Stuck To You Like Glue(cose) - 2

676 79 0
                                    

Mingyu membiarkan ujian praktiknya mendekatinya dengan melupakan fakta bahwa ujiannya sudah tidak lama lagi. Namun, ketika dia menghitung hari-hari yang tersisa untuk ujian praktiknya, Mingyu semakin mendapati dirinya memiliki keinginan untuk menenggelamkan dirinya di dalam tangki yang berisi asam klorida yang diletakkan dengan nyaman di bagian belakang laboratorium sains.

Dia membenci pelajaran praktik yang terus-menerus diberikan oleh Profesor Chwe, dan dia lebih suka kembali ke kelas, memperhatikan jurusan bio-kimia yang tertata secara diagonal di seberangnya. Mereka telah menjadi teman sekelas selama satu tahun, namun Mingyu masih belum bisa mengumpulkan keberanian untuk berbicara dengannya.

Mingyu merasakan pukulan keras di bahunya dan dia menoleh, zat asam panas baru saja akan tumpah dari tabung tes yang dia jepit dengan sepasang penjepit kayu. Dia menoleh ke belakang untuk melihat Minghao malah tersentak, bibirnya membentuk seringaian yang terlihat suram.

"Tumpahkan cairan itu padaku dan aku akan mendorongmu ke tanah sambil pembakar bunsen ini. Kenapa larutanmu bisa berwarna merah?"

Lalu Mingyu mengangkat kepalanya untuk melihat seisi ruangan, dan tentu saja, tidak ada orang di lab yang memiliki cairan dengan rendisi warna seperti cherry pop yang biasanya selalu Junhui letakkan di kulkas mereka. Minghao menghela napas pasrah dan meninggalkannya, dan Mingyu cukup yakin dia mendengar Minghao terus mengutuknya dalam bahasa Mandarin.
.
.
.
.
.
Di hari berikutnya seseorang menepuk pundaknya, Mingyu dengan hati-hati meletakkan tabung reaksi di rak sebelum berbalik. Jantung Mingyu berhenti dan otaknya tidak berjalan dengan baik ketika dia melihat Jeon Wonwoo berdiri di depannya, memakai jas lab putihnya yang kebesaran dan kacamata yang diletakkan terlalu rendah di hidungnya. Dia terlihat menggemaskan.

"Hei, um aku Wonwoo, aku yakin kita akan berbagi meja selama ujian praktik—ah, Minghao mengatakan kalau kamu membutuhkan bantuanku?"

Mingyu mendapati dirinya sedang berdiri dengan sangat kaku sehingga dia bersumpah bahwa lehernya seharusnya patah menjadi dua ketika dia menolehkan kepalanya untuk memelototi Minghao dari seberang ruangan. Minghao menatapnya kembali sambil tersenyum, menunjukkan gigi-giginya dan dua acungan jempol, dan Mingyu dibiarkan mempertanyakan pilihan teman-temannya.

"Aku, uh aku tidak butuh bantuan."

Wonwoo melihat ke rak tabung dengan ekspresi khawatir, dan Mingyu harus menghentikan dirinya agar tidak meraih bahu siswa yang lebih kecil itu dan berusaha menghilangkan kebiasaan buruknya itu karena, sialan, dia sangat imut.

"Tabung tesmu berwarna ungu. Ujian praktik kita tinggal seminggu lagi, jika kamu benar-benar membutuhkan bantuan, aku bisa—"

Sekarang, Mingyu benar-benar ingin menenggelamkan dirinya ke dalam tangki yang berisi asam klorida itu. Dia gagal untuk tidak memberikan alasan bodoh lagi (yang selama ini telah menguras setiap martabat Mingyu yang tersisa).

"Oh, ya, aku baru saja bereksperimen. Ungu adalah warna favoritku, jadi aku ingin—uh—melihatnya." Mingyu benar-benar perlu menempelkan selembar kertas saring yang tersimpan di rak-rak yang tinggi ke mulut sialannya, pikirnya, karena Wonwoo terlihat cukup terkejut oleh jawabannya.

Mingyu memberi Wonwoo senyuman yang memesona, senyum yang sama yang membuat dia bisa keluar dari setiap masalah yang dia buat, setiap kali dia tertangkap meminum bir oleh si class monitor, Seungcheol, ketika dia menyelinap, atau ketika dia bersama Junhui berlari di lorong-lorong asrama yang yang biasanya digunakan untuk mabuk-mabukan. (Dia memang sudah menerima peringatan yang diselipkan di bawah pintu yang berasal dari penasihat residen, Jisoo. Tapi sulit untuk menganggap serius peringatan itu ketika Jisoo selalu menulis setiap huruf 'i' dengan titik yang berupa hati dan mengakhirinya dengan emoji tersenyum.)

Mingyu butuh bernafas, saat melihat Wonwoo sedekat ini. Dia sepenuhnya mengagumi garis rahang Wonwoo yang kuat, kemiringan hidungnya yang tajam, dan mata mono-lidded nya. Mingyu merasa dirinya kecil di bawah tatapan penuh teka-teki Wonwoo, tetapi dia melihat sesuatu yang mirip dengan perasaan bahagia di matanya. Dia tidak bisa memastikannya, karena Wonwoo telah pergi untuk kembali ke mejanya dengan bibir yang diarahkan ke arah Mingyu dan tepukan meyakinkan ke lengannya. Mingyu bersumpah pada dirinya sendiri bahwa dia tidak sedang jatuh cinta.
.
.
.
.
.
Wonwoo, terlepas dari protes Mingyu, telah memutuskan untuk menjadi rekan lab sementara bagi Mingyu. Rasanya lucu sekali, mengingat bagaimana hati Mingyu berdebar saat memikirkan bagaimana Wonwoo bisa membantunya keluar dari masalah perdebatan persahabatannya dengan Minghao, alih-alih berdebar karena perhatian tulusnya. Dia mendapati dirinya terlalu banyak menikmati napas bahagia Wonwoo, ketika dia menghukum Mingyu karena salah menjawab pertanyaan, atau ketika Mingyu secara tidak sengaja mengetuk gelas lain dari tepi meja.

Mengenai apakah Wonwoo merasakan penyesalan atau tidak, dia tentu tidak membiarkan hal itu muncul, dan Mingyu berpikir bahwa dia pantas menerima penghargaan dan uang tunai atas prestasinya yang sangat hebat itu.

"Mingyu, tunggu—"

Wonwoo nyaris tidak berhasil menyelesaikan kalimatnya sebelum dia tersentak saat melihat tabung reaksi Mingyu memanas, lalu pecah di seberang meja. Cairan panas tumpah di lengan mantel Mingyu, dan Wonwoo dengan cepat mengayunkan lengan laki-laki itu. Sebuah tutup karet berguling ke sisi meja Wonwoo, dan bagian menakutkannya adalah, Wonwoo melihat bahwa ada seseorang yang telah mencoret-coret tutup itu dengan gambar wajah bebek di bagian atasnya. Sebuah pena hitam tergeletak tanpa penutup di samping kotak pensil Mingyu, yang berhasil meninggalkan sedikit imajinasi.

"Mingyu, aku bilang itu reaksi eksotermik! Kamu seharusnya menguji hidrogen, dan kamu tidak boleh menggunakan tutup karet."

Wonwoo melihat Mingyu yang malah hanya mengangkat bahunya dengan acuh lalu membuang tutup karet yang dia pegang, dia tersenyum dengan ekspresi yang agak konyol.

"Yah, aku tadinya berencana mengumpulkan gas sebelum aku menguji—" Senyum Mingyu terhenti ketika dia berbalik untuk menatap Wonwoo, seolah-olah dia tiba-tiba menyadari, dan Wonwoo terkejut karena anak laki-laki yang lebih tinggi itu tiba-tiba mengubah ekspresi dan nada bicaranya.

"Dimana kacamata laboratoriummu?"

Wonwoo berkedip, belum terlalu mengerti apa yang Mingyu bicarakan. "Aku meminjamkannya pada Jeonghan. Dia kehilangan kacamatanya. Dia akan buta di akhir pelajaran jika aku tidak meminjamkan kacamataku padanya."

Mingyu tidak menanggapinya, dia hanya melepaskan kacamata laboratoriumnya dan dengan lembut memasangkannya pada Wonwoo. Untuk sesaat, Wonwoo lupa bagaimana caranya bernapas. Dari sudut matanya, Wonwoo dapat melihat Minghao mengagumi mereka dengan senyuman puasnya, terlihat seolah-olah dia telah menikmatinya sepanjang waktu, dan Wonwoo merasakan dorongan kuat untuk melemparkan air saringannya yang ada di dalam botol ke seberang ruangan. Dia dengan tegas mengabaikan seberapa cepat pipinya memanas, mengabaikan bagaimana wajahnya pasti sudah memerah hingga ke ujung telinganya, dan mengabaikan cara Mingyu memperhatikannya.



Original story by byunbaekcute
https://archiveofourown.org/works/8187683

Stuck To You Like Glue(cose) - MeanieWhere stories live. Discover now