8.Bahaya Mendekat

3.7K 206 21
                                    

     "Siapa yang dekat,dia incaran."

    
              *BagaSyara=

              =BAGASYARA=

  
      "Kita bahas."ujaran Bagas membuat semua anggota Nakril diam.

     "Ghekmar dan gengnya, jadiin Syara incaran."ucap Farik to the point.

     "Gue tau itu."kata Bagas."Ucapan Ghekmar saat disini, sangat mengarah pada saat ini."Jelas bagas

     "Gue pikir perlahan Ghekmar akan menyulik Syara."kata Marco menambah.

    "Ya! Dan oleh karna itu gue harus selalu siap menjaga dia."kata Bagas

     "Dan kita juga bakalan jagain dia."kata Bara

     Sekian menit mereka semua diam dengan pikiran yang sama. Bagas menghela nafas dan berujar yang membuat anggotanya memandangnya.

   "Dan bagi kita yang saling punya gebetan. Gue saranin jaga, karna hanya bukan cewek gua yang bakal jadi incaran mereka."Bagas menarik napas dalam."Saling jaga, membuat kita kuat."

   
    "Gue setuju ama lo."kata Bara

    Nanta mendengus."Yah lo setuju, secarakan lo punya cewek."sindirnya sengaja memecah keseriusan.

     "Kayak lo nggak aja."balas Bara

    Nanta menyengir lebar membalas perkataan Bara. Memang sih dia punya pacar, tapi tidak pernah mau dibawa ke markas Nakril! Jawabannya kalau diyltanya, Yah nanti pada naksir temen-temennya.

    "Gue mah Bos, tenang aja."ucap Mico

    Bagas mengernyitkan dahinya." Kenapa?"

    "Gue nggak ada pacar,hehe."lanjut Mico

      Semua anggota Nakril memandang Mico,terkecuali Bagas, Farik dan Marco.Perlahan tapi pasti, mereka berteriak.Dengan arahan siapa lagi kalau bukan Arkan, Si Tukang Bully.

    " NAJIS! PACAR GONTA-GANTI TIAP HARI, KAGAK MAU NGAKU. ANJING LO!"

    Mico menutup telinganya seraya memuengir lebar. Sedangkan Bagas, Farik dan Marco hanya bisa menggelengkan kepala. Pemandangan ini sudah sering mereka tonton. Terlebih  lagi Bagas.

    Mempunyai sahabat yang begitu pandai bergaul sangat membuat Bagas senang. Semua anggotanya kadangkala sering berbagi cerita tentang hidup. Namun lain halnya dengan Farik, dia sama sekali tak mau memperlihatkan sisi kelamnya kepada siapapun, terkecuali dirinya. Farik juga  terkadang sering bertukar cerita dengannya.Bagas mengetahui apa yang semua terjadi dalam hidup para anggotanya.

   Namun Bagas hanya dapat memberikan semangat. Karna hanya itu yang ia bisa lakukan. Bagas terkadang berpikir, Dia saja belum bisa menyelesaikan masalahnya, apalagi jika ia harus mencampuri urusan orang lain? Bukannya itu juga tidak baik?

    Akan tetapi juga Bagas sering diminta bantuan oleh sahabatnya, dan juga mereka sering bertanya apa dirinya mempunyai masalah? Namun Bagas hanya menanggapi dengan senyuman.

    Bagas berbeda, ia tidak mau memperlihatkan kekacauannya pada para sahabatnya. Bagas mempunyai alasan tentang itu, dirinya hanya tidak mau melibatkan orang lain dalam masalahnya? Itu saja!

   Sepersekian menit, Bagas hanya menatap kosong anggotanya yang sedang tertawa dengan berbagai hal memenuhi pikirannya. Hingga sebuah tangan merangkul bahunya dari kanan dan kiri. Siapa lagi pemilik tangan itu jika bukan wakil dan otak gengnya. Farik dan Marco

    "Kita semua selalu bersama. Lo butuh teman cerita kita semua siap mendengarkan."ucap Marco dengan merangkul bahu kiri Bagas.

     "Berbagi cerita, beban lebih ringan."kata Farik dengan rangkulan di bahu kanan Bagas.

BAGASYARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang