𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 1
[Short Fanfic]
[Completed]
────────
"Orang-orang mengatakan jatuh cinta adalah alat alternatif untuk bahagia...
...Tapi kenapa yang kurasakan tidak sama?"
[Hanahaki Disease]
К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.
Pertemuan yang terjadi antara Jeonghan dan Irene tidak pernah terfikirkan oleh keduanya.
Saat mereka ada di luar negeri untuk mengisi acara yang sama. Acara penghargaan yang berlangsung di Jepang.
Saat itu Irene tidak sengaja menumpahkan jus ke baju Jeonghan sebelum acara di mulai. Hanya kejadian kecil, namun membuat keduanya dekat dan berteman hingga sekarang.
Ya berteman.
Mereka berdua terlalu nyaman dengan status mereka yang hanya sekedar temanㅡ
ㅡatau salah satu dari mereka yang nyaman. Dengan status itu. Karena diantara mereka ada yang memendam perasaan.
Mobil Irene berhenti tepat di pinggir jalan. Ia melepaskan safety beltnya dan menoleh ke sebelahnya, dimana Jeonghan menatapnya dengan tatapan bingung.
Dihadapannya di suguhi oleh pemandangan laut dan langit malam yang penuh dengan taburan bintang-bintang di langit.
"Irene noona."
"Kita sudah sampai. Ayo." ucap Irene membuka pintu mobilnya.
Jeonghan melepaskan safety beltnya sebelum ia membuka pintu dan keluar.
Ia melangkahkan kakinya mendekati Irene yang kini berdiri tepat didepan mobilnya.
"Tumben mengajak ke Pantai."
Irene hanya tersenyum, tidak berniat menjawab perkataan Jeonghan.
Lelaki dengan rambut ash grey-nya itu menyandarkan pinggulnya di bagian depan mobil Irene, melipat kedua tangannya di atas perut.
Jeonghan mengatup bibirnya rapat-rapat. Hawa dingin tiba-tiba menyerangnya.
"Dingin."
Irene menengok menatap Jeonghan. "Mau dipeluk?" ucap dengan nada sedikit menggoda.
Jeonghan menyipitkan matanya sebelum akhirnya dia mengulurkan kedua tangannya menarik Irene kedepannya dan memeluk tubuh kecil itu dari belakang.
"Tentu."
Irene terkekeh pelan ketika merasakan kedua tangan kekar Jeonghan melingkar di perutnya dan juga merasakan dagu Jeonghan bersandar di bahunya.
"Hangat." bisik Jeonghan. "Aku tidak mengerti mengapa noona mengajakku kesini."
"Aku kan sudah bilang ada hal yang ingin kukatakan."
