『二十七』 Ruang di hatinya

8.4K 666 20
                                    

Selamat membaca!!
Enjoy gaes XD

***

"Han Jie! Han Jie! Tunggu aku!"

Seorang pria muda terlihat sedang berlari kecil di koridor istana dengan dipadu ekspresi khawatir. Di depannya terdapat seorang perempuan yang berjalan dengan santai memandangi bunga-bunga yang tertanam di halaman. Perempuan itu sama sekali tidak menggubris panggilan pria itu di belakang.

Perempuan itu tetap melangkahkan kakinya menuju halaman istana yang berada di barat daya. Halaman itu sangat luas, dengan beberapa kursi dan meja untuk bersantai sambil memandangi tanaman-tanaman yang indah. Perempuan itu maju ke depan lalu duduk di salah satu kursi tersebut. Dia meletakkan kedua tangannya di atas meja kemudian memerintahkan pelayannya untuk membawakan camilan dan teh.

Pelayan itu pergi dengan cepat melewati pria muda yang mengejar Nonanya tadi tanpa melupakan hormatnya. Segera pria muda itu berjalan cepat menuju meja di sana.

"Han jie! Kenapa kamu meninggalkanku!" Pria itu lalu duduk di samping perempuan itu. Wajahnya menunjukkan ekspresi kesal kemudian dengan cepat dia menumpu dagunya dengan tangan kanannya.

"Siapa suruh kamu mengikutiku." Balas perempuan tadi. Dia bangkit kemudian berjalan menuju salah satu tanaman di sana. Tangannya tergerak memegang kelopak bunga tersebut. "Dan siapa yang menyuruhmu memanggilku dengan sebutan kakak?"

"Bodoh. Aku lebih muda darimu. Mengapa? Kamu tidak senang kupanggil begitu?" Pria tadi ikut bangkit dan mendekati perempuan itu dan berdiri tepat di sampingnya.

Melihat perempuan itu tidak membalas perkataannya, dia berdecak pelan dan memutar kedua bola matanya sebal. "Benarkah, Han Yunxi?" Dia menaikkan nada suaranya.

Han Yunxi menoleh ke samping. Kemudian senyumnya muncul membuat pria itu bingung.

"Baiklah. Mulai sekarang, Yang Mulia Putra Mahkota Yue adalah adik kecilku." Tangan Han Yunxi terangkat untuk mengacak-acak puncak kepala pria yang dipanggil begitu. Namun dengan cepat dia menepisnya lalu mundur menjauh.

"Hanya berbeda beberapa tahun saja. Aku bukan adik kecilmu." Pria bernama Yan Zi itu mengibaskan sebagian rambutnya ke belakang dengan ekspresi sombong.

Han Yunxi menggelengkan kepalanya dengan arti tidak peduli kemudian beranjak dari sana dan kembali ke meja halaman tersebut.

Yan Zi memandanginya saat berjalan kemudian segera mengekor dari belakang dan terdengar beberapa kali dia memanggil nama Han Yunxi.

"Han jie! Kamu meninggalkanku lagi!"

Jisu datang tepat saat Yan Zi sudah duduk di kursinya. Kemudian gadis itu meletakkan beberapa camilan dan sepaket alat teh di meja itu. Tangan kecilnya kemudian menyeduhkan teh ke dalam cawan Han Yunxi dan Yan Zi.

Han Yunxi menyesap tehnya dengan perlahan. Kemudian meletakkan cangkir tersebut dan mengambil kue di atas meja. Dia mencicipi rasa kue tersebut dan mengagumi rasanya. "Ini enak." Pujinya kemudian melemparkan senyum pada Jisu.

Jisu hanya membalasnya dengan tawanya.

"Han jie! Aku ingin bertanya sesuatu padamu." Mimik wajah Yan Zi terlihat serius. Otot-otot di sekitar wajahnya ikut menegang. Tatapan matanya tertuju lurus pada Han Yunxi.

Han Yunxi balas memandangnya dengan ekspresi bingung. Dia meneguk secangkir teh dengan lambat lalu meletakkan cangkir itu kembali ke atas meja.

"Apa yang ingin ditanyakan?" Tanya Han Yunxi. Jisu yang berada di sampingnya juga ikut bertanya-tanya.

"Mengapa kamu menentang sepupuku?"

Han Yunxi menaikkan satu alisnya kemudian dia bertanya dengan bingung. "Apanya?"

"Semuanya. Kamu menentang apapun darinya." Yan Zi masih dengan ekspresi seriusnya. Kemudian dia melihat Han Yunxi yang terlihat tidak peduli sembari memakan camilannya. "Bahkan kamu memotong rambutmu sendiri hanya untuk membuatnya marah." Dia memutar kedua bola matanya sebal dengan perlakuan Han Yunxi.

"Apa kamu membencinya?" Dia masih terus terpaku pada Han Yunxi. Pikiran dan hatinya sama-sama penasaran.

"Ya." Jawab Han Yunxi singkat.

