Second Heart Beat

943 120 16
                                    

Setelah menunggu selama 1 bulan, akhirnya pihak TV tersebut merespon e-mail yang dikirim oleh Perth.

Ring.. Ring... Ring...

Suara telepon genggam Perth berbunyi, buru-buru Perth mengangkat telepon tersebut meskipun nomer yg tertera tidak ia kenali dan benar saja, telepon tersebut berasal dari acara TV yang akan membantunya menemukan Saint.

"Halo selamat siang dengan Khun Perth?" kata sebuah suara diballik telepon itu.

"Ya betul dengan saya sendiri. Maaf, dengan siapa saya bicara?" jawab Perth.

"Khun Perth, kami dari kru GMM TV dalam acara 'Finding People'. Kami sudah menerima e-mail dari anda dan anda terpilih untuk menjadi peserta dalam acara kami. Kami akan membantu Khun Perth untuk menemukan seseorang. Kalau tidak merepotkan, besok siang kita bisa ketemu untuk technical meeting?"

Senyum langsung mengembang di wajah Perth. Apakah ini adalah jalan untuk menemukan Saint? Tanpa basa basi, Perth langsung menyetujui pertemuan mereka besok siang.

"Oke baik. Kita bertemu besok siang. Untuk waktu dan tempatnya kirimkan lewat pesan singkat saja. Terimakasih banyak"

Perth menutup telepon genggamnya. Tangannya gemetaran. Rasanya Perth ingin sekali menangis. Semoga ini adalah jalan baginya dalam menemukan Saint. Penyesalan baru dirasakan olehnya setelah setahun ini menyia-nyiakan pria manis yg selalu menemani hidupnya selama 8 tahun. Perth berjanji, kali ini ia tidak akan pernah lagi menyakiti hati Saint, apapun yang terjadi.

.

.

.

Perth dan kru acara 'Finding People' bertemu di sebuah restoran yang sudah tidak asing lagi untuk Perth. Langkahnya terasa berat memasuki sebuah tempat yg di penuhi oleh hawa penyesalan di dalamnya. Bagi Perth, restoran ini adalah saksi hidup dimana ia telah membuang Saint dan segala impiannya. Sungguh terasa berat bagi Perth untuk kembali menginjakkan kakinya di restoran ini. Bahkan wanginya masih sama seperti setahun lalu, wangi kepedihan dan kekecewaan Saint kepadanya.

Ada sebanyak 3 orang kru datang untuk melakukan technical meeting bersama Perth. Perth dan ke 3 kru tersebut duduk melingkar. Setelah saling menjabat tangan dan memperkenalkan nama masing-masing, Perth sudah siap untuk menceritakan semua kejadian yang terjadi kepada kru acara yang akan membantunya menemukan Saint itu.

"...Jadi begitulah ceritanya. Saat tinggal sebulan lagi kami menikah, saya memutuskan hubungan kami dengan alasan konyol. Sekarang setelah satu tahun kami berpisah, saya ingin kembali merajut hubungan kami. Tapi selama dua bulan ini saya mencari Saint, dia hilang entah kemana. Saya sendiri juga tidak mengetahui keberadaannya" jelas Perth secara singkat dan padat kepada produser acara tersebut yang bernama Plan.

"Baiklah, sepertinya saya sudah sedikit mengerti permasalahan Khun Perth. Kalau boleh tau, apa saja usaha yang sudah Khun Perth lakukan untuk menemukan Saint?" tanya Plan sambil terus mencatat bagian-bagian penting dari cerita Perth.

Sambil merebahkan tubuhnya ke sandaran kursi, Perth menghembuskan nafas panjangnya. Matanya terpejam lelah menampakkan keputus asaannya, dahinya berkerut sedikit membuat alisnya hampir bertautan. Tangannya mengepal kuat.

"Saya sudah mencoba segala cara yang saya bisa. Saya datangi rumah semua saudara yang saya kenal. Saya juga mendatangi teman-teman SMA dan kuliahnya yang terdekat. Saya coba menghubungi kakak nya, tapi hasilnya nihil. Tidak ada satupun yang mau memberitahu saya keberadaan Saint sekarang. Saya harap kalian bisa membantu saya. Saya sudah hampir frustasi!"

"Saya harap Khun Perth bisa tenang dulu. Kita akan mencoba semaksimal mungkin. Bagaimana kalau kita mulai melakukan pencarian besok pagi? Akan ada seorang pembawa acara pria yang akan menemani Khun Perth, namanya Title. Seharusnya hari ini dia ikut technical meeting bersama kita, namun Title sedang ada kesibukan lain" jelas Plan sambil menawarkan.

Irony of Love (PerthSaint) [END]Where stories live. Discover now