Larisaa Vega merasa hidupnya sudah sempurna-tak bercacat penuh dengan kebahagiaan. Apapun jalan hidupnya, selalu sesuai dengan harapannya. Keluarga, sahabat, romantisme dan prestasi.
Rasa-rasanya keluh kesah tak akan pernah keluar dari mulutnya. Pag...
Look into my eyes You will see What you mean to me Search your heart Search your soul And when you find me there You'll search no more
Happy reading☺ Hope you like it☺ Vote and comments☺
"Mana emang cogannya?" tanya Larissa.
"Dimana ya? Tadi masih di deket sini...hmmm..." Elara bergumam sambil memantau sekeliling mereka.
"Itu dia! Disana!" tunjuk Elara.
Dan seketika itu juga, Larissa menahan nafasnya.
^^^
Yang dimaksud oleh Elara ternyata adalah Antariksa. Elara tak salah dalam menilai seorang cowok. Antariksanya memang semenarik itu.
Sadar ada yang memperhatikannya, Antariksa menoleh-menatap Larissa. Lalu tersenyum tipis-baiklah, sangat tipis sebelum pergi bersama temannya yang lain-yang Antariksa bilang bernama Cakrawala.
"Aaaa...senyum tipis aja udah ganteng banget...apalagi senyum pepsodent...udah kayak Dewa Zeus..." Elara heboh sendiri.
"Dasar jomblo!" cibir Larissa.
"Walaupun gue jomblo ya Laa tapi ada seorang lelaki yang peduli banget sama gue..."
"Iya...iya...gue juga tau siapa."
"Siapa? Gue pernah cerita ya?"
"Papa lo"
^^^
"Ini sekolahnya besar banget ya Laa...pasti gue betah sekolah disini." Elara mengagumi interior sekolah barunya. Dan tersenyum kepada setiap orang yang mereka jumpai. Tak jarang orang memandang mereka aneh karena ulah Elara yang tersenyum berlebihan.
Sedangkan Larissa hanya diam terus berjalan. Telinganya penuh dengan ocehan Elara. Larissa heran darimana Elara mendapat keahlian yang satu itu. Padahal tante Miranda tak secerewet Elara.
Drtttrtt...
Ponsel di saku Larissa bergetar tanda ada pesan masuk. Ternyata Antariksa. Larissa tersenyum membacanya. Dengan lincah jari jarinya membalas. Walaupun terkesan alay, Larissa tak peduli.
¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
Antariksa memang selalu perhatian padanya. Walaupun hanya perhatian kecil, Larissa merasa berarti.
"Ayo...jangan ngoceh mulu...masih pagi..." Larissa menyeret Elara menuju lift yang sedikit ramai.