fragment 3

58 3 1
                                    

Pernah di suatu hari, ketika aku sedang fokus mendengarkan The 1975, tiba-tiba seseorang mengusak lembut pucuk rambutku.

"Oh! Kak Jo! Kau mengejutkanku" protesku sambil membenarkan tatanan rambutku yang sebenarnya masih baik-baik saja.

Harus ku akui, aku memang tidak membenci caranya membelai rambutku, tapi entah mengapa aku selalu memilih berpura-pura kesal tiap kali ia melakukannya.

"Sedang apa?"

Wanita tampan itu duduk tepat di hadapanku dan tanpa permisi jemarinya bergerak cekatan menyelipkan rambutku ke belakang telinga untuk kemudian merebut headset yang sedari tadi bertengger di tempatnya.

Semula aku ingin kembali protes, tapi sayang, tatapan mata jahilnya ketika mencuri dengar lagu yang sedang kuputar, terasa sedikit melemahkanku.

"Hm? Lagu macam apa ini?"

"Itu...lagu kesukaanku"

"Benarkah? Lalu mengapa muncul kerutan di keningmu ketika kau mendengarkannya, hm?"

((Hhh susah sekali rasanya menyembunyikan sesuatu dari wanita androgini yang satu ini.))

"Um.. sebenarnya, aku sedang mencoba salah satu cara yang kau sarankan tempo hari"

"Saran?"

Kerutan di keningku kini berpindah ke keningnya. Kelihatannya ia sedang berpikir maksud dari perkataanku.

"Aah~ apa itu tentang cara mencintai kekasih yang tak kau cintai 101 oleh Amber Liu Josephine?"

Aku dibuat terkekeh atas jawabannya. Dan sebagai respon, aku memilih untuk mengangguk kecil.

"Jadi, kau mulai dengan mendengarkan lagu-lagu kesukaannya, hm?"

((Hhhh sejak pertama mengenalnya, aku memang selalu tau bahwa dia seorang jenius))

Wanita yang pikirannya mudah ditebak sepertiku memang tak perlu memberikan jawaban apapun atas segala pertanyaannya. Karena dia akan langsung tau.

"Kutebak, ini sudah lagu kesekian dari sekian banyak albumnya namun kau masih belum mengerti bagaimana dia bisa menyukai musik-musik membosankan seperti ini, apa aku salah?"

((Benar kan? Kupikir.. dia pastilah seorang dewa di kehidupan sebelumnya))

"Hhh sudahlah jangan membuang waktumu" katanya lirih sambil menarik kabel headset hingga keduanya terlepas dari telinga kami.

"Mendengarkan musik memang menyenangkan, tapi lain halnya jika musik itu tidak sesuai dengan seleramu. Kau tau? Itu hanya akan membuatmu stres"

((Sepertinya aku benar-benar tidak perlu bicara lagi, karena semua yang kurasakan telah ia katakan seluruhnya))

"Sebagai ganti atas usaha kerasmu menyukai lagu-lagu kesukaan kekasihmu, mengapa kita tidak mencoba membuat lagu yang kau sukai saja?"

Aku tersenyum atas pemikiran instannya yang selalu di luar dugaan.

"Aku tau kau seorang penulis lagu yang cukup jenius, tapi apakah kau yakin dapat memuaskan telingaku?"

He Is She • Amber LiuWhere stories live. Discover now