07

477 43 2
                                    

Namjoon POV

"kamu benar... benar..."

"wae? Apa kamu malu? Aku melakukan ini untuk mu. Dan asal kamu tahu, rasa malu ku sudah lama hilang. Kamu boleh menyentuhnya. Kadang, tattoo bisa ditutupi oleh makeup, jadi aku ingin kamu benar-benar memastikan nya, bahwa aku adalah aku." jelasnya panjang lebar.

Aku tertegun dan juga merasa malu dengan diri ku sendiri. Dia sangat percaya diri.

Aku mendekat ke arahnya. Kedua mata kami saling bertemu untuk beberapa lama. Lalu aku membuka tali tank top nya, menyentuh kulitnya yang putih bersih itu. Aku berbalik ke belakang, melihat punggung nya. Aku pun juga bisa melihat tulang punggung yang terlihat dengan jelas. Ini kah tubuh seorang perempuan. Begitu mungil

 Begitu mungil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...

Apartemen Bangtan

"ada apa dengan wajahmu itu? Ayo sarapan, semua sudah siap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"ada apa dengan wajahmu itu? Ayo sarapan, semua sudah siap. Bagaimana keadaan Ibu, mu?" tanya Jin, sambil memberikan semangkuk cereal dan buah.

"yang lain sudah bangun?"

Jin menggeleng.

"untuk saat ini, kabar Ibu ku baik. Hyung, ingat gak waktu aku pernah ngomong soal seseorang yang mirip dengan Mina?"

"iya, aku ingat. Dokter kan kalau gak salah, wae?"

"aku baru tahu, dia adalah dokter pribadi Ibuku."

"jeongmal?! Terus gimana??"

"intinya, aku sudah membuktikan kalau dia bukan lah Mina."

"bagaimana caranya?"

"aku tidak melihat adanya tattoo di tubuhnya." jawab Namjoon, datar.

"daebak! Kamu melihatnya seluruhnya, tanpa..."

"iya, bahkan aku juga disuruh untuk menyentuhnya..." jawab Namjoon sambil melihat kedua telapak tangannya.

Jin menepuk pundak Namjoon dengan keras, sambil mengacungkan jempolnya ke arahnya. Senyum Jin sangat lebar, entah apa yang dia pikirkan.

"aku malu, Hyung. Aku harus bagaimana?"

"kalau reaksinya dia, gimana?"

"savage, kayak Suga-hyung. Seperti gak terjadi apa-apa gitu."

"woah, pede sekali dia."

"betul. Aku harus gimana?"

"sarapan dulu, habis itu kamu merenung lah sendiri di kamar. Aku juga gak tahu mesti gimana... kalau aku di posisi mu, mungkin aku cuma bisa membalas rasa percaya dirinya. Ajak dia hangout atau apa lah. Aku yakin seorang Dokter seperti dia, pasti membutuhkan 'me time', am I right?"

Namjoon diam terpaku. Setelah mencerna semua perkataan Jin, dia langsung menghabiskan semua sarapan yang ada di depannya.

"gomawo, Hyung... Kamu memang bisa di andal kan."

"yeah..." jawab Jin sambil berpose agyeo ke arah Namjoon.

...


Malamnya, di rumah sakit.

klek

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

klek...

"loh, Oppa? Kok kesini, bukannya tadi gak bisa...?" tanya Geong-min.

"Ibu kemana?"

"lagi CT Scan."

"oh... aku bawa makanan. Kamu belum makan kan?"

"tahu aja, hahaha... tapi Oppa, apakah Dokter itu benar-benar tidak akan kembali?"

"siapa yang kamu maksud?"

"Dokter Hye~" lirih Geong-min. "aku hanya sekilas mendengarnya, ketika mengambil air. Dan ketika aku tanya ke Ibu... Ibu tidak menjawab dan raut wajahnya pun sedih gitu. Apa Oppa tidak tahu?"

Namjoon diam terpaku, sambil berusaha keras untuk berpikir logis. Ada apa?

klek...

"anak ku disini..." lirih Bu Kim.

"Eomma..."

"hasil CT Scan akan dijelaskan oleh Dokter nanti..." sela suster.

"siapa Dokternya?" tanya Namjoon, cepat.

"Dokter Han."

"apa dia baik-baik saja? Maksudku..."

"anak ku kemari lah..." pinta Bu Kim. "suster, terima kasih."

"sama-sama Bu Kim, istirahatlah. Selamat malam."

Setelah suster keluar, Namjoon mendekat di samping Ibunya. Sedangkan Geong-min menikmati makan malamnya, sambil mendengarkan pembicaraan Ibu dan kakaknya itu. 

"Hyesun masih disini, hanya saja... untuk sementara, statusnya sebagai Dokter di cabut."

"apa?!" sela Geong-min. "kenapa Eomma?!"

"Ibu tidak bisa menjelaskan hal pribadinya ke kalian, mianhae..."

"Ibu istirahatlah... Geong-min, pulanglah klo sudah selesai. Ibu biar aku yang..."

"stop! Tidak Oppa, jangan dilanjutkan. Oppa pulang lalu istirahatlah. Hari ini biar aku yang jagain Ibu. Iya kan Bu?"

"iya, anak ku... Kamu yang seharusnya istirahat. Hati-hati dijalan, oke."

"baiklah klo kalian memaksa. Kabari aku, kalau ada apa-apa."

"siap Oppa, hati-hati."

.
.
.

Dimana aku bisa bertemu dengannya?
Apa aku hanya, merasa kasihan?
atau aku benar-benar, merindukan sosok nya?

Dimana aku bisa bertemu dengannya? Apa aku hanya, merasa kasihan? atau aku benar-benar, merindukan sosok nya?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
DIMPLE [[NAMJOON]] 😊Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang