Part 17

91 5 0
                                    



Hanafi menatap langit – langit kamarnya. Ia tengah memikirkan hari yang tepat mengajak Kaifiya makan. Dia harus merencanakannya dari jauh hari supaya dia bisa mengosongkan kegiatannya. Hanafi kan lumayan sibuk.

“Gak ada hari lain sih, dua hari lagi dari sekarang hari minggu, bisa sih sekalian refreshing sebelum ujian kan” Ucapnya sendiri.

Ia mengambil handphone-nya dan mengetikkan sesuatu kepada Kaifiya.

Hanafi
Hari minggu, traktirannya..|

+62 822889xxxxx
|Siap Boss :*

Melihat emoticon yang diberikan Kaifiya membuat Hanafi bergidik ngeri. Hanafi memang belum menyimpan kontaknya Kaifiya, dia bingung mau memberi nama siapa, dan malas juga menyimpan kontak seseorang yang menggangunya.

Hanafi melempar handphone-nya asal, lalu ia duduk di meja belajar, dari pada tidak ada kegiatan lebih baik dirinya belajar. Ia juga tidak punya kebahagiaan lain, makanya ia selalu menyibukkan dirinya dengan belajar.

**

Kaifiya bangun pagi – pagi sekali. Hari yang dinantikannya akhirnya tiba. Ia ingin segera bersiap – siap. Walaupun dia belum tau pasti jam berapa Hanafi mengajaknya, namun tidak ada salahnya kan menyambut hari yang membahagiakan lebih awal.

Namun Kaifiya tidak langsung mandi dan berdandan setelah bangun tidur, ia harus membersihkan rumahnya terlebih dahulu jika tidak ingin mendapat ceramahan dari mamanya.

Setelah selesai membersihkan rumahnya barulah ia kembali ke kamar untuk mandi dan bersiap – siap. Cukup lama juga Hanafi tidak memberinya kabar. Jadi Kaifiya melanjutkan tidurnya, daripada kecapean nantinya. Hingga matahari hampir terbenam akhirnya ia bangun. Melihat ke handphone-nya yang belum ada notifikasi dari Hanafi.

“Hufh, harus berapa lama lagi sih, gak mungkinkan dia lupa” Gumamnya.

Kaifiya memutuskan mandi saja lagi. Kali aja Hanafi ngajaknya malam kan. Kaifiya mulai mempercantik dirinya di depan cermin. Gak pake make up sih, bukannya gak suka, Kaifiya gak bisa dandan masalahnya. Jadi ia hanya memakai bedak baby dan sedikit liptint di bibirnya.

Untuk pakaian ia juga hanya menggunakan kaos biasa berwarna hijau dan rok pendek selutut berwarna putih. Tidak lupa juga tas kecil untuk handphone-nya.

“Cantiknya” Ucapnya mengelus – elus kepalanya sendiri yang sedang melihat pantulan dirinya di cermin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Cantiknya” Ucapnya mengelus – elus kepalanya sendiri yang sedang melihat pantulan dirinya di cermin.

**

Berbeda dengan Kaifiya, Hanafi mengisi liburnya dengan santai – santai saja. Ia bangun juga kesiangan. Dan seperti lupa akan adanya janji, Hanafi benar – benar mengisi waktunya dengan menonton kartun, belanja buat isi kulkas, dan melakukan kegiatan yang umum dilakukan sewaktu akhir pekan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 08, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love But Prestige Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang