Penyusuran #CHAP 3

87 9 2
                                    

Bagaimana bisa? Howard ditangkap begitu saja, pikirku.

"Kamu sedang bicara sama siapa?" tanya Chyntia dengan rasa takut dan penasaran.

"Itu ... , mereka temanku. Ya, memang kasat mata, tapi mereka temanku sejak kecil. Dan salah satu dari mereka telah diculik oleh pria yang tadi." Kataku.

"Jadi dia juga menculik hantu?" kata Chyntia.

Seketika Elske menjatuhkan barang di sekitarnya. Aku mengerti apa yang ia rasakan, 'mereka' tak ingin disebut sebagai hantu. Karena dulunya 'mereka' juga manusia. Aku memberitahu hal itu pada Chyntia dan ia mengangguk dengan raut wajah yang agak takut.

Kami pun menuju ke atas dan mengendap-edap sambil mendengarkan beberapa orang yang sedang berbicara. Saat mendengarkan percakapan mereka, aku menyuruh Chyntia untuk tetap di sini, tapi ia memaksa. Aku pun membiarkan dia, dan aku menyusun rencana untuk menangkap dua orang yang berada di halaman depan rumahku.

Di rumah ini hanya ada beberapa alat pemukul, aku menyuruh Chyntia untuk menggunakan pemukul kasti. Sementara aku mencari beberapa bahan yang digunakan untuk membius. Karena ayahku bisa dibilang sebagai peneliti, jadi dia memiliki beberapa bahan pembius.

Aku mengambil salah satu obat bius di dalam brangkas milik ayah. Aku berjalan menghampiri kedua orang itu. Dengan cepat aku menusukkan obat bius ke punggung dari salah seorang. Sementara Chyntia memukul salah seorang lagi dari belakang. Karena teralihkan aku berhasil melumpuhkan satu orang dan tinggal satu lagi, yang kini ia sedang berhadapan dengan Chyntia.

Dengan sigap aku menusukkan kembali suntikan itu ke arah dia. Tak lama ia pingsan, lalu aku menyandra kedua orang itu di sebuah meja. Aku mengikatnya di meja dengan tali agar mereka tak bisa melarikan diri. Kami menunggu dua orang itu untuk sadar. Setelah satu jam berlalu, akhirnya mereka sadar.

"Apa yang kalian lakukan di sini?" tanyaku. Aku tak menatap mereka agar wajahku tak terlihat oleh mereka.

"Apa urusanmu dengan hal itu !!!" kata salah seorang.

"Baik, kamu tak mau memberi tau, aku akan biarkan kalian di sini. Jika ada hal penting kalian teriak sekeras mungkin." Aku berjalan keluar dan menutup pintu ruangan kosong tersebut. Ruangan itu berada di dekat kamarku, tak ada apapun didalamnya. Juga tak terdapat jendela. 

"Apa yang akan kamu lakukan?" tanya Chyntia.

"Aku tak tau, hanya menunggu mereka membuka mulut. Lalu apa rencanamu?" tanyaku lagi.

"Aku tak memikirkan sejauh itu." Kata Chyntia dengan tertawa kecil.

"Bagaimana dengan Howard?" tanya Amel.

"Ok, kita pikirkan itu nanti. Sebelumnya aku akan menuju ke ruang bawah tanah milik ayahku." kataku.

"Aku ikut." Kata Chyntia.

Aku mengangguk, sementara Elske dan Amel hanya menunggu di kamarku.

"Pasti ada disekitar sini." Gumanku.

"Apa yang sebenarnya kamu cari?" tanya Chyntia.

"Hanya sebuah bukti penelitian dan pengaruhnya." Kataku, yang sembari membongkar laci dan lemari di ruangan ini.

"Akhirnya ketemu juga." Teriakku dengan bahagia.

Seketika itu Amel dan Elske datang, mereka nampak ketakutan. Mereka mengisyaratkanku untuk diam, aku pun mengikuti isyarat mereka. Tak lama dari luar terdengar jeritan yang sangat keras. Chyntia terkejut dan dia hendak keluar, tapi aku melarang dan menyuruh diam di sini. Tak lama terdengar jeritan yang sangat keras lagi. Di samping itu dinding di ruangan ini ikut bergetar. Aku tak mengerti apa yang sedang terjadi.

Setelah setengah jam kami berdiam diri di ruangan rahasia. Aku menyuruh Elske dan Amel untuk melihat keadaan di atas. Setelah beberapa saat, mereka kembali dan mengatakan sudah aman. Kami pun bergegas keluar, dan menemui kedua tawanan kami. Namun, saat berada di ruangan itu. Hanya ada daging segar yang tercecer, bersama dengan bagian tubuh yang telah terpotong-potong. Dinding ruangan ini dihiasi oleh warna merah yang berbau amis. Aku bingung, dan sangat aneh. Siapa yang sebenarnga membunuh mereka?

Tunggu next part
😈😈😈

The Detective Exspiravit [END] [ Diterbitkan]Where stories live. Discover now