Part 8

146 12 0
                                    


Hanafi memarkirkan motornya, ia melepaskan lingkaran tangan Kaifiya, lalu dirinya turun dengan tangan yang menahan kepala Kaifiya, takut Kaifiya akan terjatuh, ia mencoba membangunkan Kaifiya dengan menepuk pelan pipi gadis itu, namun hasilnya nihil. Ia masih nyaman dengan mata tertutupnya.

Hanafi menghembuskan nafas pasrah, tidak ada jalan lain lagi selain menggendongnya, lalu Hanafi kembali menggendong Kaifiya dari depan seperti saat keluar dari mall, ia membawa Kaifiya masuk menuju lift, setelah pintu lift terbuka, Hanafi menekan beberapa angka untuk membuka pintu.

Hanafi membawa Kaifiya ke dalam kamar, lalu berniat membaringkan Kaifiya tanpa ada gerakan yang dapat membangunkan tidur indahnya. Tapi saat ingin merangkak ke atas kasur, Hanafi tersandung kakinya sendiri, akibatnya dirinya terjatuh tepat di atas tubuh Kaifiya.

Ia mengangkat kepalanya yang berada di samping leher Kaifiya, pandangannya sangat dekat dengan wajah Kaifiya, bahkan ia bisa merasakan nafas teratur Kaifiya yang sedang tidur, ia menatap lekat alis, mata Kaifiya yang sedang terpejam, hidung, dan pandangannya mulai turun ke arah bibir Kaifiya.

Hanafi merasakan hawa panas mulai menyerangnya, jantungnya juga tidak bisa diajak bersahabat, Hanafi menghembuskan nafasnya berkali – kali.

“Bagaimana dia bisa tetap tertidur bahkan dengan posisi yang seperti ini, aku saja bahkan tidak sanggup” Batin Hanafi.

Hanafi menggelengkan kepalanya, ia bangkit berdiri dari posisi tidak menyenangkan itu sebelum dirinya hilang kendali, bagaimana pun dirinya tetaplah seorang laki – laki. Hanafi menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya, membukanya lalu menatap ke arah Kaifiya, lalu menggelengkan kepalanya kembali.

Hanafi menutupi tubuh Kaifiya dengan selimut, lalu dirinya pergi ke kamar mandi, setelah sampai dirinya bercermin, melihat wajahnya yang memerah.

“Kok rasanya gerah banget” Monolognya.

Hanafi menyalakan keran wastafel, mencuci wajahnya yang terasa panas.

“Kayaknya gak bakalan cukup kalau cuma cuci muka, mandi sekalian aja deh”

Hanafi mulai melaksanakan ritual mandinya, melepas pakaiannya, lalu ia memutar keran sower, turunlah air yang mengguyur kepalanya, ia menggeleng – gelengkan kepalanya, membuat rambut indahnya menari – nari dibawah guyuran air, kemudian ia mengibaskannya ke belakang, percayalah itu sungguh seksi.

Hanafi mulai melaksanakan ritual mandinya, melepas pakaiannya, lalu ia memutar keran sower, turunlah air yang mengguyur kepalanya, ia menggeleng – gelengkan kepalanya, membuat rambut indahnya menari – nari dibawah guyuran air, kemudian ia mengibas...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kaifiya mencoba membuka perlahan matanya, dia mengerjap berkali – kali, lalu mengucek matanya, memandang ke kanan kiri, merasa ada sesuatu yang terlihat asing, mata Kaifiya akhirnya terbuka sempurna. Ia melihat ke dalam selimut yang membungkus tubuhnya, kemudian ia menggigit ibu jarinya.

“Omooo, eommma aku dimana?” Tanyanya sendiri. Ia sedang cemas.

“Eommmaaa ini kasur siapa?” Tanyanya sekali lagi.

Love But Prestige Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang