27 TERIAKKAN

6.6K 222 7
                                    

"MOMMY, DADDY, BANG REY YANG JELEK, HAZEL PULANG YUHUUUUUUU, CECAN DATENG OYY MANA KARPET MERAH NYA HIH? GELAR GELAR, HOLA, ADAKAH MANUSIA YANG MASIH HIDUP DI DALAM SANA? ATAU KAH SUDAH MATI SEMUA? YA AMPUN CECAN DI CUEKIN GAIS, CECAN SEDIH LOH." pekik Hazel di ambang pintu masuk nya.

"AMPUN DAH DEK LO BARU DATENG UDAH BERISIK AJA. KAPAN LO GAK AKAN TERIAK TERIAK LAGI?" jawab Rey dari arah tangga hingga ke tempat Hazel dengan keadaan muka bantal nya.

"Kalau gue dah mati!" jawab Hazel dengan nada dingin dan muka datar nya.

Rey yang melihat ekspresi Hazel yang lagi dalam kondisi tidak baik, dia jadi takut sendiri. Bahkan untuk menelan air liur nya saja susah sekali. Dan dia yang awalnya mengantuk jadi tidak mengantuk lagi.

"BUAHAHAHAHAHAHAHAHAHA, EKSPRESI LO KOCAK BET BANG." pekik Hazel sambil tertawa terbahak bahak sampai dia memegang perut nya karena saking geli nya.

"MUKA LO DAH JELEK JANGAN DI BIKIN TAMBAH JELEK DONG BANG GIMANA SIH AH" sindir Hazel dengan menunjukkan deretan gigi nya yang rapi.

Muka Rey yang awalnya tegang jadi datar sedatar datarnya triplek.

"SAYANG YUHUUU MOMMY GO HOME" pekik Mauren dari arah belakang Hazel sambil melambai lambaikan tangan nya. Dan di belakang nya ada Aiden yang membawa banyak tumpukan belanjaan.

"Nasib nasib aing di titah jadi pembokat sapoe ieu mah, untung sayang istri mun teu ku aing di santet SIA!!!" gerutu Aiden dengan menggunakan logat sunda.

"HAZEL MOM KANGEN, KAMU KENAPA JARANG PULANG KE MANSION?" pekik Mauren meskipun jarak mereka tidak jauh, dan mereka berempat masih berkumpul di pintu masuk.

"HAZEL SIBUK MOM, SOALNYA KAN YA MOM TAU SENDIRI LAH.." jawab Hazel dengan pekikan nya yang mampu membuat telinga kalian berdenyut.

"Maaf ibu, bapak, non, den, bibi cuma mau ngasih tau aja kalau berdiri di pintu itu pamali. Katanya nanti lamarannya bakalan gagal terus." sambung bik Iyem yang habis dari arah dapur.

"Oh gitu yah bi, ayuk mom, dad kita masuk!!!" ajak Hazel kepada kedua orang tuanya.

"Tapi bik kan saya sudah menikah, bagaimana lamaran saya bisa gagal?" tanya Aiden heran dengan yang di ucapkan bik Iyem. Dan bik Iyem hanya menunjukkan ekspresi bingung nya.

"Gimana ya pak jelasinnya?? Bingung saya pak" ucap bik Iyem kebingungan.

"Udah bik gausah di jelasin. Si bapak gak akan NIKAH LAGI kok. Ya kan pak?" ucap Mauren sambil melihat suaminya dengan tatapan tajamnya, dan menekankan kata nikah lagi.

Hazel dan Rey yang sudah bosen mendengarkan cekcok kedua orang tua nya di depan pintu pun langsung masuk ke dalam mansion dan memasuki kamar masing masing.

"Aduh, kok hidup gue ribet banget sih?" tanya Hazel bermonolog.

"Hidup gue bener bener rumit, anjir"

"Blum masalah kepsek, markas, perusahaan! Argggg menit aing teh nya." frustasi nya sambil menggunakan bahasa sunda di akhir kalimat. Dia menggunakan bahasa tersebut karena dia terbawa oleh teman nya yang logat nya sunda, dan asli orang sunda.

"Itu mah lo sendiri yang memperibet hidup lo!" ucap seseorang di ambang pintu kamar Hazel.

"Sejak kapan lo di sana?" heran Hazel.

"Sejak lo sibuk bermonolog tentang hidup lo yang rumit." jawab nya sambil langsung masuk ke dalam kamar Hazel sebelum di suruh.

