One +5

9.3K 586 6
                                    

Sudah tiga hari Naruto tidak bertemu Hinata dan anaknya. Dia sudah sering berada didepan mansion Hyuga namun Hinata tak kunjung muncul. Yang datang malah seorang penjaga yang dengan berani mengusirnya.

"sial!" kalau begini terus dia bisa gila!

Dengan memutar otak, akhirnya Naruto memilih cara penjahat untuk memasuki kediaman Hyuga. Dia memasuki mansion itu layaknya pencuri. Apapun akan dia lakukan demi mendapatkan Hinata-nya. Susah payah ia mencari kamar wanitanya hingga tersasar kedalam kamar Hanabi. Dan mendapat bogem mentah adik iparnya itu.

"Oh astaga aku pikir pencuri. Maafkan aku nii-san."

"Tidak apa-apa, sebagai gantinya tunjukkan padaku kamar Hinata dan Boruto"

"Untuk apa?" tanya Hanabi jutek.

"Menjemput mereka"

"bukankah kau menikahinya dengan sebuah perjanjian?" tanya Hanabi mulai kesal.

"Itu dulu, tapi perjanjian itu sudah kuhapus sejak lama. Bahkan sebelum aku tau Hinata hamil" Kata Naruto penuh keyakinan, "percayalah, aku tidak pernah berniat meninggalkannya"

Hanabi terus melihat Naruto. Dia tau bahwa abang iparnya tidak bercanda. Wajah Naruto tampak kuyu. Dia tidak terawat.

"Oke!" Hanabi mengalah. Berdamai adalah cara terbaik menjalin kembali hubungan yang sempat retak.

Untung saja dalam keluarga ini masih ada yang berpihak kepadanya.

"Aku penasaran, apa nii-san benar-benar mencintai Hinata-nee?"

"tentu saja. Inilah sebab kenapa aku berada disini."

"ah syukurlah aku percaya pada nii-san. Hinata bilang kalian hanya terbiasa bersama dan kau kasihan padanya" mereka berbicara sembari berjalan.

"Kasihan?" Nada Naruto tidak terima.

"karena sudah mengambil harta berharganya dan menjadikan dia ibu dari anak-anakmu. Jadi kau tidak mencintainya namun hanya ingin bertanggung jawab"

"Bodoh!"

"Ini kamarnya, aku percaya pada nii-san. Semangat!"

Dengan perlahan Naruto membuka kamar itu, berjalan menuju ranjang dimana HInata tertidur dengan damai bersama buah hatinya.

Naruto terus memandang dua wajah yang dia riidukan. Bagaimana mungkin dia tidak jatuh cinta pada gadis seperti Hinata. Dia pasti akan selalu jatuh cinta kepada gadis itu. Naruto bukan tipe lelaki yang jatuh cinta pada pandangan pertama. Jika itu terjadi pasti ia sudah sejak sekolah jatuh cinta pada Hinata. Hanya perlu memperhatikan dan mengenalnya maka kau akan jatuh cinnta padanya. Wajar jika dulu dia menganggap Hinata biasa saja sebab mereka sangat jarang berinteraksi.

Salah Hinata, Sebab seringnya Naruto merasa Hinata menghindarinya. Ya Naruto baru menyadarinya belakangan ini. Hinata bukan gadis yang sekali lihat langsung di cintai namun seringlah bergaul dengannya maka kau akan terus jatuh cinta karenanya.

"Naruto-kun?"

Usapan dipipi Hinata berhenti, Naruto tersenyum.

"Aku benar-benar mencintaimu. Tidak percayakah kau?" Hinata ingin menangis namun segera ia menggelengkan kepalanya.

"aku mencintai Naruto-kun dan itu tidak bisa berubah sampai kapanpun. Jadi kenapa cinta Narut-kun bisa berubah begitu saja?"

"Pada siapa?"

"Sakura-san?"

"Oh astagaaaaa.... Dengar, aku sangat bersyukur kau tidak pernah berpaling dariku. Aku sangat berterimaksih. Tapi percayalah bahwa aku adalah seorang laki-laki dan ketika aku memutuskan untuk menikah maka aku akan melupakan masa laluku. Ketika aku memutuskan untuk mengikatku dengan pernikahan, aku akan terus berpikir bagaimana untuk selalu menjaga gadis yang sudah kuikat bersamaku." Naruto berusaha meyakinkan istrinya.

"Aku bukanlah lelaki yang mengambil harta berharga seorang wanita tanpa ikatan yang sah, sebab begitu aku mengambilnya, dia sudah menjadi harta berhargaku." Sambung Naruto. Hinata menangis, lantas berusaha duduk diatas kasurnya. Membuat Naruto ikut duduk disamping wanitanya.

"Ketika seorang laki-laki menjadikan seorang wanita menjadi ibu dari anak-anaknya maka yakinlah bahwa laki-laki itu tidak akan melihat wanita lainnya sebab dia sudah memiliki ratu didalam rumahnya." Naruto menghapus air mata Hinata.

Dia kemudian melanjutkan, "Hinata, kau adalah segalanya bagiku. Aku memang lelaki yang bertanggung jawab dengan menjagamu dan anak kita, tapi percayalah landasan dari tanggung jawab itu bukan sekedar sebagai peran laki-laki tapi lebih kepada seorang yang mencintai, yang ingin selalu membagi cintanya. Hinata, kumohon tetaplah bersamaku menemaniku hingga di masa tuaku. Kumohon, aku benar-benar mencintaimu."

Lalu siapa yang tidak luluh dengan pidato panjang Naruto? Bahkan sejak tadi Hinata sudah menangis haru. Dan jangan lupakan orang-orang dibalik pintu sana bersorak gembira tanpa suara.

"aku mencintaimu Naruto-kun" balas Hinata.

Boruto yang sejak tadi terbangun mendengar suara ayah yang dirindukannya hanya bertepuk tangan dan kaki. Seolah ikut bersorak untuk kebahagiaan ayah dan bundanya.

AnataWhere stories live. Discover now