Last Heart Beat

1.4K 134 54
                                    

Tanpa di tunda-tunda lagi, setelah seminggu pencarian, Perth dan tim menuju Trat dengan menggunakan sebuah mobil.

Meskipun sudah mengetahui letak daerah dimana Saint tinggal, namun tidak semudah itu Perth dapat menemukan Saint. Perth masih harus mencari dan mencari lagi dan bertanya pada setiap orang selama dua hari berturut-turut hingga ke daerah yang paling terpelosok di Trat. Tapi pencarian selama dua hari berbuah manis, karena akhirnya Perth dan seluruh kru berhasil mendapatkan alamat lengkap dari rumah Saint.

Tanpa buang waktu, sesaat setelah Perth mendapatkan alamat Saint, detik itu pula Perth langsung meluncur menuju lokasi tersebut. Selama di perjalanan, perasaan Perth kacau, tak karuan. Perth gelisah dan serba salah. Hatinya bercampur bahagia dan penyesalan, entah apa kata pertama yang akan keluar dari mulutnya begitu melihat Saint, Perth mencoba merangkai kata untuk Saint. Tapi tak terelakkan, hatinya hanya berkata 'rindu' pada pria manis itu.

Teringat dengan perkataan Gun saat itu, saat Gun berkata jika ia harus merelakan Saint dengan kehidupannya yg baru. Hatinya mendadak menciut, bagaimana saat ia datang ternyata Saint sudah menjadi milik orang lain? Perth tak bisa membayangkannya, tapi jika itu adalah kenyataan, Perth tak bisa berbuat apa-apa. Ia harus merelakan dan mengikhlaskan Saint untuk selamanya.

Meskipun hatinya menyangkal, dan berharap bahwa kata-kata Gun bukanlah kenyataan.

"Perth, kita sudah sampai di rumah Saint" kata Title sambil menyenggol tangan Perth dengan sikutnya, membuyarkan semua lamunan Perth.

Perlahan Perth, Title, dan seluruh Kru tim turun dari mobil dan menuju ke depan rumah Saint. Rumah Saint terlihat kumuh dan kotor. Dinding catnya yang berwana krem perlahan kecoklatan hampir menghitam. Dindingnya pun terkelupas. Pagar rumah Saint sudah bobol hampir rubuh. Keramik terasnya pun sudah pecah-pecah hingga tanah dapat keluar dari celah pecahannya.

Perth memperhatikan kondisi rumah Saint yg terlihat jauh dari layak ini. Fikirannya segera melayang membayangkan selama setahun Saint hidup dengan kondisi yg sangat memprihatinkan seperti ini. Apakah mungkin hal ini semua di sebabkan karena dirinya? Perth Tanapaon adalah alasan utama hancurnya keluarga Saint? Tubuhnya bergidik ngeri membayangkan apa yg telah dilakukannya setahun yg lalu.

Merusak sebuah keluarga bahagia, apa dirinya sehina itu?

Sesampainya di depan pintu rumah Saint, Title mengetuk pelan pintu tersebut. Perth masih sempat memperhatikan kaca yang ada di depannya. Ada pecahan di sudut jendela. Seperti habis di lempar sesuatu. Rumah ini kacau. Ada apa sebenarnya dengan keluarga Saint? Seingat Perth, keluarga Saint bukannlah keluarga yang tidak berkecukupan, seharusnya kondisi rumah Saint bisa lebih baik dari ini.

Lalu terdengar suara langkah kaki dari dalam rumah menuju pintu dan membuka kunci. Ketika pintu di buka, keluarlah sesosok pria dewasa yang sudah tidak asing lagi bagi Perth. Itu Mean, kakak dari Saint. Sudah terbayang di benak Perth keributan yang akan terjadi diantara mereka bedua, tapi ternyata sebaliknya. Sebelum Title sempat memperkenalkan diri, Mean sudah lebih dulu membuka pembicaraan.

"Sudah, kalian semua tidak usah banyak bicara" kata Mean tenang namun sinis . Matanya langsung menuju ke arah Perth. "Earth sudah menghubungiku, Earth bilang ada calon pengantin yg kabur akan datang ke rumah lengkap dengan penghulunya"

"P'Mean, aku-" kata Perth terbata.

Sesaat Mean menatap Title dan melanjutkan perkataannya,

"Mau mencari pengantinnya yang sudah di campakkan" sambung Mean masih sinis sambil memicingkan matanya kembali menatap Perth.

"P'Mean, aku tau aku sungguh tidak tahu diri datang kemari. Tapi P', aku bersungguh-sungguh ingin memperbaiki hubunganku dan Saint. Aku membutuhkan dukunganmu, P'! kumohon" kata Perth serius sambil menatap lurus mata Mean.

Irony of Love (PerthSaint) [END]Where stories live. Discover now