Kesialan Ganda

1.6K 141 7
                                    

Hujan semalam membuat kawasan sekolah sedikit banjir, tapi hal itu tak akan memadamkan semangat muda para pelajar disini. Contohnya Hinata, dia hari ini berangkat sangat pagi untuk melakukan tugas piket. Tapi karena hujan dan atap kelasnya bocor, Hinata terpaksa harus mengepel.

Samentara itu, seperti biasa. Sasuke menghampiri Hinata sambil membawa sebuket bunga lavender di tas nya, bagi Sasuke bunga lavender adalah jimat untuk keselamatan nyawanya dari pukulan Hinata.

Sebenarnya Sasuke ingin memberikan bunganya pada jam istirahat, tapi karena Hinata terlihat kelelahan saat mengepel, maka Sasuke memberikan bunganya sekarang.

Tanpa ragu, Sasuke langsung menghampiri Hinata.

"Hai Hinata Chan." Sapa Sasuke ramah.

Hinata menoleh dan terkejut setengah jantungan, melihat banyaknya tapak sepatu pada lantai yang sudah dibersihkannya dengan mulut menganga dan nafas terhenti.

"Kamu tuh punya mata gak sih? Aku tuh lagi ngepel! Kok kamu malah nambah-nambahin kerjaan sih?!"

Hinata menarik nafasnya, berusaha menahan hasrat untuk menyeret lelaki ini ke atap sekolah dan melemparnya dari atas sana.

"Hah? Emang aku ngapain?" Tanya Sasuke dengan polosnya.

"Kamu gak liat ya? Tapak sepatu kamu ngotorin lantai lagi tau! Sekarang aku harus bersihin lagi kan jadinya!" Hinata tanpak emosi, nada suaranya mulai meninggi dan hidungnya yang kini kembang kempis.

"Yaudah kalo gitu aku kasih semangat deh buat kamu. Kalo perlu ciuman juga boleh, hehe." Sasuke memulai aksinya, berusaha terlihat semanis mungkin dengan flying kiss yang ia berikan diakhir kalimatnya.

"Aku gak butuh penyemangat kayak kamu."
Hinata bersikap cuek dan mulai membersihkan lantai lagi.

"Yakin? Kalau ini gimana?" Sasuke mengeluarkan bunga lavender dari dalam tas nya, dan dengan tidak elitnya Hinata berlari dan mencium bunga tersebut, sementara sang pemberi bunga sudah terjungkal akibat dorongan Hinata.

"Aduh, Hin. Kalo dorong tuh pelan pelan napa, supaya aku bisa narik kamu biar jatuh juga, kan romantis kalo jatuhnya berdua." Sasuke mulai menghayal sambil mengelus bokongnya, tapi perkataannya tak dijawab oleh Hinata, Hinata lagi sibuk nyiumin bunga.

"Hin, kok aku ngomong dicuekin sih?" Lagi lagi tak ada jawaban dari Hinata, Hinata masih sibuk nyiumin bunganya.

"Andai aku yang jadi bunga itu." Ucap Sasuke pelan namun didengar Hinata.

"Tidak semudah itu Ferguso!" Kali ini Hinata menjawab ucapan Sasuke.

"Hin, beresin dulu kerjaannya baru ciumin aku. Eh, ciumin bunga maksudnya." Sasuke menasehati + menggoda.

"Eh iya. Bungaku sayang, kamu dimeja dulu ya." Hinata meletakan bunga itu secara hati hati setelah itu langsung mengambil alat pel dan mulai mengepel lagi.

"Kok kamu masih disini?" Tanya Hinata pada Sasuke.

"Lagi ngeliatin calon istri yang lagi ngepel." Jawab Sasuke.

"Dih, udah sana pergi!" Hinata mengusir Sasuke.

"Nanti, sampe kamu selesein kerjaan kamu."
Sasuke mengambil bunga lavender itu dan menciumnya.

"Heh! Taruh lagi tuh bunga!" Hinata setengah berteriak.

"Setelah kamu selesai."

Hinata benar benar tak terima bunganya dipegang orang, maka dengan grasak-grusuk dia langsung membersihkan lantai itu.

"Huuh, akhirnya selesai." Hinata menaruh kain pel dan ember berisi air kotor di pojok depan kelas, dan setelah itu langsung menghampiri Sasuke sampai berjarak empat langkah.

Is This A Parallel World? [SasuHina] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang