Menjelang pukul 22.00
Rulla: "Heh! Masuk masuk!" (melongokkan kepala keluar dan menyuruh Rully yang duduk di teras masuk ke dalam rumah)
Rully: "Iya sebentar." (asik dengan handphone-nya. senyum-senyum sendiri)
Rulla: "Ya sudah." (melengos masuk dengan ketus) "Eh tunggu! Kamu sedang apa? Kenapa senyum-senyum sendiri?"
Rully: "Kepo." (cuek)
Rulla: "Tumben banget. Hihi. Ayooo ngapaiin?" (tiba-tiba merangkul Rully dengan genit)
Rully: "Hus hus ah! Mau tahu aja urusan orang deh." (berontak, melepaskan rangkulan Rulla)
Rulla: (kesal) "Apa sih?!" (merenggut handphone Rully seketika)
Rully: "Eh!" (melotot. tapi sejurus kemudian tersenyum) "Gimana? Puas?"
Rulla: "Ah, menyesal aku melihatnya." (pergi dengan kesal ke dalam rumah)
Rully: (asik lagi dengan handphone nya)
Rulla tidak lagi mengganggu Rully malam itu. Sedangkan Rully terus tersenyum-senyum sambil menjelajahi profil seorang gadis dari masa lalunya yang baru dia temukan lagi.
Rully: (selftalking) "Mungkin gadis ini tepat untukku. Tunggu ya! Haha."