"Lo lagi ada masalah sama Kevlar yah?" tebakan Rey tepat sasaran, tapi tebakan nya itu tidak mampu membuat ekspresi kaget yang tercipta di wajah Hazel.

"SOTOY LO KUTIL BADAK!" jawab Hazel dengan pekikan nya yang tepat sekali di telinga Rey. Dan pekikan nya membuat telinga Rey langsung berdenyut kesakitan.

"ANJIR, GUE KAGAK BUDEK KETEK MIPER!!" balas Rey tidak kalah kencangnya.

Tapi Hazel hanya diam dia tidak menjawab ucapan Rey yang tadi, yang dia lakukan hanyalah melamun.

Dia melamun bagaimana cara nya agar akar dari masalah ini cepat terselesaikan. Karena dia sudah lelah menjalani skenario ini.

Skenario yang dia ciptakan sendiri. Dengan bantuan beberapa orang terpercaya. Dan juga orang orang yang pandai.

"Dek" panggil Rey sambil menepuk pundak Hazel pelan. Tapi Hazel masih setia pada kegiatan nya.

"Dek" panggilan ke dua juga tidak mwmbuahkan hasil sama sekali.

"Dek!" panggil nya yang ke tiga kali, dan dia sudah gemes sendiri.

"BOLOT!!! ANYING!!" teriak Rey sambil pergi dari kamar Hazel dan menutup pintu nya dengan keras, hingga bisa membuat Hazel kembali ke alam nyata.

"Lah bang Rey kenapa yah? Au ah, lagi PMS kali!" batin Hazel heran dengan perilaku abang nya.

***

"WOY BANGUN NJIR DAH MALEM!!!" teriak Rey sambil menggoyang goyangkan kaki Hazel, tapi itu tidak bisa membuat Hazel terbangun dari tidur nyenyaknya.

"AYO BANGUN!!!! MAKAN MALAM!!!" pekik Rey sekali lagi sambil menepuk pipinya pelan.

"OGEB BANGUN!!!!!" teriak Rey di telinga Hazel.

Hazel yang awalnya sedang tidur nyenyak pun jadi terbangun karena ulah abang laknat nya. Dan telinga nya sekarang sakit sekali.

"Satu sama oke!" ucap Rey sambil menunjukkan muka bangsat nya.

"Anjir bang, gue aduin ke mom nih!?!?!?" ancam Hazel sambil menatap sang tersangka dengan tatapan tajam nya. Dan laknatnya abang nya langsung pergi setelah berhasil membangunkan Hazel dengan cara yang benar benar tidak patut di contoh.

"Sialan, BANG REYY gue aduin ke mom nin klo di hp lo banyak koleksi blue film!?!?!?!" batin Hazel berteriak.

Setelah kesadarannya sudah kembali, Hazel pergi ke kamar mandi untuk mencuci mukanya. Setelah selesai mencuci muka dia langsung ke bawah, lebih tepatnya di ruang makan.

"Bang Rey bangunin kamu nya lembut kan sayang?" tanya Mauren sambil melihat ke Hazel dengan pandangan yang teduh.

"TADI BANG AWW..." ucapan Hazel di gantikan ringisan kesakitan karena kakinya di injek oleh Rey dengan kencang.

"Tadi bang apa El?" tanya Mauren penasaran. Tapi dijawab gelengan oleh Hazel.

"BANGSAT KAU!?!?!?!" ucap Hazel tidak ada suara, hanya gerak mulutnya saja. Tapi di jawab dengan di angkat nya kedua bahu nya oleh Rey.

"Mom gimana mau lembut banguninnya, kalau bang Rey nya sendiri bangunin aku nya dengan cara teriak pas banget di telinga aku, kan bisa bikin telinga jadi budek, bolot dan yang lain. DASAR BANG REY LAKNAT, BANG REY JELEK, BANG REY BAU, BANG REY KOTOR." gerutu Hazel di dalam batinnya sambil menghentak hentakkan kakinya ke bawah, meskipun dia sedang duduk di kursi dan di depan dia ada meja, itu tetap tidak bisa menghalangi nya untuk menyalurkan kekesalannya pada lantai yang tidak punya salah padanya sedikit pun. 
_______________________________


Yuhuuu cecan come back sorry pas minggu kemarin telat up biasa sibuk di dunia kenyataan yap.

Seperti biasa jangan lupa Vommen nya sebanyak banyak nya.

Maaf jika di part ini lebih pendek gais, i'm so sorry okey🙏:)

Dan itu aja lah untuk sekarang, dah malem juga.

Gracias❤❤






Salam penulis
Asya❤


The Fake NerdWhere stories live. Discover now