Bab 1

166 33 49
                                    

Panas pagi begitu terik hingga membuat siswa-siswi SMA Garuda menggeliat kepanasan di tengah barisan saat melangsungkan upacara bendera. Banyak yang tidak tahan dan bahkan pingsan. Entahlah, Senin hari ini tidak seperti biasanya, panas begitu menyengat seolah membakar kulit manusia yang terkena cahayanya.

Setelah semua murid bubar karna upacara sudah selesai, mata Yara tidak sedikitpun melihat kehadiran Aksa. Merasa sudah hafal, Yara tidak terlalu khawatir, karna temannya satu itu pasti terlambat. Tidak heran karna Aksa memang seperti itu dari dulu.

Yara berjalan melewati koridor hingga akhirnya masuk ke dalam kelasnya, saat ia berjalan menyusuri lorong demi lorong, setiap pasang mata menatapnya tidak suka. Yara memang menjadi korban pembuli-an di sekolah, terlebih lagi jika Aksa tidak masuk sekolah, semua anak serasa merdeka karna bisa membuli Yara habis-habisan. Bedanya, mereka takut kepada Aksa, dan Aksa tidak tinggal diam kalau ada seorangpun yang berani mengganggu Yara.

"Eh cupu, kerjain tugas gue!" Perintah seseorang mentah-mentah. Padahal Yara baru saja duduk di kursinya dan ingin mengambil buku pelajaran, tapi dia sudah mendapatkan semprotan duluan.

"Memangnya kamu gak bisa ngerjain sendiri?" Tanya Yara tanpa menatap seseorang itu.

"Mulai berani sama gue?" Teriak Kevlar sambil menggebrak meja, dan spontan seisi kelas menatapnya.

"Yaudah Ke, siniin buku kamu" tanpa berani melihat, Yara mengambil buku yang ada di tangan Kevlar.

Ya, cowok itu bernama Kevlar Arsalan Liandra, tidak ada seorangpun yang berani melawannya. Walaupun masih kelas X, tapi Kevlar memiliki the king yang diatas darinya, rata-rata dari teman Kevlar adalah kakel nakal yang tidak jauh-jauh sifatnya dari Kevlar.

Yara besumpah serapah dalam hati, ia memohon agar Aksa cepat datang. Tangannya bergetar sambil memegang bolpoin dan menuliskan rumus demi rumus di buku Kevlar. Keringat dingin perlahan keluar. Sumpah demi apapun Yara benar-benar takut dengan cowok itu. Jika cewek lain akan tergila-gila dengan wajahnya yang tampan, rahang tegas, alis tebal dan hidup mancungnya, tapi Yara tidak, justru ia takut melihat Kevlar.

"Berhenti sekarang juga!" Teriak seseorang dari ambang pintu, seisi kelas menatap ke arah pintu lalu bergidik ngeri melihar wajah Aksa merah padam. Sudah dapat di tebak, Aksa marah besar saat ini.

"Gue ga ngapa-ngapain cewe lo kok, santai" balas Kevlar menatap Aksa dengan wajah datarnya. Sangat memuakan pikir Aksa.

"Berapa kali sih gue bilang ke elo?. Jangan pernah gangguin Yara!" Aksa berjalan mendekat dan mengambil buku Kevlar yang masih ada di tangan Yara. Tanpa perizinan, Aksa langsung merebut buku itu dari tangan Yara dan melemparkannya ke arah Kevlar. "Lo punya tangan kan?, Pergunakan dengan baik" tukas Aksa sambil memperlihatkan seringaian kecil di bibirnya.

"Pengen main kasar lo sama gue?"

"Apapun demi Yara, gue bakal lakuin. Sekalipun itu tentang nyawa gue" Aksa menantang, ia tak gentar sedikitpun melihat Kevlar. Walau ia tau Kevlar orang yang sangat di takuti satu sekolah, Aksa tidak takut sedikitpun dengan lelaki itu. Baginya, ketenangan Yara jauh lebih penting.

"Anjing" Kevlar mengumpat, tentu saja dia tidak terima ada orang yang berani menantangnya, jika memang ada, baku hantam lah ujungnya.

"Stoop-stoop, udah ya Aksa, aku gak apa-apa kok, Kevlar juga gak ngapa-ngapain tadi, dia cuma nyuruh aku buat nulisin tugasnya yang belum selesai, udah itu aja" Yara berusaha melerai, dia tidak ingin lagi ada pertikaian di antara Kevlar dan Aksa yang melibatkan dirinya.

"Gak bisa gitu Ra, aku gak terima kamu diginiin, apa lagi sama cowok brengsek kayak dia" Aksa menunjuk Kevlar, sungguh Aksa membenci lelaki itu.

"Gue brengsek? Sadar diri bangsat" lagi-lagi Kevlar mengumpat, ingin sekali rasanya ia menghantam lelaki yang sok jagoan itu. Tetapi selalu di halangi gadis cupu itu.

BIMBANGOnde histórias criam vida. Descubra agora