajar

"baik, gue baik baik aja, gue lagi disamping papa gue" kata renata

"gimana papa elo?" tanya fajar

"alhamdulillah gak papa jar, dia cuman shok kayak rian kemaren" renata tertawa kecil

"gue ngerasa beruntung banget jar" kata renata

"napa ren?" fajar tanya

"cowok-cowok yang gue sayang selalu beruntung, rian terus papa" renata bilang

"berarti gue gak elo sayang? gue gak beruntung ini ren! udah kaki gue benjol kalah lagi!" kata fajar

"elo beruntung jar, kalau masalah kalah belum rezeki elo! elo beruntung, bengkak elo enggak bengkak kali kayak bapao kan?" tanya renata

"enggak ren" kata fajar

"yaudah elo mah beruntung" kata renata

"yaudah ren elo istirahat, pasti elo cape" kata fajar

"iya jar, elo juga istirahat ya" kata renata

"iya ren, dah" kata fajar langsung mematikan percakapan mereka

"elo belum telat jom, dia masih sayang sama elo, tinggal gengsi elo aja yang elo ilangin, minta maaf" kata fajar sambil mengambil ice pack di kulkas

"gue udah nyakitin dia jar, gue gak pantes" gue jawab

"gak ada salahnya mencoba jom!" kata fajar

"lagian gue udah bilang ke dia kalau gue gak bakal cari dia lagi jar" gue bilang

"nah! gengsi elo itu! hilangin jom!" fajar bilang

"eh asal elo tau, kemaren asma renata kambuh di mall" kata fajar

asma?

"kapan jar?"

"elo inget pas kita di mall sama shinta? pas gue suruh elo pulang aja sama shinta biar gue pulang sendiri" kata fajar

"iya inget" gue jawab

"disitu gue ketemu renata, terus gue udah punya perasaan yang ganjel aja, dia megang dadanya terus dia ngerasa panas, padahal di mall jom! terus gak sengaja dia jatuh gitu" ujar fajar

"terus?" gue tanya

"yah gue bawa ke rumah sakit, makanya gue suruh elo sama shinta pulang sendiri" kata fajar

gue tiduran sambil memghembus nafas

"napa lagi elo?" tanya fajar

"gue udah disuruh bokap renata buat ada disamping dia kalau asmanya kambuh jar" gue bilang

"yaudah lah jom! udah lewat! elo sekarang fokus pertandingan dan fokus dapetin renata lagi" kata fajar

fokus gue harus fokus

gue bangkit

"eh mau kemana elo?" fajar tanya

"mandi"

"eh jombang! tolong ambilin salep di kamar mbak wid!" teriak fajar

Renata POV

gue duduk disamping papa yang sekarang udah sadar

gue lagi kasih makan papa

mama sama abang barusan pulang karna mereka ada pekerjaan

"pipi kamu kenapa re?" tanya papa

"enggak papa kok pa" gue bilang sambil mendulang papa

papa pepegang tangan gue dan mengambil makanan papa di tangan gue sambil meletakkannya di meja

"coba jujur sama papa" kata papa

gue gak bisa bohong sama papa, apalagi disaat gue punya banyak pikiran

mata gue langsung memanas

gue ceritain ke papa dari hubungan gue sama rian yang hancur, gue asma, sampai shinta nampar gue

papa cuma memeluk gue sambil mengelus pundakku

"rian gak ada disamping kamu pas kamu asma?"

gue gelengkan kepala gue

"kemarem itu kami lagi berantem, kita berantem gara gara rere pa, rere gak nyediain waktu buat rian" gue jawab

"udah udah" kata papa sambil mengelap air mata gue

"rere bingung pa! ini semua salah rere kan?" gue tanya

"enggak sayang, kalian cuma salah pengertian" kata papa sambil memelukku

*****

besoknya gue ganti jaga sama abang, gue pulang buat mandi dan ganti baju

Rian POV

gue hari ini udah pulang ke jakarta, gue langsung berangkat ke jogja hari ini juga berhubung besok libur dan lusa minggu jadi gue ambil kesempatam ini buat minta maaf ke renata

"elo ke mana jom?" tanya anak-anak

"ke jogja, mau liat renata" gue bilang

"woi! gue ikut" kata kevin

alhasil kevin, fajar, mbak wid, dan anak-anak lain ikut ke jogja

setelah sampai di jogja pikiran gue buntu

gue gak tau mau kemana

"tenang jom, gue tau dia dimana" kata fajar sambil memanggil taxi

pas sampai di rumah sakit kita semua masuk ke kamar bokap renata sambil membawa koper kita

orang-orang pada ngeliatin kita

kita semua masuk ke kamar bokap renata, gue ngeliat bokap renata yang lagi tidur

tapi renata enggak ada

tiba-tiba pintu terbuka

renata

memperlihatkan renata yang sedang masuk

Ethereal - Rian ArdiantoWhere stories live. Discover now