Yan Zi tidak percaya mendengar perkataan Han Yunxi. Gadis itu terlihat meremehkan pertanyaannya namun terselip keseriusan di sana, membuatnya tidak berani untuk menolak gagasan tersebut.

Tak lama, senyuman lebar terpancar dari bibir Yan Zi yang memperlihatkan kedua gigi taringnya yang terlihat menggemaskan. Perlahan, tangannya terulur mendekati tangan Han Yunxi yang tergeletak di meja lalu mencoleknya dengan genit.

"Jie, bagaimana jika kamu menikah denganku?" Tanya Yan Zi dengan senyum nakalnya. Kemudian dia mengambil kue yang berada di piring di dekat Han Yunxi lalu mengunyahnya. Setelah itu dia meminum tehnya dengan anggun.

Namun, keanggunan itu hanya sesaat karena setelah air teh itu baru saja sampai di mulutnya, pernyataan Han Yunxi membuatnya terkejut dan membuatnya menyemburkan teh itu ke samping.

"Baiklah. Aku akan menikahimu." Han Yunxi menjawab dengan santai. Tangannya masih sibuk bermain-main di kue-kue itu. Melihat sekeliling sisi kue tersebut dan mengunyah bagian yang dia suka.

Yan Zi menegang. Detak jantungnya terasa terhenti. Nadinya juga terasa tidak berdetak. Darahnya tidak dipompa oleh jantung dengan baik. Seluruh ototnya menegang kaku, membuatnya tidak dapat bergerak sedikitpun.

"Jie, aku hanya bercanda." Yan Zi berkata dengan diakhiri tawa di belakangnya. Senyum menggemaskannya dibalas dengan senyuman indah milik Han Yunxi.

"Aku serius." Han Yunxi menatap Yan Zi dengan tatapan serius. Sorot matanya tertuju pada manik cokelat milik Yan Zi yang terlihat mengkilat. Terselip keseriuan di sana yang membuat Yan Zi semakin kaku.

"Jie, aku hanya bercanda." Perlahan, nada suara Yan Zi terdengar bergetar. Suhu badannya mulai menurun dan keringat dinginnya mulai keluar. Dia takut sekarang. Takut jika sepupunya, Long Feiye mendengar perkataan Han Yunxi dan sepupunya itu tidak akan segan-segan membunuhnya.

Melihat kepanikan yang terlihat jelas di wajah Yan Zi, membuat Han Yunxi perlahan menunjukkan senyumnya dan tertawa sangat bahagia melihat pria itu. Dia sangat senang melihat Putra Mahkota Yue itu terlihat menegang mendengar persetujuannya untuk menikahi pria tampan yang lebih muda darinya tersebut.

"Tenanglah." Tangan Han Yunxi terulur untuk mengacak-acak pelan puncak kepala Yan Zi. Dia terkekeh pelan lalu kembali ke tempat duduknya. Kekehannya terdengar sangat menggelikan di telinga orang yang mendengarnya sehingga mampu membuat orang tersebut ikut tertawa. "Aku hanya bercanda. Mana mungkin aku menikahimu. Mengapa kau sepanik itu?"

Akhirnya, tubuh kaku milik Yan Zi bisa tenang sekarang. Dia mulai mengendurkan otot-ototnya agar lebih santai. Kemudian dia bisa membalas tawa Han Yunxi dengan senyum manisnya yang terlihat tidak tegang lagi.

"Berarti, kamu masih ada rasa terhadap sepupuku, kan?" Yan Zi tersenyum jahil dengan pandangan lurus menghadap Han Yunxi.

Sedangkan Han Yunxi hanya diam tidak menjawab pertanyaan yang dilontarkan Yan Zi. Dia mengalihkan pandangannya ke tanaman-tanaman di halaman itu. Sama sekali tidak menghiraukan Yan Zi yang masih menatapnya serius. Dia mempunyai prinsip, jika ada seseorang menanyakan sesuatu yang tidak sesuai dengan hatinya, maka jangan menjawabnya, lebih baik diam.

Di sisi lain, Long Feiye sedang menatap Han Yunxi dan Yan Zi yang sedang mengobrol bersama dari kejauhan. Senyumnya ikut mengembang saat memandang Han Yunxi dengan tawanya yang terlihat sangat bahagia walaupun tawa itu tidak ditujukan untuk dirinya.

Saat memandang Han Yunxi yang tidak menjawab pertanyaan Yan Zi terkait perasaan gadis itu terhadap dirinya, Long Feiye mengubah senyum manisnya menjadi senyuman miris saat mengetahui gadis itu sama sekali enggan membahas sesuatu yang berhubungan dengan dirinya. Kemudian senyuman kecewa semakin terpancar saat mendengar bahwa Han Yunxi membenci dirinya.

Han Yunxi, tidak adakah sedikitpun ruang di hatimu untuk Zhen?

***

Maap ya kalo ada typo, belum diedit soalnya wkwkwkwkwk. Next update malming ya gais🙏

Empress Han Yunxi [END]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora